Bad Girl 19

5 4 0
                                    

Dan dia adalah Vanya.

Gadis dari sekolah lain yang dekat dengan teo.

"mau gak nerima bolu ini?" tanya teo, dan semua orang langsung terkejut tidak percaya akan pernyataan teo.

"hah? Buat gue?" tanya vanya Sambil menunjuk dirinya.

"iyalah buat siapa lagi? Terima ya?" tawar teo.

Tiba tiba adis melihatnya sakit hati, adis pun berlari keluar pesta tanpa ada yang melihat.

"eh iya, makasih" jawab vanya Dan teo hanya membalas dengan senyuman. Setelah itu teo mendekati MC dan meraih mic-nya.

"ok, malam semua" sapa teo.

"malam" jawab serentak.

"dimalam yang berbahagia ini, tepatnya dihari ulang taun gue, gue mau nembak seseorang. Cewe itu udah bikin gue nyaman, gue sayang banget sama dia, gue harap dia mau nerima gue jadi pacarnya" papar teo.

Semua gadis heboh terutama para mantan teo yang baru dia putuskan beberapa hari lalu. Teo kali ini benar benar serius. Dan hanya ingin menjalin hubungan dengan 1 cewek saja. Jadi dia memutuskan cewe-cewe yang dia pacari sebelumnya.

"dan cewe itu adalah Vanya" kata teo dan semua kaget dan langsung menatap vanya, teo pun jalan mendekat sambil membawa buket bunga yang sudah ia siapkan.

"Van, Gue sayang banget sama lo, gue rela lakuin apa pun demi lo, dan kali ini gue serius, gue bukan cowo play boy lagi karna gue udah mutusin semua cewe gue demi lo vanya, lo mau gak lo jadi pacar gue?" kata teo sambil membungkuk.

Vanya hanya diam tak percaya akan kejadian tersebut, sedangkan semua orang sudah sorak-sorakan agar Vanya Setuju jadi pacar teo.

"gue masih nunggu Vanya "kata teo
dengan wajah penuh harapan

"hmmm..Gimana ya teo... " kata vanya terbata-bata.

"gimana apanya? Lo pasti mau kan jadi pacar gue? "tanya teo lagi.

"hmm.."

Semua orang menunggu momen tersebut, berbeda dengan adis.

Saat ini adis tengah berjalan di pinggir pantai. "Ahhh! Gue kenapa si?! Gak mungkinkan kalo gue suka sama tuh anoa? Ya kaliii dia musuh gue! "teriak adis tak jelas.

"tapi kalo sampe gue suka gimana? Ahhhh! Bodo amat lah. Pokoknya mulai sekarang gue harus jauhin si teo, gue yakin ini bukan suka atau apalah itu namanya tapi gue yakin ini cuma halu doang! Udahlah ngapain gue sedih juga mending sekarang balik ke acara dan nikmati pestanya aja..ya! Udah gitu aja" kata adis meyakinkan dirinya sendiri.

"ah tapiii....,ah njir! Gue gak pernah sebingung ini! Ahh gue kenapa sii!"
kesal adis.

"ahh udah balik-balik, ini pasti gara-gara gue laper kali!" kata adis dan melangkah pergi ke pesta.

Dipesta.

"hmm.. Teo gue tau lo baik banget sama gue dan gue juga sayang sama lo" kata vanya dan wajah teo pun terlihat sangat bahagia.

"tapiii...., gue sayang sama lo karna gue nganggep lo sebagai sahabat gue. Sorry yo gue gak bisa jadi pacar lo, maaf gue permisi" kata vanya dan langsung beranjak keluar dari acara itu. Teo pun kaget akan pernyataan tersebut dan tak percaya. Langsung saja teo mengejar vanya.

"Vanya.. Vanyaa!" kata teo langsung menggenggam tangan vanya.

"gak mungkin, lo pasti bohong sama gue! Gue tau lo juga pasti sayang sama gue, gak mungkin kan lo buat apa lo selama ini perhatian sama gue! Jujur sama gue vanya. Gue sayang banget sama lo dan lo gak boleh giniin gue" kata teo dengan nada frustasi. Sahabat sahabat teo pun ikut ngejar mereka dan ikut memerhatikan teo bersama vanya.

FYI, yo adalah nama panggilan untuk teo.

"lepasin gue yo! Sakit!" kata vanya sambil berusaha melepas tangannya dari cengkraman teo.

"gue gak suka sama lo! Gue baik sama lo karna gue nganggep lo sahabat gue!" kata vanya sedikit berteriak.

"terus selama ini sayang gue sama lo percuma!" papar teo, vanya hanya diam.

"kalo lo gak suka sama gue, terus lo sayang sama siapa hah!? Siapa sosok cowo yang lo sayang selain gue?" tanya teo kesal.

"lo gak perlu tau siapa cowo itu! Lepasin tangan gue yo!" vanya masih meronta.

"seberapa keren si itu cowo hah! Pernah ngasih apa dia sama lo! Kalo lo lagi sedih siapa yang selalu ada buat lo
hah! Gue kan! Terus kenapa lo malah sayang sama dia!" teo sampai di puncak amarahnya

"kurang gue apa van? Siapa cowo itu!" tanya teo lagi.

"sekarang lo ngitung ngitung kebaikan lo yo? Gue kira lo emang beneran baik sama gue. Tapi gue salah!" kata vanya menggantung kata katanya

"emang cinta datang harus ada alasannnya? Engga kan! Gue harap hari ini hari terakhir kita ketemu yo" sambungnya.

"gak, maksud gue gak gitu van, gue cuma sayang sama lo dan gak mau kehilangan lo!" kata teo

"kalo lo sayang sama gue, lepasin! Biarin gue bahagia"

"ok gue lepasin, cukup tau! Berarti lo selama ini gak bahagia sama gue maaf" kata teo dengan nada merendah.

"tapi siapa cowo itu? Setelah itu gue gak akan ganggu lo lagi kalo mau kasih tau cowo itu siapa?"

"itu gak penting" jawab vanya

"kalo gitu gue pastiin lo gak bisa pergi dari genggaman gue!" sentak teo.

Sambil memegang 2 bahu vanya dengan kuat hingga si empunya merasa kesakitan.

"lo gila ya! Lepasin! Sakit yo" vanya pun dibuat kesakitan, sampai matanya berkaca kaca.

"jawab vanyaa, siapa cowo itu" teriak teo, melihat teo sudah sangat marah pun nathan dan afka langsung menahan teo.

"yo udah, ni cewe kali! Woy" kata nathan berusaha menjauhkan teo dari vanya.

"dia kesakitan goblok" kata afka, namun teo tidak bergeming sedikit pun.

"Allan!" teriak vanya.

Allan yang berada tak jauh darisana merasa terpanggil dan menghapirinya.

"cowo pengecut yang cuma beraninya sama cewe!" teriak allan

"haha jadi dia cowo itu van?" kata teo sambil tersenyum sinis dengan sorot mata mematikan.

"iya emang allan cowo itu! Mau apa lo! Hiks" jawab vanya.

Mendengar itupun teo langsung tertawa hambar. Bahkan semua yang orang yang mendengarnya ikut terkejut.

"lan gue sayang sama lo, dan gue udah nunggu lama sampe waktunya tepat, mungkin sekarang bukan waktu yang tepat, tapi gue udah gak bisa nunggu lagi, lo mau gak jadi pacar gue?" tanya vanya sambil menggenggam tangan kanan allan.

Apa apaan ini? Seorang gadis menyatakan cintanya? Dimana harga dirinya?

Mendengar pengakuan vanya, allan
seketika menghempaskan tangan vanya yang menggenggamnya.

"lo jangan salah mengartikan kebaikan gue vanya, gue bantu lo karna lo cewe, gue sama sekali gak ada perasaan sedikit pun sama lo, dan inget gue gak suka sama cewe tipe kaya lo!" kata allan dan membuat vanya kaget sekaligus sakit hati akan jawaban allan.

"gak mungkin lan, lo pasti suka kan sama gue" vanya meyakinkan

"ga!" jawab allan singkat namun jelas.

"tapi lo gak punya pacarkan? Kenapa lo gak suka sama gue?" tanya vanya kecewa.

"kata siapa gue gak punya pacar? Gue punya kok" pandangan allan kini tertuju pada cewek yang kini tengah membeku.

••••••••••

Widihhh makin memanas guys, pantengin terus yaaa, buat kalian yang penasaran sama kelanjutan cerita ini di akun AlqamiraR. Lanjutannya ada disini ya, thank U

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang