'Kapal pecah' adalah istilah yang sering dipakai oleh kaum ibu-ibu untuk menghardik kamar anak gadis yang tidak rapi. Hari ini, ibu dari keluarga Samudra mengomel dan setengah berteriak akibat ulah anak gadisnya. Satu jam sebelum anak gadisnya bangun, keadaan kamar itu masih bersih dan rapi.
"DEK! MAMA GAMAU TAU KAMARMU HARUS DIBERESKAN SEKARANG!!"
Wanita yang menjuluki dirinya sendiri dengan sebutan 'mama' akhirnya pasrah dengan pemandangan yang ia lihat. 30 menit mengomel tiada henti, tak membuat sang pelaku meminta maaf bahkan membereskannya.
Entah apa yang dipikirkan putri bungsu keluarga Samudra, baju yang semula tertata rapi di lemari berserakan begitu saja di tempat tidur. Belum lagi handuk basah bekas keramas yang ia taruh diatasnya. Satu hal yang gadis itu pikirkan, ia buru-buru dan ia bingung harus berpenampilan seperti apa.
"YAUDAH MAMA TAU BERES AJA!!" Sahut sang biang kerok dari kamarnya.
Lala bukan terbilang orang yang jorok, namun ia tidak bisa mengontrol tindakannya ketika panik. Padahal sedari malam ia sudah mendambakan hari ini sampai tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Ketika hari itu tiba, Lala mengawalinya dengan terlambat bangun. Meski kelas mulai 3 jam lagi, banyak kegiatan yang harus ia lakukan terlebih dahulu. Seperti membaca materi yang sudah ia curi dari silabus, mencatok rambut, memilih baju yang pas, hingga melatih cara tertawanya agar terlihat anggun.
"La, lo punya.. ARGHHHH"
"Eh, awas!"
Brian yang baru saja 'mencoba' memasuki kamar adiknya untuk meminta peniti, malah terkena 'ranjau'. Telapak kakinya melepuh akibat tak sengaja menginjak catokan rambut dalam keadaan panas tergeletak di lantai.
Lala sudah mencoba memberitahunya, namun semuanya terlambat. Ia baru mau memperingati ketika kaki Brian sudah menginjak catokan tersebut.
"Gue bilang kan awas, Bang."
Brian tidak mempedulikan perkataan Lala yang bisa memancing pertengkaran. Ia lebih memilih mengecek kakinya. Ada luka bakar ringan di sela telapak kakinya.
"Lo kenapa, sih Dek?" Brian merasa ada yang tidak beres dengan adiknya. "Ribet lo mau ke kampus nyaingin kalo ke kondangan, tau nggak."
Puk.. Puk.. Puk..
Tak mendengar jawaban, Brian mengangkat kepala untuk melihat apa yang sedang Lala lakukan. Gadis itu dengan telaten menepuk-nepuk wajahnya dengan sebuah benda yang ternyata bernama puff cushion. Sebenarnya, jika dideskripsikan, Lala bukan menepuk-nepuk wajah, tetapi lebih tepatnya menampar-nampar wajah sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasal Surya | DAY6
RomansaBaru pertama kali dalam seumur hidup Lala menyesal untuk menjadi seorang mahasiswa yang rajin. Pasalnya, Lala jatuh cinta kepada asisten dosen baru yang menggantikan Pak Jainudin selama sibuk menjadi dekan. Asisten dosen itu bernama Surya, dan meng...