Malam hari, adis bersama qyki menunggu kedatangan 3 gadis di tempat balap motor. Siapa lagi kalau bukan mahda, angles, dan chelsea.
"Lo ngapain ngajak orang itu?" tanya stefi sambil melirik qyki.
"Suka suka lah" sahut qyki ketus.
"Gue nanya adis, bukan lo!" timpal stefi.
"Loh, lo nanyain tentang gue kan? Ya gue jawab lah!" qyki melipat kedua tangannya dibawah dada.
"Gue harap lo gak ikut campur tentang apapun!" stefi mendelik sambil membuang mukanya. Ia tak habis fikir dengan teman adis yang satu ini. Tak lama mahda dan temannya datang.
"Sorry lama" ujar angles basa basi.
Adis bangkit dan langsung mendekat. "Jelasin maksud dan tujuan kalian masuk geng ini!"
"Bisa kalem gak sih? Baru sampe nih!" ujar chelsea dengan tatapan sinis. Mahda memberi kode pada chelsea untuk diam.
"Buat cari kesenangan" sahut mahda mantap.
"Yakin itu doang?" qyki angkat suara dengan nada meremehkan.
"Yakin lah. Btw, lo siapa ya ikut ikut sini?" tanya angles dengan dagu sedikit diangkat.
"Siapanya gue penting emang buat kalian?" sahut qyki tak mau kalah.
Angles terdiam. "Gue bilang gak usah ikut campur!" ujar stefi pada qyki.
"GUE GAK SETUJU!" nada bicara adis meninggi. "Gue gak setuju kalian gabung geng ini!" sambungnya menunjuk mahdaCS.
"Why? Lo takut kalah saing?" tanya chelsea.
Adis tersenyum hambar. "Lo bilang buat seneng seneng doang kan? Artinya kalo lo lagi seneng diluar sana, lo gak bakal kesini gitu? Gue gak suka orang yang kek gitu! Susah disini senang disana!"
"Lo gak ngaca dis!" celetuk mahda membuat adis mengernyit. "Lo juga kemarin lagi seneng seneng sama temen lo itu, dan sekarang lo dateng lagi?" sambungnya.
"gue bukan seneng seneng kemarin, gue lagi banyak masalah!" seru adis.
"Kalo lo gak dateng karena masalah, kenapa sekarang lo disini? Bukannya lo masih punya masalah sama temen lo si cia!?" tanya mahda. Qyki mengernyit mendengarnya.
'Gimana dia bisa tau?' Gumam qyki curiga.
"Gue nyempetin, karena gue gak mau kalian gabung. Gue tau busuknya kalian!" ketus adis.
"Ohya? Stef, lo tau kan berita kalau dia baru jadian?" tanya mahda pada stefi, stefi mengangguk.
"Dan setelah itu, dia gak pernah kesini lagi kan kalo bukan lo yang minta?" tanya mahda. Lagi lagi stefi mengangguk.
"Setelah adis jadian sama teo masalah makin banyak, maka dari itu dia gak kesini!" qyki membela adis.
Chelsea menoleh ke arah stefi. "Sekarang lo pikirin deh, lo lebih percaya siapa? Karena lo ketua disini, lo yang bakal tentuin" ujarnya.
Stefi terdiam, ia tampak berfikir. "Gue sih lebih percaya sama lo" kata stefi sambil menatap mahda.
Mahda, angles, dan chelsea tersenyum senang. Usahanya berhasil. "Lo denger kan?" angles terlihat angkuh.
Adis berdecih. "Balapan ayo" tantang adis membuat mahda, angles, dan chelsea bungkam.
"Kalo gue kalah, gue keluar!" sambung adis membuat qyki melotot.
"Lo yang bener aja dis!" bisik qyki meyakinkan ucapan adis barusan.
"Kalaupun gue menang, gue udah muak ada di geng ini. Isinya orang munafik semua" sahutnya.
"Ayo!!" dengan beraninya angles menerima tantangan adis.
Tak mau buang waktu, adis langsung menghampiri motornya dan memakai helm. Sama hal nya dengan angles.
Priiiiiiitt...
Suara peluit terdengar nyaring, adis langsung menancap gas.Jaraknya dengan angles tidak terlalu jauh, dan sayangnya saat tikungan, angles berhasil menyalip adis.
Entah adis yang sengaja ingin kalah, atau skill adis yang mulai turun karena jarang balapan.
Mahda yang menunggu bersama temannya tersenyum licik ke arah qyki yang juga menunggu adis.
"Siap siap aja terima kekalahan, haha" tawa chelsea terdengar oleh qyki.
"Ekhemm... Maaf banget nih ya, adis gak pernah lakuin hal yang bikin dia nyesel. Jadi, kalaupun dia kalah gabakal ada rasa nyesel sama sekali"
Mahda memutar bola matanya. "Si nathan buta apa gimana sih? Milih cewek yang bacot banget kayak dia" ketusnya.
Sontak qyki bangkit. "Maksud lo apa ya?!" tanya nya tidak terima.
"Santai... Lo liat di depan sana?" tanya chelsea sambil menunjuk jalanan, dan qyki mengikuti arah yang chelsea tunjuk.
Terlihat angles yang memimpin balapan disana, dapat dipastikan bahwa adis akan kalah. Dan benar, angles lebih dulu melewati garis finish.
"Yeeessss!! Hidup anglesss!!!" sorak chelsea.
"Uwwuuu!! Mantap angles!!" teriak mahda, sedangkan qyki menghampiri adis yang terdiam.
"Lo gapapa dis?" tanyanya, adis mengangguk. "Fine" sahutnya sambil tersenyum.
Stefi menghampiri adis. "Selamat, lo berhasil keluar dari geng motor ini" ujarnya sambil menyodorkan tangannya.
Dengan senyuman adis menerimanya. "Btw makasih, udah lama banget kita kayak keluarga. Dan gue harap lo gak salah cari pengganti gue" adis menyuruh qyki untuk naik ke motornya, dan pergi.
Stefi hanya diam mendengar ucapan adis barusan, itulah kata kata terakhir nya?
Sedangkan mahdaCS menahan tawanya melihat kepergian adis, yang mungkin untuk selamanya.
"Guys, liat kan? Kita udah bikin satu orang tersingkir dari jabatannya, bentar lagi mereka bakal dipandang gak ada apa apanya dimata cowok!" mahda melipat kedua tangannya bangga.
"Tapi itu gabakal bikin teo putusin adis" rengek angles.
"Yang penting mulai perlahan, mereka kehilangan semua yang mereka milikin" mahda mengangguk mendengar ucapan chelsea.
••••••••••
Dirumah sakit kini ada allan. Fathur? la kembali ke pekerjaanya, namun tak lama ia akan kembali lagi. Mama cia? Dia tidak peduli sama sekali dengan keadaannya, menyedihkan.
Sebelumnya juga ada al dan rebecca, namun al baru saja pamit pergi untuk menyelidiki orang yang sudah melapor ke Fathur. Sedangkan rebecca, 5 menit yang lalu ia pergi untuk pulang.
"Kapan bangunnya sih?" tanya allan pada cia yang masih memejamkan matanya.
"Tapi gue bingung. Gue pengen liat lo sadar, tapi gue gak mau saat lo sadar nanti gue ngucapin kata perpisahan" Allan masih berbicara sendiri, ia menggenggam tangan cia. Namun kali ini ia memejamkan matanya.
"Please cia...." bisiknya masih dengan mata terpejam. Allan mendongak saat tiba-tiba tangan cia bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionCantik, populer, kaya raya. 3 hal yg sudah melekat kuat pada 4 gadis ini. Gadis yg kerap di bilang nakal, bandel, bahkan bitch. Tapi mereka tidak mempedulikan itu, mereka hidup atas kemauannya masing masing. Tak peduli banyak yang menghujat. Ini h...