# Goa Pindul

392 62 3
                                    

Perjalanan ke Gunung Kidul terasa begitu lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan ke Gunung Kidul terasa begitu lama. Di samping jarak hotel dan Gunung Kidul terbilang jauh, Lala tidak begitu menikmatinya. Ia harus meluruskan pandangan saking tak mau melihat pria yang duduk di deretan kursi yang berada di sampingnya. Pria itu adalah Davin, orang yang membuat masalah dengannya kemarin malam.

Tidak ada pesan permintaan maaf, bahkan mereka saling tidak bertegur sapa sama sekali. Padahal ketika sarapan, Lala dan Davin berada di meja yang sama. Wildan dan Lia yang mengerti dibuat kikuk. Beberapa kali mereka mencoba mencairkan suasana namun nihil. Baik Davin ataupun Lala tetap tidak mau saling berbicara.

Di dalam bus, bantal leher Lala sempat jatuh ke sisi yang ia haramkan. Bantal itu jatuh ke jalur pemisah antara kursinya dan Davin. Lala meraba-raba permukaan bus, bukan bantalnya yang ia dapatkan melainkan sebuah tangan yang ia sentuh. Lala memiringkan kepalanya untuk melihat, sejujurnya ia sudah bisa menebak siapa pemilik tangan tersebut. Namun hatinya bergerak untuk memastikan. Ternyata benar, itu adalah tangan Davin.

Yang membuat Lala tambah kesal, Iyo melihat hal tersebut. Ia langsung mengolok Lala dan Davin tanpa mengetahui keduanya sedang perang dingin. Bak sebuah domino, olokan Iyo menular ke anggota garda belakang yang lain membuat bus ricuh akan kejadian tersebut.

"ADUH, KAYAK DRAMA KOREA,YA!" Komentar Jaka gemas akan hubungan Davin dan Lala.

Januar menambahkan, "KAPAN JADIAN, SIH? NGGAK BOSEN PDKT MULU?!"

Malik dengan lantang menyudutkan Davin, "DIAJAK LOMBA DEBAT PASAL AJA JAGO, GILIRAN NEMBAK CEWEK DIA NGGAK BISA!"

Davin mengabaikan umpatan yang diarahkan kepadanya. Ia membantu Lala mengambil bantal lehernya dan menyerahkannya secara kasar. Davin memalingkan wajah sehingga tak melihat tatapan jengkel dari Lala. Ia sengaja tak mau mempunyai kontak mata kepada orang yang beberapa kali mendorong bahunya kemarin malam.

Akhirnya mereka sampai di Gunung Kidul. Destinasi KKL Fakultas Hukum sekarang adalah Goa Pindul. Dimana tempat wisata tersebut terkenal sebagai gua dengan aliran sungai dibawahnya. Bagi orang yang menyukai berkelana sambil menikmati alam, mungkin tempat wisata ini terbilang seru. Tapi bagi orang yang lebih suka rebahan sambil menikmati Netflix seperti Lala, tempat wisata ini tidak terlalu menarik untuknya.

Para mahasiswa dibagi menjadi beberapa tim untuk menikmati keindahan Goa Pindul. Lala sudah mewanti-wanti untuk tidak satu tim dengan Davin kepada Lia. Namun sial, bagi Lia ketampanan Wildan mengalahkan persahabatannya dengan Lala. Otomatis jika sekelompok dengan Wildan, buntutnya akan turut serta.

Sang pemandu memandang kearah tim mereka, "aduh ini jangan hanya berempat. Coba satu lagi laki-laki yang badannya agak gede gabung. Nanti kasian mereka hanyut. Alirannya agak deras."

Lala memutar bola mata, ia tak sabar menyelesaikan wisata di Goa Pindul. Awalnya ia berniat tidak ikut, namun Bu Nunik menegurnya karena semua tiket sudah dibayarkan dan sayang jika dilewatkan. Akhirnya Lala menurut dan terjebak dalam sebuah lingkaran tim yang hanya dua dari empat merasa tak sabar menikmati wisata yang disediakan. Tak heran jika Davin merasa malas, sepertinya untuk beranjak dari tempat duduknya ia selalu merasa malas.

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang