Volume 08 - Bab 09

254 5 2
                                    

Volume 08 - Hari yang Damai

Bab 09 - Dengan Irine

Hari-hari ini agak sibuk dengan persiapan kami untuk misi dan pesta teh, tapi tentu saja, kami tidak sibuk dari fajar hingga senja.

Berbeda dengan kekacauan yang terjadi di siang hari, keributan mereda ketika malam tiba. Beberapa hari berlalu dengan mengikuti rutinitas ini.

Namun, semakin dekat misi tersebut, semakin banyak ketegangan yang kami rasakan. Faktanya, dengan udara yang kami miliki saat ini, sangat padat sehingga cukup untuk dipotong seperti mentega.

Itu sebagian besar terjadi pada Irene, di mana semua tanggung jawab jatuh padanya. Dia sepertinya terlalu memaksakan diri beberapa hari terakhir ini.

Karena aku khawatir tentang dia, aku mengunjungi kamarnya.

「Tomo?」

Irene melihatku di dekat pintu. Dia menyambut dan menyuruh ku duduk di tempat tidur, lalu dia duduk di sebelah nya.

Bahkan tanpa menyentuhnya, aku bisa merasakan sedikit kehangatan tubuhnya hanya dengan berada di sisinya.

「Kenapa kamu datang kesini? Pada larut malam begini.」

「Aku bertanya-tanya apakah akhir-akhir ini kamu terlalu memaksakan diri.」

Aku meletakkan telapak tanganku di samping Irene saat aku berbicara.

「Kamu sangat manis, Tomo.」

「Aku hanya khawatir.」

Ketika aku mengatakan apa yang sebenarnya di maksudkan, ekspresinya melembut. Tapi itu hanya sesaat, karena dia dengan cepat menenangkan diri setelahnya.

「Terima kasih. Tapi ini saat kritis bagi kita. Kita harus melakukan segalanya untuk sukses dan mendapatkan kota ini pengakuan yang layak.」

「Aku juga merasakan hal yang sama.」

Aky mengangguk dengan penekanan.

「Itu sebabnya aku harus bekerja keras.」

「Tapi……」

Aku dengan hati-hati memilih kata-kata, memegang tangannya dengan lembut sebelum dia terlalu marah.

「Mencoba yang terbaik itu penting, tetapi jika kamu selalu melakukan itu, pada akhirnya kamu akan gagal. Santai saja. Daripada melakukan semuanya sekaligus, akan lebih efisien jika melakukannya satu per satu.」

「Ya kamu benar.」

Irene mengangguk padaku, tapi kurasa itu tidak mudah.

Aku bisa merasakan ketegangan di tangannya saat dia mencengkeram punggungku. Penonton dengan ratu dan pihak lain adalah kesepakatan satu kali. Jika tidak berjalan dengan baik di sana, tidak ada waktu berikutnya.

Tidak mungkin untuk tidak gugup. Faktanya, aku juga takut.

Tetapi alih-alih memperkuat tekad dan semangatnya, lebih baik sesekali memikatnya dengan cara yang lebih lembut - yang akan beresonansi di hatinya.

Reversed Paralled World Messiah (Bahasa Indonesia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang