Bad Girl 42

1 1 0
                                    

18.36

Bacot grup.

Alqueena.
Gue denger ada yang jadian nih?

Qyki.
Iya nih, PJ nya mana ya? Kok gak kedengeran?

Adis.
Asep asepan napaa ciaaaaaa? Kuy!

Cia, sejak sepulang sekolah tadi tidak menyurutkan senyumnya sedikit pun. la membalas chatt temannya.

Allcia.
Ayolah, jam 8 dirumah gue ya, ajak yang lain

Dan yah, mereka sekarang sibuk memberi tahu si ini dan si itu. Mereka juga sibuk memilih baju yang pas. Bagaimana tidak? Mereka akan datang dengan pasangannya. Al juga sudah diperbolehkan pulang sore tadi, jadi dia akan hadir. Hanya saja ia harus tetap memakai kursi roda sampai keadaannya benar benar pulih. Hari ini Cia dkk mengadakan pesta barbeque. Selain untuk kumpul-kumpul, pesta ini diadakan untuk memperingati hari spesialnya.

Mereka berbincang bincang tentang disekolahnya tadi. Bagaimana bisa temannya merencanakannya?

"Semalem gue gak enak badan tuh boong, gue lagi sama anak anak. Ya ngomongin buat besok, mana ngomongonnya dirumah gue lagi, makannya gue ngelarang lo buat kerumah gue" papar adis, sedangkan yang lain menahan tawa melihat ekspresi cia yang geram.

"Pinter banget ya?" ketusnya. "oiya, gue kan bakal sunat lo kalo allan nembak gue, dan sekarang bener kan?" sambung cia membuat bima melotot.

"Becandaaa ya tuhaan, serem amat si" sahut bima membuat semua tertawa.

"Udah udah... Ayo makan udah jadi nihh" kata allan sambil membawa makanan hasil bakarannya.

Mereka pun menikmati pestanya, lama kelamaan membuat adis bosan dan pergi ke belakang.

Gadis dengan rambut pendek itu tengah menatap langit yang penuh bintang. Ia memikirkan seseorang yang semakin hari semakin berubah padanya.

"Mikirin apa dis?" tanya nathan yang kebetulan lewat untuk mengambil minum.

Adis tersenyum kikuk. "Eee...enggak, gue seneng aja liat bintang, seakan akan ikut ngerasain yang kita rasain"

Nathan mengangguk dan datanglah teo. "Hallo sayang, ngapain berdua sama nathan?" tanyanya.

Dengan cepat adis mendelik. "Kepo!"

Nathan membiarkan keduanya bersama, ia melenggang untuk kembali ke pesta.

"Kenapa sih bengong mulu?" teo menatap adis yang sedari tadi diam.

"Mikirin seseorang" sahutnya tanpa menoleh. Teo berdehem, "Gue ya?"

Iya! Asal lo tau, sikap lo tuh ngeganggu banget tau gak, lo jadi berubah sekarang. Lo jadi baik dan suka bikin gue baper, sialan! Ketus adis dalam hati.

"Btw, gue menang pencapaian baru nih" ujar teo, adis menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.

"Iya, ampir 3 minggu gue jomblo. Haha, hebat kan?"

Adis melotot. "Cuma 3 minggu dan lo bangga? Woy! Gue aja yang ampir seumur hidup gak pacaran biasa aja bambang!"

Teo tertawa dan ikut menatap langit. "nanti juga bakal pacaran" katanya.

"Gue gak mau" sahutnya.

Teo menoleh "kenapa?"

"Gue gak mau dibikin sakit, apalagi sama cowok. Gue suka liat temen gue, mereka sering banget galau, sakit hati, dll. Dan gue gak mau"

"Jadi kalo cowok yang nembak lo fakboi, lo bakal nolak gitu?"

Adis menghela nafasnya, entah kenapa pertanyaan teo seperti menjurus pada dirinya sendiri.

"Kok diem?" teo kembali bertanya.

Saat adis hendak menjawab, qyki memanggilnya. "Woy adis, teo! Beduaan mulu, sini buruan ngumpul. Udah mau abis nih" kata qyki membuat adis kembali ke keramaian dan menghiraukan pertanyaan teo.

Sedangkan teo masih terdiam. Tak lama, ia pun menyusul temannya.

•••••••••

Pukul 22.57

"Makasih loh yaa PJ nya" celetuk al yang hendak pulang sambil menjulurkan lidahnya.

Ya, karena besok masih hari sekolah, Mereka pulang lebih cepat. Semua teman cia diantar lelakinya, walau rumahnya dekat mereka tetap diantar dan mengantar, kecuali allan dan bima. Karena ini rumah cia, jadi allan tidak mengantar siapa siapa, sedangkan bima. Dia kan masih jomblo, jadi sendiri.

"Semoga langgeng cuyyy!" teriak qyki dari luar pagar, cia tertawa dan mengacungkan jempolnya.

"Ntar gue nyusul elah, awas aja klean!" kata bima yang terlihat optomis akan mendapatkan pasangan.

"Woy, kalian kapan nyusul jirr?" teriak afka pada adis yang sedang berbincang dengan teo. Teo menoleh "Bentar lagi!" sahutnya.

Al tersenyum melihat adis yang kesal dengan jawaban teo. Adis diantar teo kali ini, adis sebenarnya tidak mau, hanya saja melihat teo yang sedikit memaksa, dan memang selama ini adis selalu menolak, jadi sekali kali tidak masalah baginya. Semua orang pergi meninggalkan rumah cia.

Didalam mobil teo, adis meminta teo untuk memutar lagu. Dengan senang hati teo memutarnya, terlihat adis yang hafal sekali dengan lagu James young - I'll be good.

Tanpa sadar teo tersenyum mendengar suara adis yang bisa dibilang cempreng. Dan kalian tau rumah adis yang sangat dekat dengan cia itu? Teo sengaja melambatkan mobilnya, lambaat sekali. Adis tidak menyadari itu dan terus bernyanyi dengan lagu yang sama sampai didepan rumahnya.

"Udah nyampe beb" kata teo menghentikan adis dari konsernya.

"Eh.... Hehe, makasih teo. Gue duluan ya, lo juga langsung balik. Bye" adis membuka pintu mobilnya, teo yang tiba tiba menyusul membuat adis menghentikan langkahnya.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya adis, reflex teo menggeleng dan beralih mengenggam lengan adis dan memajukan tubuhnya agar lebih dekat dengan adis. Adis mengernyit melihat tingkah teo.

"Dis, inget ucapan gue kali ini. Gue sadar gue cowok gak bener, dan gue gak pantes buat lo yang terlalu polos sama yang namanya cinta. Tapi satu yang harus lo tau, gue bakal berubah demi lo. Tunggu aja" Teo sedikit berbisik saat mengatakan itu.

Melihat adis yang membeku, teo dengan cepat kembali ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan adis yang masih diam sambil menatap mobil teo yang melenggang.

Adis bisa melihat keseriusan dari mata teo saat mengucapkannya. Adis menghela nafas dan memilih masuk kerumahnya.

••••••••••

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang