Bad Girl 58

1 1 0
                                    

Allan memejamkan matanya sejenak. Meskipun ia tak ikut campur, tetap saja ia yang memimpin geng ini. Mereka tengah dikantor polisi sekarang.

"Lagian lo apa apaansih?!" allan geram. la berhadapan dengan adrian kali ini.

"kita gak enak lan diganggu kayak gitu!" sahut adrian.

"Ya gausah sampe pukul cewek tolol!" Allan menatap adrian tajam.

Awalnya memang anak Nusa lah yang mencari ribut, mereka dengan sengaja menggerung gerungkan motornya tak jauh dari basecamp. Alhasil, adrian dan teman temannya terpancing emosi karena terganggu.

Kebetulan disitu ada sarah, selaku siswi sma nusa. Karena emosi, mereka tak kenal lawan. Hingga sarah pun mereka sikat.

Allan menghembuskan nafasnya, "Gue udah urus, tinggal kalian sendiri yang beresin. Gue cabut" lelaki itu beranjak dari duduknya dan pergi.

"Makasih lan" ucap adrian yang terdengar oleh allan dan dibalas anggukan. Saat hendak pergi dengan motornya, ia mendapat pesan. Saat dilihat, itu dari teo.

Teo.
Maksud lo apa?!

Allan terdiam sejenak, ia yakin adis sudah mengetahui semuanya.

Allan.
Dia berhak tau

Teo.
Bangsat lo!

Lelaki itu tak mau ambil pusing, ia segera pulang dan mengabaikan pesan teo.

••••••••••

Dikantin sekolah.
Seperti biasa mereka berkumpul, kecuali teo, ia tidak disana. Adis juga diam sedari tadi.

"Gue minta maaf dis, kalo yang kemarin gue kirim bikin lo berantem gini" ucap allan.

Adis mendongak, lalu tersenyum. "Malah gue berterimaksih banget"

"Sekarang kemana tuh orangnya?" tanya afka yang sedari tadi tak melihat batang hidung teo.

"Dahlah, biarin aja. Dia tuh lagi sibuk nyari alesan kalo gue tanya tentang....

"Hai sayang" tiba-tiba teo datang dari belakang adis. Semuanya menoleh, setelah apa yang teo lakukan pada adis, ia masih bisa bersikap seperti ini padanya?

"Gapunya malu lo ya?" celetuk cia dan langsung mendapat tatapan sinis dari teo.

"berisik lo!" ketus teo dan tatapannya beralih pada allan. Ia masih kesal padanya. Saat itu juga mahda datang dan langsung memegang lengan nathan. "Nat, kita dipanggil pak anwar"

Hening seketika.

Nathan kikuk, ia menoleh ke arah qyki sambil melepas tangan mahda. "sayang, aku pergi dulu ya?"

Qyki tersenyum tipis dan mengangguk. Al yang melihat itu membisikan sesuatu pada qyki. "Lo yakin biarin mereka pergi gitu aja?" bisiknya. Lagi-lagi qyki hanya mengangguk.

Nathan bangkit diikuti mahda. Sedangkan teo, ia jadi bergabung meski terus didiamkan adis.

"Jangan diem dieman napa" kata al mencoba mencairkan suasana.

"Lo harusnya ngaku yo" celetuk allan membuat teo langsung menatapnya tajam. Al membuang nafasnya panjang, bukan untuk membahas ini yang ia maksud.

"Gausah ikut campur!" teo sedikit menekan ucapannya. Afka mengusap pelan pundak teo agar dia lebih tenang.

"Jangan disini deh, plis" qyki mencoba mengingatkan agar tidak memancing keributan.

"Allan bener, lo harusnya jujur kalo emang ada sesuatu sama sarah" ucap adis sambil menatap lurus kedepan.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang