Bad Girl 65

1 1 0
                                    

21.38
Bersengang senang, adalah hal yang dilakukan oleh 4 cewek dengan tampang bengis itu. Adis tak mau mengingat masalahnya dengan teo terlebih dahulu, apalagi candaan dari temannya yang mengira bahwa 'adis tipe-nya alvino'. Sangat tidak masuk akal bagi adis.

Kini, Mereka tengah berada di club xxx yang dulu biasa mereka kunjungi.

Karena akhir akhir ini mereka sibuk, jadi lupa untuk bersenang senang. Siapa yang mengira kalau qyki sudah mulai terbiasa dengan kesendiriannya? Terlihat bahwa dia bisa tertawa sekarang.

Dulu, adis dan cia pernah merokok, tapi dulu. Sekarang tidak, hanya sebatas minum dan itupun tidak lebih dari setengah botol. Namun lihat sekarang adis, ia kembali menghisap sebatang rokok.

"Lo mau kayak dulu lagi hah?" tanya qyki.

"Sebatang doang elah, lagi pusing gue" sahutnya singkat. Sudah hampir 2 jam mereka disini, dan kini ponsel al berdering.

'Bang vino'

Al sedikit tegang, pasalnya jika vino tahu al kembali lagi ke dunia malam, dia akan marah. Selain vino, allan juga melarang keras cia untuk clubbing. Kalau orangtua qyki, jangan ditanya lagi, mereka juga melarang, namun mereka hanya akan memotong uang jajan qyki jika ia kedapatan di club, jika tidak ya aman aman saja.

"Guys gimana ini? Bang vino telfon"

"Angkatlah, diluar sono!" sahut adis

Kini al sudah didalam mobil cia, ia sengaja keluar agar vino tidak curiga dengan suara hiruk pikuk didalam sana.

"Lama banget si angkat telfon juga!"

"Yeehh... Buruan mau ngomong apa?"

"Dimana?"

Al berfikir sejenak, mau bohong takut, mau jujur apalagi, "Di ini nih ... Di rumah bima" dan akhirnya al berbohong.

"jangan boong ya, abang kebetulan lewat dan liat mobil cia di tempat haram itu, kamu gak lagi disana kan?!"

"Hah?!! Enggak lah" jantung al berpacu lebih cepat.

"Yaudah cepetan pulang"

"Iyaaa ini mau! Dah dulu ya bye!" kemudian al mematikan sambungan telfonnya dan bergegas masuk kembali.

"Kita harus balik sekarang!" perkataan al membuat ketiganya menoleh. Melihat sahabatnya yang melongo mendengar perkataan al yang tak jelas, al melanjutkan ucapannya.

"Bang vino curiga, tadi liat mobil lo!" kata al sambil menunjuk cia.

"Yahh lo oon sih, ngapa gak parkir dibelakangg!?" ketus adis yang baru saja selesai dengan satu rokoknya.

"Lah, ya gue mana tau abang lu bakal lewat, orang biasanya juga parkir disitu!" cia tak terima.

Qyki menghela nafas, "Yaudah pulang aja yuk, udah lamaa juga kita disini" Akhirnyaa ketiganya mengangguk dan beranjak, tak lama mereka keluar dan melajukan kendaraannya.

Beruntung cia tak minum terlalu banyak, bisa bisa ia oleng saat membawa mobilnya, ya, hanya cia yang membawa mobil, dengan alasan agar tidak boros bensin.

"Langsung pulang kerumah masing masing aja nih?" tanya cia dengan tatapan lurus ke jalanan.

"Eh, kalian kerumah gue dulu napa, biar abang gue percaya kalo nanti diintrogasii" al terlihat tegang sedari tadi, vino kalau sudah marah bukan seperti singa, tapi lelaki itu tak akan pernah bicara selama marahnya masih menyulut.

"Hm" sahut ketiganya.

Tak lama, mereka sampai dirumah al dan benar saja, vino sudah menunggu diteras depan dengan tangan yang dilipat dibawah dada.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang