"Yaampun, La. Kenapa lo nggak bilang sih kalo lo suka sama Pak Surya?" Keluh Lia saat pertama kali mendengar pengakuan Lala.
Hari ini Lala tidak ke kampus karena memang tidak ada jadwal. Lia baru saja menyelesaikan kelas dan menghubungi Lala untuk menumpang foto endorse di rumah keluarga Samudra dibantu oleh Jafni. Ketika dihubungi, suara Lala sangat parau seperti baru bangun tidur. Ternyata gadis itu menghabiskan waktunya untuk menangis.
Lala masih membenam wajahnya dibalik bantal, tak semangat untuk menjalani hari. Sedangkan Lia sudah membuka kopernya yang berisi baju dan setrika. Hari ini ia akan photoshoot baju dari beberapa brand.
Hari ini Lala membuat sebuah pengakuan kepada Lia. Ia sudah tidak sanggup membendung patah hatinya sendirian. Lala menceritakan dari mulai bertemu di ruang administrasi sampai ke tragedi di bioskop kemarin.
"Gue harus gimana, Li? Kalo ceweknya itu Kak Devi jelas gue kalah saing." Ucap Lala tak percaya diri.
Meski tangannya cekatan menyetrika baju, Lia tetap merespon sahabatnya yang masih bingung. Kalau tahu dari kemarin kondisi Lala akan begini, Lia tidak akan membiarkannya.
"Lo kagum atau cinta, sih?" Pertanyaan Lia membuat Lala menutup telinganya. "Lo belum tau jelas Pak Surya itu gimana, La. Menurut gue lo masih dalam tahap kagum."
Benar juga. Lala belum tahu sifat asli dari seorang Surya. Apakah dia seorang yang suka main kasar ketika emosi atau seorang yang posesif? Mungkin kesan Surya di depan mata Lala selalu baik karena setiap orang pasti ingin memberikan first impression yang baik.
"Lagian lo belum tahu kan Kak Devi itu pacarnya atau bukan." Lia mencoba menenangkan temannya yang gusar. "Setau gue, Pak Surya dan Kak Devi sama-sama lanjut S2 sambil jadi asisten dosen."
Bukannya merasa terhibur, Lala malah kembali ciut. Dari strata pendidikan dan pekerjaan pun mereka sangat serasi. Belum lagi dengan Surya yang memiliki wajah tampan dan Devi yang memiliki wajah cantik.
"Lo bisa bayangin nggak sih anak mereka? Pasti goodlooking ditambah pinter banget." Lala mulai ngawur dengan obrolannya.
Tok.. Tok.. Tok..
Suara pintu kamar Lala menghentikan obrolan mereka. Di luar ada seseorang yang menunggu mereka. Entah itu Jafni yang menunggu Lia untuk pemotretan atau Brian yang meminta cemilan. Tapi sudah beberapa jam Brian mengurung diri di kamarnya. Mungkin karena pria itu patah hati juga."Lia udah selesai belum?" Tanya Jafni di luar sana.
"Tuh kan, buaya lo nungguin." Ejek Lala di sela-sela kesedihannya. "Masuk aja, Bang."
Mendengar perintah masuk, Jafni membuka pintunya. Pria itu mendapati Lia yang masih menyetrika dan Lala yang berbaling lemas. Bagaimana tidak lemas, mendapati orang yang disukanya jalan dengan gadis lain setelah menikmati film dengan Lala merupakan hal yang menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasal Surya | DAY6
RomanceBaru pertama kali dalam seumur hidup Lala menyesal untuk menjadi seorang mahasiswa yang rajin. Pasalnya, Lala jatuh cinta kepada asisten dosen baru yang menggantikan Pak Jainudin selama sibuk menjadi dekan. Asisten dosen itu bernama Surya, dan meng...