Special Part : Bertemu Wildan

398 61 19
                                    

Lala menyiapkan dirinya untuk pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lala menyiapkan dirinya untuk pergi. Segala macam barang yang sekiranya penting, ia masukan ke dalam tas kecilnya. Dari mulai obat asma, kartu pengenal hingga kartu ATM. 

Saat tengah mempersiapkan segalanya, suara mengeluh terdengar dari ponselnya. Dalam keadaan speaker menyala, Lala terhubung dengan seseorang melalui jaringan telfon. Meski sedang terburu-buru, atensinya tetap difokuskan kepada seseorang diujung sana. 

"Kenapa harus jalan sama Wildan, sih? Serius, La? Sahabat gue?"

Lala terkekeh mendengar keluhan tersebut. Matanya melirik ke arah foto profil sang penelfon yang terpajang di layarnya. "Lo masa cemburu, Vin?"

Terdengar sang penelfon ㅡyang ternyata adalah Davinㅡ menghembuskan nafas kesal. "Ya, masa gue nggak cemburu?"

"Protektif banget." Cibir Lala. "Masa sih setelah apa yang lo lakuin kemarin masih ketakutan gue direbut?"

Yang di ujung sana langsung terdiam mendengar perkataan Lala. Setelah satu tahun memutuskan untuk pacaran, Davin yang Lala kenal sebagai pria dingin dan menyebalkan berubah menjadi pria manja nan protektif. Untungnya pria itu hanya menunjukan sifat seperti itu kepada Lala. Di dunia luar, Davin tetap menjadi pria dingin dan ditakuti. 

"Udah ya, Vin. Gue mau berangkat dulu. Wildan udah depan rumah." Pamit Lala. 

Davin bukannya mempersilahkan, malah merajuk. "Gatau ah, gue kesel sama lo."

Lala tersenyum membayangkan Davin yang ia duga sedang memanyunkan bibirnya. "Love you, Sayang."

"AH KENAPA, SIH?!" Davin mulai tidak stabil dengan gerakan 'ngambek-nya'. "Kalo lo bilang kayak gitu biar gue nggak ngambek, lo berhasil. LOVE YOU TOO SAYANG!!"

Di luar, Wildan sudah menyambut Lala dari mobil. Tanpa basa-basi, mereka langsung melesat ke restoran pizza yang berada dekat dengan rumah Lala. Pada awalnya Lala berniat untuk bertemu dengan Wildan langsung di tempat. Wildan menolak dan meminta Lala untuk bersedia dijemput. Wildan tidak tega bilamana membiarkan seorang gadis pergi sendiri. Meski banyak kejadian menimpa mereka, Wildan tetap menjadi seorang pria yang gentle.

"Si Davin nggak ngomel lo pergi sama gue?" Tanya Wildan sambil menyomot pizza yang sudah dihidangkan. 

"Lo kayak nggak tau, Davin aja?" Lala menanggapi dengan menaikan sebelah alisnya. "Ya, ngomel, lah. Takut lo nikung mungkin?"

Wildan mendadak tersedak mendengar apa yang Lala ucapkan. Lala langsung memberikan minum kepada Wildan. Untuk apa tersedak? Karena pemikiran tikung menikung? 

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang