Ketiganya terdiam minta penjelasan.
"Dis, lo gak liat apa muka kita udah penasaran gini? Tunggu apa lagi? Buruan cerita maemunah!"Adis tertawa dan mulai bercerita. "Jadi gini guys"
Flashback on.
Cafe adalah tempat yang pas untuk adis menemui sarah. Dengan tenang, adis mulai menghampirinya.
"Gue gak mau basa basi" ujar adis setelah duduk didepan sarah, membuat sarah sedikit terlonjak kaget.
"Adis kan lo?" sarah memastikan, terlihat tak ada raut benci atau apapun dari wajah sarah saat melihat adis.
Adis mengangguk dan mulai bertanya. "Seperti yang udah gue bilang tadi, gue gak mau basa basi" adis menghentikan ucapannya dan menarik nafas sejenak.
"Motivasi lo apasih ancurin hubungan orang?" Mendengar itu, sarah terdiam sejenak.
"Dis, sebelumnya gue minta maaf. Gue gak kenal sama lo, tapi gue ngerasa bersalah banget udah lakuin ini. Jujur, selama ini gue emang masih suka sama teo, alesan gue mutusin dia juga sebenernya bukan karena gue udah gak sayang dis" ujar sarah dengan mata yang mulai berair.
Adis masih bungkam sambil diam diam mengeluarkan ponselnya untuk merekam penjelasan sarah.
"Dan bodohnya, gue curhat sama orang yang salah. Mahda azahra, orang itu dis. Rasa suka gue dimanfaatin sama dia buat ancurin lo. Dan bodohnya gue gak nyadar" sarah tersenyum kecut, dan sesekali menarik nafasnya panjang.
'Tuhkan anying, pasti orang itu lagi' Batin adis kesal.
"Obsesi i gue buat dapetin lagi teo, sama obsesi mahda buat ancurin kalian, itu nyambung banget. Mahda rencanain semua dengan rapi" kali ini air mata sarah keluar begitu saja.
Sarah beralih mengotak atik ponselnya, setelah ia menemukan apa yang dicari, sarah menyodorkannya pada adis.
"Bukti kalo mahda adalah dalang dibalik masalah lo selama ini" kata sarah.
Adis menatap ponsel sarah lekat, "Dia juga pernah bilang sama gue kalo dia bakal singkirin lo dari apapun, termasuk geng motor lo itu"
"Boleh gue minta semua ini?" pinta adis dan diangguki sarah. Setalahnya, adis kembali bungkam.
Melihat adis yang diam sedari tadi, sarah menganggam tangannya. "Plis maafin gue dis, gue tau gue salah. Gue termakan sama omongan mahda, dan sekarang gue bener bener berhenti buat dapetin teo lagi" tangis sarah memecah.
Kalian tahu kan rasanya benar benar merelakan orang yang masih kalian sayang untuk bahagia dengan orang lain? Seperti itu yang dirasakan sarah sekarang.
"Gue bener bener mundur buat dapetin teo lagi dis, gue nyerah!" kata sarah yang sudah terisak.
"Haha... Lo boleh kok kalo mau kejar dia lagi, gue gak masalah. Btw, gue maafin lo karena ini bukan salah lo sepenuhnya, dan gue maafin lo semudah itu karena lo udah kasih tau kedoknya mahda"
Sarah sedikit kebingungan saat mendengar kalimat adis yang pertama, namun kalimat adis yang kedua mengalihkan segalanya.
"Makasih dis lo udah maafin gue, makasih banget"
Keduanya tersenyum meski sebenarnya adis merasakan sakit yang begitu menusuk dihatinya.
Flashback off
"Bangsat" umpat cia saat mendengar cerita adis.
Al ikut naik pitam, "Bener kan kata naya! Orang itu coba ancurin idup kitaa!"
"Kita kuat kalo udah punya bukti" ujar qyki. "Emang gila yah tuh orang, udah ke adis, ke gue lagi!" sambungnya geram.
Adis mengangguk "Emanggg. Gue juga udah kasih tau citra buat bilangin ke anak geng motor, kalo mahda itu pura pura doang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionCantik, populer, kaya raya. 3 hal yg sudah melekat kuat pada 4 gadis ini. Gadis yg kerap di bilang nakal, bandel, bahkan bitch. Tapi mereka tidak mempedulikan itu, mereka hidup atas kemauannya masing masing. Tak peduli banyak yang menghujat. Ini h...