Mereka kini tengah berjalan menuju kelasnya. Sementara Allan dan Revan, ia juga masih setia mengekori Cia.
"Kalian balik aja gih, gue banyak yang jagain kok" pinta Cia sambil menunjuk al, adis, dan qyki.
"Yaudah kalo gitu, eh nanti lo balik sama
siapa?" tanya revan."Gue" sahut Allan.
Cia menoleh. "Kok?" cia hendak bertanya namun mata allan menatapnya tajam.
"Pokoknya sama gue" ujarnya lagi sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Revan menatap Allan sengit, lalu pergi begitu saja.
"Ngapain lo make ada acara nganterin cia segala?" ketus adis. "Lo gak denger kata kata gue tadi pagi?" sambungnya.
"Kalo cia aja diem, kenapa lo banyak bacot?" Allan membungkam adis.
Memang benar, Cia sedari tadi diam. Mungkin ia masih teringat kejadian tadi. Allan pun tersenyum ke arah cia lalu melenggang pergi.
Astaga, Cia ingin pingsan saja.
"Gue aneh deh, dari kapan Allan mau senyumin gue?" tanpa sadar cia tersenyum.
Qyki memutar bola matanya malas. "Katanya udah nyerah, disenyumin gitu doang baper lagi. Parah lu" Qyki menyenggol lengan cia.
"People change"
••••••••••
14.05Tinggal beberapa menit lagi pembelajaran selesai. Dengan segera, adis merapikan barang barangnya. Begitu pula al, qyki, dan cia.
"Eh qy, gue nitip mobil gue lagi dungs" Pinta cia sambil tersenyum senang.
"Mana?" ayki meminta kunci mobil cia, dan dilemparkan kunci tersebut ke arahnya. Saat mereka hendak keluar kelas, sudah ada Allan yang menunggu.
"Nungguin siapa?" tanya cia. "Lo lah, ayo" ajaknya.
Cia menoleh ke arah temannya, dan memberi kode. Adis menghampiri allan dan cia.
"Awas aja kalo sampe lo apa apain si cia, abis lo" ancam adis dengan tatapan sinis. Mereka pun pergi menuju parkiran.
"Gue cuma bawa helm 1" ujar allan sambil menyodorkan helmnya.
"Lo gimana?" tanya cia. "Lo aja yang pake, biasanya kalo kecelakaan yang dibonceng suka parah, jadi pake aja" Ujar allan santai.
Cia memukul bahu allan. "Gila to kalo ngomong gak pake bismillah dulu!" Allan hanya tersenyum.
"Pake aja, takut banyak yang liatin. Lo kan cantik" kata allan membuat cia merona.
'Tuhkan, kok dia jadi gemesin si? Kemana allan yang jutek ya?' Gumam cia sambil senyum senyum. Mereka pun meninggalkan sekolah.
Ya ampun, banyak mata yang melihatnya. Allan membawa motorya dengan kecepatan sedang. Lama diperjalanan, membuat cia bosan, akhimya ia membuka suara.
"lan?" panggil cia. "Kok lo jadi beda sih?" cia sedikit mengeraskan suaranya.
"Emang gaboleh?"
"Gue takutnya lo cuma baperin gue doang" celetuk cia membuat allan mengernyit.
"Gue gak sebrengsek itu" sahut allan.
Tapi lo emang brengsek kok" jawab cia membuat allan terdiam. Tak lama, allan menghentikan motornya."Kok berenti?" tanya cia. "Udah sampe" Cia tersadar, ini bukan rumahnya. la menatap rumah besar dengan pekarangan luas.
"Ini bukan rumah gue bangsul!" Cia tetap pada posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionCantik, populer, kaya raya. 3 hal yg sudah melekat kuat pada 4 gadis ini. Gadis yg kerap di bilang nakal, bandel, bahkan bitch. Tapi mereka tidak mempedulikan itu, mereka hidup atas kemauannya masing masing. Tak peduli banyak yang menghujat. Ini h...