Bad Girl 5

10 3 2
                                    

Allcia kaget melihat allan, ia tahu kenapa allan mencarinya. Ia langsung berdiri di belakang qiky.

"Eh lo kenapa? Dipanggil allan tuh" Tanya qiky.

"Sssttt.. Jangan berisik, ayo buruan  cabut" Kata cia berbisik sembari mendorong qiky.

Setibanya di kantin, cia merasa lega, setidaknya ia bisa mecari alasan jika allan mencarinya lagi.

"Ada masalah apa lo sama si manusia es itu?" Tanya adis.

"Iya, ceritain coba" Sambung al.

"Jadi gini, kemarin kan gue gak masuk...."

Belum selesai bicara, seseorang menepuk pundak cia.

"Apaan si nepuk nepuk?!" Ujar cia tanpa melihat ke belakang.

Cia seketika mengernyit, melihat temannya memberi kode dengan tatapan horor dan nunjuk nunjuk ke belakang.

"Apaansi?" Tanya cia sambil menengok ke belakang.

Cia terkejut, ada allan yang menatapnya dingin, sangat dingin.

"Ikut gue" Kata allan sambil menyodorkan ember.

"Hah? Kemana?" Tanya cia santay.

"Lo bolos jam pelajaran, lo di hukum." Kata allan masih dengan nada dinginnya.

"Bareng sama lo?" Tanya cia dengan senyum seringai nya.

Adis beranjak dan mendekat ke telinga cia.
"Ikutin aja, lo kan lagi suka sama dia, itu bisa jadi kesempatan lo buat deket." Bisik adis.

Cia mengangguk mengerti dengan apa yang katakan adis.

"Yaudah ayo" Kata cia semangat, dengan tangan kirinya yang meraih ember, dan tangan kanannya yang menggandeng lengan allan.

"Lepas" Kata allan.

"Apanya?" Kata cia dengan sedikit mendongak ke atas agar dapat melihat wajah allan.

Allan tak menjawab, ia menarik lengannya yang di pegang cia dan langsung pergi. Cia segera menyusulnya.

"Ehh ciaa" Panggil al, menghentikan langkah cia.

"Good luck!" Kata mereka ber-3 bersamaan.

Cia hanya mengacungkan jempolnya dengan segera berlari kecil mengejar allan.

"Kita liat aja, gimana cara cia buat dapetin manusia es itu" Ujar qiky.

Saat sedang asyik mengobrol, ponsel al berbunyi.

Drttttt...ddrrtttt
Al mengambil ponselnya dan membuka notifnya.

Unknown.
Ini alqueena kan?

                                                Alqueena
                                                iya, ini siapa?

Unknown.
Gue yang nyasar masuk toilet.

Afka? Tanya al dalam hati.

Melihat al yang terdiam, adis menggebrak meja, membuat al dan penghuni kantin terkejut.

"Anjir ngapain sii!" Ketus al sembari memegang dadanya.

"Lagian, lo ngelamunin siapa si dari pagi?" Tanya adis.

"Afka" Jawab al to the point.

"What? Afka?!" Qiky terkejut.

Al mengangguk. "Jadi sebenarnya gue tuh udah ketemu dia waktu di cafe kemarin" Ucap al.

"Loh, dimana? Kok gue gak liat?" Tanya qiky.

"Di toilet" Dengan penuh penekanan.

"Hah?!" Adis dan qiky menatap al tak percaya.

"Ih denger dulu deh, jadi ceritanya gini. Gue lagi di dalem toilet kan, lagi benerin rok, nah gue lupa ngunci tuh. Nah tiba tiba afka datang dan masuk gitu aja, disitu gue teriak. Tapi dia langsung angkat bicara dan dia bilang, dia buru buru jadian dia ga liat kalo dia masuk toilet cewek." Ujar al panjang lebar.

Apa reaksi qiky dan adis? Yup, mereka terbahak bahak mendengar cerita al.

"Tapi kayanya, afka jatuh pada pandangan pertama deh" Goda qiky pada al.

"Sikat al, afka tuh manis, murah senyum, ketua basket, dan bisa dibilang setia." Papar adis.

Al mencoba mencerna ucapan adis, al tidak bisa langsung menyukai afka tanpa mengenalnya lebih dalam, berbeda dengan cia.

Di toilet.

Allan dan cia sedang melakukan  tugasnya. Allan mengepel dan cia membersihkan  kaca kaca toilet. Allan melakukan dengan penuh keterpaksaan, sementara cia, ia bahagia bisa bersama Allan meski di saat saat seperti ini. Tak ada suara, selain suara langkah kaki mereka.

"Lan?" Ujar cia memecah keheningan.

"Hmm?" Jawab Allan tanpa melirik cia.

"Lo kenapa bisa di hukum?" Tanya cia.

"Berantem" Sahut Allan singkat.

"Sama siapa?" Tanya cia lagi.

"Temen" Jawab Allan.

Temen lo kan banyak, yang mana?" Lagi lagi cia bertanya.

"Berisik banget sih, kerjain sana masih banyak tuh kaca yang belum di bersihin" Ujar allan. Mungkin ini pertama kalinya allan bicara banyak di depan  cia.

Mendengar jawaban allan, cia mendengus kesal sembari melangkah menginjak ubin yang telah di pel allan.

"Cia! Habis di pel!" Teriak allan dengan wajah geram.

Pertama kalinya cia melihat allan kesal, membuat cia gemas dan tertawa.

Lagi marah aja ganteng, jadi makin sayang. Gumam cia sembari senyum senyum sendiri.

Allan hanya memutar bola matanya malas, dan tatapannya beralih pada seorang gadis yang baru saja keluar dari toilet.

Gadis itu mungkin tidak tahu kalo ubinnya basah dan berlalu begitu saja tanpa memperhatikan langkahnya. Baru saja 5 langkah menuju keluar, gadis itu terpleset, Allan yang sedari tadi memperhatikan dengan sigap menangkap tubuh gadis itu.

Allcia, yang menyaksikan kejadian itu hanya terdiam, dadanya terasa sesak, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

••••••••••

Up setiap hari nih, huhuuuu seneng gak tuh? Btw, voment-nya jangan lupaa ❤

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang