Cia sudah siap dengan seragam sekolahnya. "Allan jadi jemput gak ya?" tanya cia pada dirinya sendiri " Telfon aja deh" sambungnya.
Tak lama, telfonnya tersambung. "Lan jadi jemput kan?" Tanya cia.
"maaf cia, aku gak bisa. Lagi ada urusan sama anak geng"
"Urusan apa sii? Kamu juga belum jelasin kenapa kemaren gak anter aku pulang"
"bukan apa apa cia. Kamu udah sarapan?" Allan mengalihkan pembicaraan.
"Udah"
"Gapapa kan kamu berangkat sendiri?"
"lya"
"Yaudah, sampe ketemu ya" allan pun memutuskan sambungan telfonnya.
"Allan kenapa sih? Dia gak kayak biasanya. Gue harus cari tau" ujar cia. Lalu bergegas bersiap pergi ke sekolah.
Di sekolah, cia sama sekali belum bertemu Allan karena bel pertama sudah berbunyi.
"Nah anak-anak, mengerti dengan apa yang ibu jelaskan?" Tanya bu sri pada semua siswa.
"Mengerti bu" jawab semuanya serempak kecuali cia. "Kamu mengerti cia?" Tanya bu Sri lagi yang sedari tadi memperhatikan cia. Cia masih melamun dan tak menjawab pertanyaan bu Sri.
"Allcia?!" panggil bu Sri dengan nada sedikit naik, membuat cia terkejut.
"I...iya bu?!"
"Kamu dengar yang saya jelaskan tidak?" tanya bu Sri kesal.
"Denger dong bu" sahut cia santai.
"Mengerti?" Tanya bu Sri lagi.
"Nge.. Ngerti lah bu" cia mencoba untuk tidak gugup.
"Kalo ngerti, coba kerjaan soal ini" pinta bu Sri sambil menunjuk salah satu soal di papan tulis.
"Mati lu cia" Bisik adis.
"Bacot lu" Ketus cia. Mau tak mau cia kedepan dan berusaha mengerjakan soal tersebut, sedangkan teman-temannya malah menahan tawa. Entah ilmu darimana gadis berandalan sepertinya bisa menjawab dengan rumus yang berbeda.
"Bener kan bu?" tanya cia bangga.
"Benar sih walau caranya beda, untung pinter kamu" kata bu Sri sambil geleng-geleng.
"Woiya jelas, saya dari lahir udah pinter bu!" cia menyombongkan diri.
"Huuu" semua teman-temannya menyoraki cia.
"Sudah-sudah, sekarang kalian kerjakan soal di halaman 108, hari ini harus selesai, yang gak selesai tau resikonya"
"Hah! bu ini banyak banget!" Kesal salah satu murid.
"Karna itu, cepet kerjain! Kamu, duduk sana" titah bu sri pada cia.
"Iya bu, misi" kata cia.
"Cia gimana ini? Bagi dong, contek elah" pinta al. Ya, Al memaksa untuk sekolah hari ini, alesannya takut ketinggalan pelajaran, namun dia masih tetep setia dengan kursi rodanya.
"Gue juga sama nih, nyontek elah" celetuk adis.
"Bangke lu semua, kerjain bareng ayo" sahut cia. Mereka fokus mengerjakan soal sampai tak terasa bel istirahat berbunyi. Dan mereka mengumpulkan tugasnya, setelah itu.
"Kantin kuy!" ajak adis.
"Gue ikuttttt" teriak bima.
"Yaudah ayo" ajak cia.
Sesampainya disana, mereka duduk di tempat biasa. Bima yang memesan makanan, dan seperti biasa, semua lelakinya menghampiri wanitanya, kecuali cia.
"Lahh pacar gue mana?" tanya cia terlihat murung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Fiksi RemajaCantik, populer, kaya raya. 3 hal yg sudah melekat kuat pada 4 gadis ini. Gadis yg kerap di bilang nakal, bandel, bahkan bitch. Tapi mereka tidak mempedulikan itu, mereka hidup atas kemauannya masing masing. Tak peduli banyak yang menghujat. Ini h...