Bad Girl 24

2 1 1
                                    


Revan menatap Cia yang sedang asik memainkan ponselnya sambil menunggu pesanan datang.

"Cia"

"Hmmm?" sahut Cia tanpa melirik ke arah revan.

"Dari kapan lo di giniin sama Allan?" tanya revan tanpa basa basi membuat Cia langsung mendongak.

"Mm.. Maksud lo?" tanya Cia langsung mengubah ekspresinya.

"Gue kira, selama ini lo sama allan baik baik aja" Revan memperjelas arah pembicaraannya.

"Gue sama Allan baik baik aja kok, kita cuma lagii... ada problem aja, jadii Allan nyari pelampiasan, cewe yang tadi contohnya" papar Cia mencoba mencari alasan.

Saat Revan hendak menjawab seseorang datang dengan nampannya yang di penuhi makanan dan minuman.

"Mangga kang teh" kata seorang pelayan dengan logat sundanya.

Revan membalasnya dengan anggukan sembari tersenyum.

"Makasih" kata Revan dan Cia bersamaan.

"Aduh akang teteh men serasi pisan, semoga langgeng ya, Saya permisi dulu" kata pelayan sambio tersenyum melihat Revan dan Cia mengernyit.

"Yang tadii... " kata Revan canggung.

"Mmm.. Lupain aja" Kata Cia mengalihkan pembicaraan.

Cia akhirnya mencoba beberapa minuman dan makanan yang baru saja datang.

"Ini sih enak banget van asli, lo jago banget milih tempat" papar Cia.

Revan tersenyum mendengar itu. "Eh gue punya pantun nih. Mau denger gak?"

Cia menaikan sebelah alisnya. "Kalo pantunnya jelek lo yang bayarin makanan ini loh ya"

"Siaappp tuan putri"

Hati Cia sedikit berdenyut mendengar kata tuan putri dari Revan. Itu sebutan Revan padanya saat Revan berstatus sebagai 'pacarnya' dulu.

"Beli senar ke pulau kalimantan"

"Cakeepp" balas Cia cengingisan.

"Apa benar, mantan itu manis diingatan?" sambung Revan sambil menaik turunkan sebelah alisnya.

Cia terbahak saat itu juga. "Gaklah! Apaan?" Jawabnya masih dengan tertawa.

"Kok nggak sih? Buktinya lo manis kok diingatan gue" goda Revan membuat Cia mendelik sebal.

"Satu lagi nih, dengerin ya" Revan membenarkan posisinya menjadi lebih dekat dengan Cia.

"Si adis berjalan dengan gembira. Hai nona manis di samping guaa" kali ini, Revan menyenggol lengan Cia dengan sikunya. Cia hanya memperlihatkan wajah datarnya.

"Kok gak ketawa sih?" tanya Revan

"Pantun lo tuh sama aja tau gak, gitu gitu doang" Sahut Cia sambil mengejeknya.

Revan sempa berfikir sejenak. "Allcia, kalo lo gak bisa tertawa pada lelucon yang sama. Kenapa lo nangis berulang ulang pada masalah yang sama?"

Cia terdiam mendengar ucapan Revan. Ia mengerti kemana arah pembicaraan Revan. Suasana pun berubah menjadi serius.

"Pertahanin, atau nggak sama sekali" kata Revan tanpa ekspresi.

"Jadi maksud lo, sekali gue pertahanin tapi masih tetep gitu gitu aja, gue harus tinggalin gitu?" Cia menatap Revan yang juga menatapnya.

Revan menganguk "Allan udah keterlaluan sama lo Cia, lo gak pantes sama dia."

"Van, kita bahas yang lain aja deh, gue males dengernya" kata Cia yang mulai badmood karena Revan yang terus membicarakan hubungannya dengan Allan.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang