# Empat Tahun Kemudian

648 76 78
                                    

Surya berlari bersama beberapa suster dengan mendorong ranjang rumah sakit menuju sebuah ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Surya berlari bersama beberapa suster dengan mendorong ranjang rumah sakit menuju sebuah ruangan. Di atas ranjang tersebut ada Lala yang menahan sakit sekaligus mengeluarkan darah di kedua sela kakinya. Lala menangis dan mengatakan hal yang tidak karuan. Kesadarannya setengah menghilang akibat pendarahan tersebut.

"Takut.." Ucap Lala di sela-sela racauannya.

Surya yang masih membantu para suster mendorong ranjang tersebut, mencoba menenangkan Lala. "Nggak usah takut. Nggak akan terjadi apa-apa."

Hingga pada akhirnya Lala dimasukan kedalam ruangan operasi. Surya tidak diizinkan untuk ikut. Seorang dokter menghampirinya dan menanyakan apa yang terjadi. Sejujurnya pikiran Surya ikut tak karuan namun ia mencoba tenang menjelaskan kepada sang dokter.

"Tadi dia hampir terpeleset ketika selesai ngajar, untungnya saya dengan segera menahan tubuhnya. Tapi tiba-tiba saja pendarahan." Jelas Surya sebisanya karena kecemasan terlalu mengendalikan pikirannya.

Dokter memahami seraya langsung mencatat penjelasan dari Surya. "HPL-nya kapan?"

Surya mengerutkan kening. "HPL?"

"Hari Prakiraan Lahir."

Baru mau menjawab pertanyaan sang dokter, Surya tiba-tiba ditinggalkan begitu saja karena suster yang menangani Lala tadi memanggil dokter tersebut.

Tubuh Surya lemas, ia bersandar ke tembok terdekat dan merosot begitu saja. Lala sedang hamil besar. Usia kandungannya menuju sembilan bulan. Lala hampir terpeleset sebelum Surya segera menahan Lala agar tidak terjatuh. Jika Surya kurang gesit sedetik saja, mungkin Lala atau kandungannya tidak bisa di selamatkan.

Ini adalah kali pertama Surya mendampingi seseorang melahirkan. Ia bingung dengan kegelisahan yang dialaminya. Baginya, proses melahirkan merupakan jurang antara kehidupan baru dan kematian. Maka dari itu sedari tadi ia tak dapat tenang. Untungnya Surya masih bisa fokus menyetir dan membawa Lala kemari dengan secepat mungkin.

Ponsel Surya tiba-tiba bergetar. Ia merogoh ponsel tersebut dari sakunya. Brian menelfonnya.

"Bro, dimana?"

Surya menjauhkan telinganya dari ponsel dan merasa ada sebuah kejanggalan. Entah karena kerasionalannya menghilang, atau ia merasa bahwa ada suara Brian yang nyata di sekitarnya. Surya menggerilyakan pandangan dan mendapati Brian dengan seorang wanita sedang linglung mencari ruangan.

"Oi!""Panggil Surya kepada Brian.

Pandangan Brian menangkap kehadiran Surya yang sedang berjongkok di depan ruang operasi. Ia dan wanita yang datang bersamanya segera menghampiri mereka. Sekarang bukan hanya Surya sendirian, tetapi ada dua orang lain yang cemas mengkhawatirkan kondisi Lala dan calon bayi.

"Gimana?" Brian bertanya kepada Surya yang masih kalut.

"Lala pendarahan, Bri."

"Bukannya udah sempet lo tangkep?" Brian menambah kepanikan di antara mereka.

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang