07.23
Semua tamu undangan teo tengah berkumpul di restaurant hotel.
"eh, teo mana?" tanya adis.
"masih dikamar dia" sahut afka.
"samperin geh, dia gak mau makan pasti" kata nathan. Adis menghela nafasnya dan menyiapkan semangkuk bubur, lalu bergegas menuju kamar teo.
"Vanya udah balik ya?" tanya cia dan dibalas anggukan dari nathan dan afka membuat cia ber-oh ria.
"Eh afkaa, suapin dong" rengek al.
Qyki yang mendengar memutar bola matanya malas sedangkan cia mengangkat sebelah alisnya.
Al tersenyum senang saat afka mulai menyodorkan sesendok nasi kepadanya. Hingga ritual suap menyuap pun selesai.
Sedangkan adis, dia tengah mengetuk pintu kamar teo. Lama tak ada jawaban, adis pun membuka pintu yang ternyata tak terkunci. Ia memberanikan diri untuk masuk dan mendapati teo yang masih tertidur.
Adis menyimpan nampan nya diaras nakas dan berniat membangunkan teo. Ia sedikit membungkuk untuk melihat wajahnya. Astaga, saat tidur saja teo masih tampan.
"Yo, bangun yo, sarapan dulu" panggil adis sambil mengguncang guncang tubuh teo.
"Nghhh" lenguh teo yang masih memejamkan matanya.
"Bangun teoo!" adis berteriak tepat ditelinga teo.
"Apaansih?! Ganggu banget, keluar sana!" ketus teo yang bekum sepenuhnya sadar.
Mendengar itu, adis geram. Ia bergegas ke kamar mandi dan kembali membawa segayung air.
Byuurrr...
Adis menyiram teo. Spontan tei terkejut dan langsung mengubah posisinya menjadi duduk."uhhuukk.. Uuhhuukk... Anjing apaansih bangsat!" teo terbatuk batuk sekaligus kesal, pagi pagi ia sudah dibuat sawan.
"Mampus lo! Bangun kebo, udah jam 8 nihh" kata adis santai.
Teo mengalihkan pandangannya kepada adis.
"Gila lo! Gak usah disiram juga kali!" ketus teo.
"Gak usah banyak ngomong, makan tuh sarapan. Bentar lagi kita otw pantai nih, masa tuan rumah gak ikut sih?" kata adis sembari menarik teo untuk pergi mandi.
Teo hanya memutar bola matanya malas dan bergegas ke kamar mandi, setelah membersihkan diri, ia menyantap makanan yang dibawa adis.
Ia kini sudah rapih dengan baju pilihannya.
Baru saja hendak keluar hotel, ia melihat allan yang berada diluar, sudah siap pergi.
Ngapain dia ikut? Batin teo.
"Eh itu teo, ayo berangkat yo!" teriak afka membuat semua menoleh ke arah teo termasuk allan.
"kenapa lo masih disini?" tanya teo pada allan dengan tatapan tak suka.
Allan mengangkat sebelah alisnya. "why? Gue mau nemenin cewek gue" sahut allan sambil merangkul cia.
Cia yang dibuat salting hanya tersenyum kikuk. Sedangkan teman teman yang lain hanya diam menunggu reaksi teo selanjutnya.
"Ck! Setelah lo rusak acara gue kemarin, lo masih pengen aja diem disini?" ketus teo yang sudah emosi.
"Maksud lo? Siapa yang sebenernya rusak acara lo kalo bukan cewek inceran lo itu?" allan tak terima dengan ucapan teo.
"Hey! Udah dong. Lupain masalah kemarin" nathan mencoba melerai keduanya, namun nihil.
"Dahlah gausah banyak bacot, kita tanding surfing aja. Kalo lo menang, gue gakbakal usik lagi kehidupan lo" tantang teo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionCantik, populer, kaya raya. 3 hal yg sudah melekat kuat pada 4 gadis ini. Gadis yg kerap di bilang nakal, bandel, bahkan bitch. Tapi mereka tidak mempedulikan itu, mereka hidup atas kemauannya masing masing. Tak peduli banyak yang menghujat. Ini h...