Bad Girl 4

13 4 2
                                    


Mereka sampai di cafe dengan sumringah, terutama al.

"Anjaayy cafe bokap lo bagus bangeet, instagramable!" Kata al sembari menghampiri meja bundar dan diikuti teman-temannya.

"Biasa aja kalii, norak bat lu" Sahut qiky yang hanya di balas decakan dari al.

Mereka ber-4 duduk di meja bundar yang sama dan memesan minuman tak lupa dengan makanannya.

"Eh iya, gue mau lanjutin cerita gue yang tadi di kantin nih"kata cia

" Gimana tuh?" Sahut adis.

Jadi tadi ceritanya gue mau ke wc kan, eh gue liat allan tuh, gue penasaran, ya gue ikutin aja, ehh ternyata dia masuk ke ruang musik. Dan kebetulan lagi ngeband sama anak anak geng-nya. Ternyata bener, dia tuh ganteng banget parah! Apalagi pas maenin gitar, Aaaaa kacau!" Papar cia panjang lebar dengan wajah yang memerah.

"Wahh wahh lo kayanya bukan sekedar penasaran deh" Ucap qiky dengan mengangkat satu alisnya.

"Nah bener" Kata al dan adis bersamaan.

"Gue juga ngerasanya gitu" Ujar cia salah tingkah. Membuat teman temannya terkejut dengan ucapan cia.

"Lo beneran suka?" Tanya qiky meyakinkan.

Allcia mengangguk kepalanya kecil.

"Anjirr gue bantu comblangin deh buat dapetin tu cowok" Adis menggoda cia dengan menyenggol lengannya.

"Yaelaahh, gue juga bisa kali dapetin tu cowok mah" Kata cia dengan sombong.

"Allan tuh dingin Ciaaa, dia ga pernah kedengeran suka sama cewek, apalagi sama cewek nakal kaya lo" Sahut adis. Mendengar perkataan adis membuat mereka terbahak, kecuali cia yang mengerucutkan bibirnya.

"Gue penasaran nih sama cowok cowok di sekolah" Celetuk al tiba tiba.

Jadi ceritanya lu mau nyari doi noh?" Kata qiky sembari menggoda al.

"Ih apaan si engga, gue cuma pengen tau aja" Jawab al.

"Jangn jangan lo kaya cia nih, awalnya cuma pengen tau aja, tapi nantinya jadi suka" Tanya qiky.

"Yaa gitu deh, gue juga mau kali punya gebetan" Sahut al dengan gaya alaynya.

"Eh, gue mau ke toilet bentar ya" Sambungnya.

"Yaudah sana, cepetan" Kat qiky.

Alqueena berjalan menuju toilet wanita, dan berkaca sembari membenarkan rok nya yang tidak nyaman. Dari luar toilet samar samar terlihat seorang laki laki yang berjalan yang tergesa gesa menuju pintu toilet yang di temati al.

Ckreekk....

Terbukalah pintu toilet al yang tidak di kunci itu.

"Aaaaaaaaaaaa!" Terik al saat pria itu membuka pintunya.

"Eh eh, kok ada cewek ngapin lo disini?" Kata pria itu kaget.

"Lo yang ngapain disini bangsull! Ini toilet cewek! Punya mata gak lo!" Kata al dengn nada tinggi.

Pria itu langsung melirik pintu toilet yang hertulisan wanita.

"Sorry, gue tadi buru buru, lagian lo gak kunci pintunya, sorry banget ya" Celetuk pria yang ada didepannya.

"Nanti lagi kalo mau apa apa liat liat dulu. Untung gue lagi gak ngapa ngapain! Ujar al dengan perasaan campur aduk, kesel, marah, takut. Semuanya bercampur menjadi satu, al langsung meninggalkan toilet dan pria itu.

Cantik. Gumam pria itu dengan seutas senyuman bibirnya.

Sekembalinya al dari toilet menjadi menjadi pertanyaan bagi cia, adis, dan qiky. Pasalnya al datang dengan wajah kesal.

"Lo kenapa anak kecil?" Tanya cia.

"Gapapa" Jawab al singkat, mencoba menutupi hal memalukan tadi dari teman temannya.

••••••••••

Pukul 07.55 disekolah.

T

erlihat al sedang duduk di bangku depan kelas yang di sediakan, dengan tatapan mengarah ke lapang basket. Tidak ada guru yang datang mengisi pelajaran di jam itu.

Ia melamun membayangkan kejadian kemarin di cafe, memang bukan sepenuhnya salah pria itu, ia juga salah tidak mengunci pintu toiletnya. Tiba tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Bengong aja, kesambet baru tau rasa lo" Kata qiky dengan tangan yang dilipat di depan dada. Al hanya diam.

"Kantin gak?" Tanya adis.

"Lo yang traktir" Celetuk al.

"Yaudah ayooo" Ajak adis.

Mereka ber-4 berjalan menuju kantin, di tengah perjalanan, seseorang berteriak dari tengah lapang, ternyata bola basket siap mendarat di kepala al.

"Al, awaass!" Teriak cia.

Tappp....

Beberapa centi lagi, bola itu mendarat di kepala al, namun seorang pria menahannya. Al melirik pria yang menyelamatkannya itu. Jantung al berdetak kencang, ternyata seseorang yang menyelamatkannya adalah pria yang masuk ke toiletnya kemarin. Pria itu menatap al cukup lama.

"Eh, makasih" Kata al singkat.

Jujur, ia masih kesal dengan kejadian kemarin, namun ia mencoba meminimalisir rasa kesalnya itu, mengingat ia di selamatkan olehnya. Pria itu mengulurkan tangannya.

"Afka oktafian, maaf soal kemarin" Katanya sambil tersenyum.

Adis, qiky, dan cia yang melihatnya hanya tersenyum, melihat bagaimana gugupnya al saat berhadapan dengan afka.

"Alqueena syadila, ok" Al membalas uluran tangannya, namun tak lama.

"Eheemm" Qiky berdehem, membuat al segera memalingkan wajahnya dari afka.

"Yaudah guys, ayo" Ajak al dengan tergesa gesa.

"Kemana si, buru buru amat, kasian dong afka nya pengen ngobrol" Sahut cia dengan senyumannya.

Al tidak menanggapinya, dan segera memberi kode kepada teman temannya agar segera pergi dari tempat itu. Setelah mengerti dengan apa yang al minta, mereka melanjutkan perjalanannya ke kantin. Afka hanya memandang al yang berlalu pergi dengan senyuman yang tidak dapat di tebak.

"Allcia!". Suara bariton mengalihkan perhatian cia yang sedang berjalan. Saat cia menoleh, terlihat seorang allan yang sedang memegang pelan dan ember.

••••••••••

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang