Bad Girl 46

1 1 0
                                    

"Woyy berenti woy!" teriak adis panik saat melihat Allan dan revan baku hantam.
Semua yang ada disana menoleh kecuali allan dan revan yang masih sibuk dengan urusannya.

"Pisahin anjir, malah bengong!!" adis tambah panik saat teman allan hanya diam.

"Revan udah mancing emosi Allan. Apapun yang kita lakuin buat pisahin mereka, bakal sia sia. Jadi biarin mereka tumbang salah satu, mereka bakal berenti sendiri nanti" Ujar reno yang tahu betul sifat allan dan revan. Tak tinggal diam, adis dengan cepat menelfon cia.

Sambil menunggu cia datang, adis kembali bertanya. "Ini pertamanya gara gara apa sih?!"

"Ini semua gara gara temen lo!" timpal erik tiba tiba, membuat adis mengernyit.

"Dahlah, lo gak tau apa apa!" ketus adrian geram saat melihat adis diam seakan tidak tahu apa apa. Toh, memang adis tak tahu apa apa tentang masalah ini kan?

Bugghh......
"Bangsat lo!" Allan membogem revan keras, sampai sudut bibirnya sedikit sobek.

Tak lama, cia datang dengan mobilnya. Cia tidak sendiri, ia bersama qyki.

Begitu turun, cia langsung berlari ke arah allan, namun dengan cepat adis menahannya. "Lo jangan bodoh cia!" kata adis sambil menahan cia yang terus meronta.

"Allaann!! Udaahh!!" teriak cia dari jauh.

Allan dan revan masih tidak mempedulikan sekitar. Kini revan bangkit dan meninju allan sampai tersungkur. "Cia bekas gue! Gak usah berbangga diri lo bangsat!" teriak revan dengan emosi yang tersulut.

Mendengar itu, adis dan qyki saling menatap. Mereka bisa menyimpulkan bahwa 'Cia' lah yang dipermasalahkan saat ini.

"Ayolah lan, putusin cewek lo! Balik lagi sama kita kayak dulu!!" sambung revan.

Allan bangkit dan menyeka pelipisnya yang berdarah. "Gue udah bilang, jangan bawa bawa cewek gue ke masalah geng!!"

Bugghh.....
Lagi lagi allan meninju revan. Revan tergeletak, namun ia masih tetap memancing emosi allan.

"Ke... Kenapa hah!? Kok lo takut gitu? Jangan jangan, Cia udah lo apa apain sampe lo takut ninggalin dia?! Hah?!" ujar revan sambil menahan perih di sudut bibirnya. Semua orang terkejut mendengar ucapan revan. Apalagi adis dan qyki.

"Jaga ucapan lo anjing!!" Allan mencoba menahan kalutnya. Ia seperti orang kesetanan jika menghadapi revan. Bisa dibilang revan yang babak belur disini.

"Allan udah laan" panggil cia melemah karena ia menangis sekarang. Allan menoleh ke arah cia, dan sialnya ia malah tersenyum. Entah tersenyum untuk apa dan maksudnya apa.

Kesempatan bagi revan untuk menghabisi allan yang sedang diam.

Revan bangkit, ia mengambil pisau lipat dari saku celananya tanpa sepengetahuan allan, bahkan temannya.

Sedangkan cia yang masih setia di pelukan adis terkejut. Ia melihat revan mengeluarkan benda tajam. "Dis, lepasin gue dis. Gue harus bantuin
allan sekarangg!!" pinta cia.

"Lo jangan nekat cia, lo tau mereka lagi kesetanan dan lo samperin dia? Please, jangan cari mati!" qyki mencoba menahan cia yang memaksa.

Kembali ke allan dan revan. "Maju lo kalo berani!" tantang revan yang masih menyembunyikan pisaunya.

Allan tersenyum kecut. "Masih gede nyali lo?" dengan cepat allan melangkah ke arah revan.

Cia meronta saat melihat allan mendekat. la tahu revan akan menyakiti kekasihnya. Cia menyikut perut adis membuat adis terkejut dan pelukannya melemah. Saat itu juga cia berlari secepat mungkin ke arah allan.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang