Hening seketika. Dekat jantung adis berpacu lebih cepat.
"Lo pasti bisa lewatin semua itu tanpa ada dunia malam dis, malah itu bikin lo tambah tersesat" Ucap vino sambil melepas pelukannya.
"Iya bang maaf" Vino beralihmenatap mata adis.
"Semangat oke! Masih banyak cowok yang lebih keren kok di luar sana"
"Hehe lya bang" Adis tersenyum tipis melihatnya.
"Ekhem ... udah peluk-peluknya?" Celetuk cia yang datang bersama al dan qyki.
"Abang masih marah ya sama kalian!" vino memasang wajah ketusnya lagi.
"Iya bang maaf dehh, jangan aduinn elah, ya??" pinta qyki memasang puppy eyes.
"Awas aja kalo besok-besok abang masih liat kalian ada di tempat haram kaya gitu, abang kurung kalian, gak di kasih makan satu seminggu!" Tegas vino.
Mendengar itu mereka pun bergidik ngeri pasalnya apa yang dikatakan vino pasti akan dia jalankan.
"Iya lya bang, janji gak kesana lagi dehhh" Ucap al dengan nada lesu.
"Tapi sama abang ke sananya boleh kali ya?" Celetuk adis. Vino menjitak kepala adis.
"Awww sakit bang elah bercanda doang"
"Haha mampus" ketiganya tertawa.
"Kalian juga sama aja!" Vino beralih menjitak cia, qyki dan al.
"Awww!!" pekik ketiganya dengan tatapan tak bersahabat.
Rasain njir. Batin adis, tak lama hp adis berdering, tak mau berlama lama, adis mengangkat telfon dari papanya.
"Iya halo pa?"
"....."
"Papa kenapa nangis sihh? Yang jelas dong kalo ngomong"
"....."
"HAH?!!" Seketika HP yang digenggamannya pun jatuh.
"Kenapa dis?" mereka yang masih bersama adis terlihat khawatir.
"Nyokap guee..." Adis tiba tiba menangis sejadi jadinya.
••••••••••
Saking cepat nya vino membawa mobil, mereka telah sampai dalam waktu 1 setengah jam. Kini mereka sampai di rumah adis di jakarta.
Sepanjang jalan adis menangis tak henti hentinya, dan kini, begitu sampai adis langsung berlari sambil berteriak.
"Mamaaaaaa!" Adis masih menangis kencang.
Sekarang di depan adis, ada tubuh tak bernyawa yang telah ditutupi oleh kain putih. Adis terkulai lemas di depan tubuh tersebut.
"Gak! Gakkkk! Ini gak mungkin mama, hikkss..... Maaa"
Papa adis yang melihat anaknya kacau langsung mendekap putri kesayangannya itu.
"Pa, ini gak mungkin mama! Mama masih idup, masih pahhh!" Racau adis.
"Sayang kamu harus Terima ini semua yaa, ini udah takdirnya" Ucap papa adis mencoba menenangkannya.
Adis melepas pelukan papanya lalu beranjak membuka kain yang menutupi wajah cantik wanita itu.
"Ahhhhk!!!! Mama gak boleh ninggalin adis kayak gini mahh!!" Tangis adis pecah. Sahabatnya ikut mendekat lalu memeluk adis. Hanya mereka yang tau kabar buruk ini, teo, bima, atau yang lain belum mengetahuinya.
"Dis udah dis, mama lo gak mau liat lo kayak gini" Ucap al menahan air matanya jatuh lebih deras lagi.
"Ini bukan mamah gue kan cia, al, qy? Kenapa dia senyum kayak gituu sihh" Adis masih menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionCantik, populer, kaya raya. 3 hal yg sudah melekat kuat pada 4 gadis ini. Gadis yg kerap di bilang nakal, bandel, bahkan bitch. Tapi mereka tidak mempedulikan itu, mereka hidup atas kemauannya masing masing. Tak peduli banyak yang menghujat. Ini h...