Bad Girl 69

1 1 0
                                    

Hari ini menjadi hari tersantai bagi mereka, tak ada masalah, tak ada kesedihan, dan tak ada dendam.

Semuanya berjalan seperti layaknya kehidupan orang biasa, jika dipaparkan satu satu, cia sudah bisa berteman baik dengan rebecca, bahkan cia sering bertemu dengannya dirumah fathur. Begitu juga fathur, ia sudah yakin untuk menerima allan sebagai penjaga cia.

Al yang tak tahu harus diceritakan seperti apalagi, hidupnya paling santai diantara mereka ber-4. Apalagi vino yang semakin overprotektif pada adiknya itu.

Adis juga, semakin hari keceriaannya kembali lagi. Reza jadi sering memberi kabar pada adis, dan sebaliknya. Jangan berfikir bahwa adis susah move on, ia mencoba biasa biasa saja dengan teo. Dan siapa yang tahu kalau sekarang adis sedang dekat dengan seseorang?

Qyki, ia amat sangat menikmati kesendiriannya, seringkali ia menolak lelaki yang mencoba mendekatinya. Buka karena hatinya masih ada nathan, hanya saja qyki sudah muak untuk kembali jatuh cinta.

Ulangan sudah selesai dan ini adalah yang ditunggu tunggu cia, pembagian kejuaraan.
Semua siswa dikumpulkan dilapangan, adis, al, cia dan qyki memilih baris dibelakang. Kenapa? Hanya bagian itu yang tidak terpancar sinar matahari.

Biasalah 'Skincare mahal' dalilnya.

Sedangkan cia sedikit panas dingin, ia cemas tidak masuk kejuaraan dan harus melaksanakan hukumannya. Dan kini saatnya pengumuman untuk kelas 11.

"Wish me luck" ujar cia pelan meyakinkan diri sendiri.

"Selamat kepada peraih siswa terbaik ke-5 kelas 11 atas nama....

Cia memejamkan matanya sambil meremas rok nya. Keringat dingin mulai bercucuran, jika saja tak ada taruhan itu, ia tak akan setegang ini.

"Syahla amandaa!" Cia melotot, ya tuhan peringkat kelima sudah diambil orang, harapannya hampir pupus.

"Wow gillaaa! Si syahla tuh emang pinter yakann? Gilasihh" ujar adis sedikit lebih heboh dari biasanya.

Mau gak mau gue harus dapet ke 4 nih! gak mungkin kalo ke 3,2 apalagi 1 mah! Batinnya.

"Dan untuk peraih siswa terbaik ke 4... Adalah" mata cia kembali terpejam, tak sanggup mendengarkannya jika itu bukan namanya.

Sedangkan adis, al, dan qyki hanya bisa menahan tawa melihat kepanikan cia.

"Danial Athallan!" lagi lagi cia melotot, kali ini lebih lebar dari sebelumnya.

Oke, harapan cia benar benar pupus sekarang. Ia menghela nafasnya panjang.

'Allan! Gue bangga kalo lo emang pinter, tapi gue gak rela kalo lo kalahin gueeee!!!!' Pekik cia dalam hati.

Tepuk tangan terdengar dari sana sini, terlebih dipojokan sana dimana tempatnya geng allan berkumpul.

"Woy, bebeb lo menang tuh, keprokin napaa?!" ujar qyki yang ikut memberi tepuk tangan dan sorakan, begitu juga temannya.

"Ayo dong cia Kok diem mulu si? Itu allan loh allan!" timpal al sekaligus meledek.

"Bacot ya lo pada!" ketus cia, ia tahu mereka tengah mengejeknya. Dengan susah payah cia menelan salivanya dan mencoba untuk tersenyum sambil memberi tepuk tangan. Terlihat allan dari depan sana tersenyum ke arah cia.

Cia baper, cia meleleh, tapi cia kepalang panik. Alhasil, senyum dari allan tak dibalas sama sekali.

"Langsung kita lanjut aja ya... Peraih siswa terbaik ke-3 adalah .... " MC menjeda ucapannya.

'Aargghhh... Dahlah gue nyerah aja, imposibble banget gue dapet'  Ketus cia dalam hati.

Cia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah temannya, "Guys okelah gue ngaku aja... Gue gak mungkin juga dapet ke 3,2, apalagi 1 anjriitt, cewek bengal kek gue mana mungkin. Gue ngaku gue kal-"

"ALLCIA RAHMA!" seru MC benar benar menggema ke telinga cia. Si empunya nama memegang dadanya yang berdetak hebat.

"Anjinggg lo pinter juga ya!" ujar adis sambil menoyor kepala cia begitu juga qyki.

Cia menjawabnya dengan menaik turunkan alisnya sambil mengibaskan rambut coklatnya. "Gue bilang juga apa! Siapa duluuu? Allciaaaaa gituu!" ucap cia membanggakan diri, padahal dirinya juga tidak percaya kalau ia sepintar itu.

••••••••

Kini mereka tengah berada di starbucks, sesuai dengan janji mereka jika cia juara umum dan mengalahkan allan, mereka menraktir cia.

Allan, afka, dan bima berada di meja yang berbeda. Geng allan juga datang, hanya saja mereka beda haluan.

"Aahhh... Abis uang jajan gue kalo gini mah!!" ujar qyki sambil menunjuk cia yang sudah menghabiskan tak hanya satu, tapi 2. Belum lagi yang akan dibawa pulang cia nanti.

"Gapapa, buat temen mah apasi yang gak bisa, lagian kan kita udah janji" timpal al.

"Ah sa ae lu, uang jajan udah abis mah mewek juga!" sambung adis membuat semua tertawa kecuali al, ia memanyunkan bibirnya.

Tempatnya lumayan sepi, jadi mereka bebas haha hihi agak keras.

"Eh lan, taun depan lo kalahin si cia dong, elaahh. Masa kalah sama betina?" kata afka yang terdengar oleh kumpulan cia.

"Woy! Betina betina, gue manusia bukan hewan ya satt!" ketus cia sambil mengacungkan jari tengahnya.

"Berisik banget woy! Kalo mau berisik mending party aja dirumah gue" celetuk bima membuat semua menoleh.

"Serius lo?" tanya allan.

"Yoi lah, rumah gue sepi dan mumpung lagi punya rezeki nih, kuylah" ajak bima. Tak ada penolakan dari satupun, semuanya setuju. Dan mereka menghabiskan waktu yang ada untuk bersenang senang.

Setelah acara traktiran selesai, mereka berdiam dirumah qyki, sekedar santai santai sambil mengobrol. Qyki dan adis yang merebahkan dirinya dikasur, cia yang lenyeh lenyehan dengan boneka besar qyki, lalu al yang selonjoran diatas karpet bulu.

"Guys, kalian mikir hal yang sama kayak gue gak sih?" tanya qyki sambil menatap lurus kedepan.

"Apaan tuh?" sahut adis.

"Nakalnya kita sekarang tuh bakal ngaruh sama masa depan kita" pernyataan qyki membuat ketiganya terdiam.

"Gue juga pernah mikir gitu" jawab al.

"Sama" timpal cia. "Malah gue sempet mikir, gue gak bakal dapet kerjaan dengan alasan gue gak suka diatur atur. Yaa ... Sama atasan maybe?" sambungnya.

Al membebarkan posisi duduknya. "Nahh iya... Gue juga kemarin abis nonton di yt, dan gue cari motivasi motivasi biar hidup kita tuh tenang, katanyaa kita harus kurang kurangin musuh"

"Terus kalian pernah mikir buat berubah gak?" lagi, pertanyaan qyki membuat mereka diam.

"Pernah sih" sahut al pelan.

"Kalo gitu, kenapa kita gak berubah aja? Ya... Meski gue tau bakal susah buat rubah kebiasaan kayak gitu" adis menumpu kepalanya dengan sebelah tangannya.

"Iya, gue sebenernya capek punya banyak musuh gegara kita kayak gini" ucap cia.

"coba coba dulu yuk, siapa tau keenakan. Dan hidup kita bakal bener sampe gede" ajak qyki. Semua menoleh dan saling tatap. "Deal?" tanya qyki lagi.

"Deal" sahut adis dan al bersamaan. Kini tinggal cia, ia masih dengan diamnya.

"Mau gak cia?" tanya adis.

"Coba coba dulu kan?" tanya cia yang masih ragu, ia sudah terlanjur nyaman dengan kehidupan seperti ini.

"Iyaa cia, kita kan dewasa bareng, nakal bareng, dan insaf juga harus bareng bareng" kata qyki meyakinkan.

"Oke, deal" sahut cia pelan. "Mulai sekarang, kita belajar menghargai, belajar memaafkan, gak menanamkan dendam, gak emosian, dan menjadi pribadi yang lebih baik, Oke?" sambungnya.

Semuanya mengangguk dan mendekat untuk saling rangkul. "Kalo ada niat pasti bisa kok, buktiin sama semua orang kalo kita tuh gak cuma bisa nakal doang" ucap al menyemangati.

••••••••••

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang