Beruntung hari ini jamkos, qyki selamat saat baru masuk kelas. "Gimana qy?" Tanya al tiba-tiba saat qyki baru sampai.
"Yaa gitu"
"Ya gitu tuh gimana anjir!" cia tak puas mendengar jawaban qyki.
"Biasa aja bisa gak? Gak perlu pake urat!" Ucap qyki sinis.
"Loh, lo ngomongnya gak jelas!" sahut cia tak kalah sinis.
"Lo gak perlu tau!"
Cia bangkit dari duduknya, "Kita tuh siapa lo sih qy?!" suara cia yang bisa dibilang tinggi mencuri perhatian anak kelas.
Adis menghela nafasnya dan menjitak kepala keduanya. "Apa sih lo?!" ketus cia.
"Bacot!! Ikut gue" Adis menarik qyki dan cia ke ruangan karate. Semua yang ada disana memandang mereka sekarang.
"Anjirr jarang-jangan Cia yang serem sama si qyki yang dingin kaya gitu dijembel adis"
"Kenapa mereka?"
"Wahh... Kenapa lagi nih?"
Dan masih banyak lagi kata-kata yang dibisikkan saat melihat mereka.
"Kalian berdua tuh kenapa sih hah?!"
"Gue gapapa" sahut qyki singat.
"Qy, lo tuh jangan boong sama kita. Cerita kek" ucap al.
"Gausah sok kuat deh, kesel gue liatnya" ujar cia pada qyki sambil melipat kedua tangannya dibawah dada.
"Stop! Kalian berdua tuh bikin gue tambah pusing!!" adis mencoba melerai
"Lo pikirin deh dis, kita ini siapa dia? Sahabat dia kan? Gue paling males sama orang yang so tegar tapi padahal dia butuh orang lain!" Ucap cia dengan penekanan.
"Berisik lo anjir!!" Qyki mulai marah.
"Gue bener kan? Lo tuh terlalu sabar apa munafik sih?!" cia masih dengan posisi dan raut wajah yang sama.
"Gue gak munafik ya!!" emosi qyki mulai memuncak.
"Kalian bisa gak, gausah bentak-bentak hah?!!!" Teriak al. "Sadar gak kalo kita mulai renggang? Bukan ulah orang lain apa lagi Mahda cs itu, tapi ego kalian!" sambung al.
Hening seketika.
"Kita bisa bicarain ini baik-baik, gue kasih 5 menit kalian tenangin pikiran" Ucap adis.
1 menit.....
3 menit.....
5 menit.
Mereka kini duduk dibangku yang sudah disediakan.
"Gue tau kita semua khawatir satu sama lain, saat ini juga kita lagi banyak banget masalah, dan kita gak mau harus ngerepotin yang lain dengan nambah beban yang lain, gue bener?" Tanya adis dan di balas anggukan oleh ketiganya.
"Kita juga saling sayang kan? Kita maunya kalo ada masalah, cerita biar bisa bantu. Tapi mungkin cara kalian beda. Gue bisa liat banget kalo cia bukan marah karena benci, dia marah karena khawatir. Tapi qyki gak bisa bedain itu, jadi tolong lah, jangan pada gini" Jelas adis.
"Kata adis bener, kadang kita lakuin hal yang mungkin di mata kita bener tapi di mata orang salah. Kita cukup keluarin unek-unek aja sekarang, kasih tau semuanya, sesulit apa pun masalah masing-masing tapi pasti di hati kita masih terbesit rasa ingin membantu orang yang kita sayang, jadi ada yang mau keluarin unek-unek?" Ucap al.
"Gue" sahut cia cepat. "Masalah gue alhamdulillah membaik, soal rebecca, gue udah bisa nerima dia, begitupun dia. Tapi buat papa sama allan, masih susah banget. Tapi gue bersyukur kok, seenggaknya masalah itu gak sesulit dulu" cia menghentikan ucapannya sebentar.
"Dan sekarang lo qy, masalah lo tuh bikin gue kesel. Kenapa? Karena lo gak mau cerita, lo gak mau berbagi. Kekhawatiran gue gak dianggap sama lo. Gue ngaku gue jahat banget sebut lo kayak gitu tadi. Tapi gue cuma pengen lo sadar, lo tuh gak bisa hidup sendiri qy. Gue harap lo ngerti maksud gue, gue sayang banget sama lo, lo, sama lo" ucap cia sambil menunjuk semua temannya dan tersenyum tipis.
"Hmm... gue juga salah cia, gue tau kalian khawatir, tapi gue malah bikin kalian tambah khawatir dengan sikap gue kayak gini, gue bakalan ceritain semuanya" Qyki menghirup udara terlebih dahulu.
"Ini ketiga kalinya gue disakitin gini sama cowok. Gue masih gak habis pikir sama Nathan, gue kira dia beda, tapi ... Kalian tau sendiri kan dia sama mahda?" Qyki mulai menceritakan kronologi tadi.
"Nah gitu dong, lo jangan mau diinjek injek terus" ucap cia senang mendengar cerita qyki yang menghabisi mahda.
"Bener tuh, kadang orang harus di kasih pelajaran haha" timpal al.
"Selanjutnya lo mau gimana qy?" Tanya adis.
"Gue mau nathan jujur dulu sama semuanya, kalo dia boong, gue punya bukti rekaman tadi"
"Good!"
"Lo dis?" Tanya cia.
"Guee... Tadi malem gue ketemu sama Sarah" sahut adis santai.
••••••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionCantik, populer, kaya raya. 3 hal yg sudah melekat kuat pada 4 gadis ini. Gadis yg kerap di bilang nakal, bandel, bahkan bitch. Tapi mereka tidak mempedulikan itu, mereka hidup atas kemauannya masing masing. Tak peduli banyak yang menghujat. Ini h...