"Pagi teman sekelasku." Sapa Lea.
Lea memang seperti itu setiap hari. Ya maklum saja Lea adalah sosok yang ceria dan sedikit gesrek.
"Ya ampun Le. Kebiasaan lo." Celetuk salah satu temannya yang bernama Kinara
"Serasa di hutan kali." Sinis Cerry
Cerry memang selalu mencari masalah dengan Lea. Entah apa yang membuat Cerry membenci Lea.
"Lo punya masalah idup apa sih ?" Tanya Lea tak kalah sinis. Tapi pertanyaannya tidak digubris oleh Cerry.
Leapun tak ambil pusing dengan teman debatnya itu.
"Lo semua pada ngapain sih?" Tanya Lea melihat temannya sibuk kesana kemari membawa buku.
"Lo buta." Sarkas Cerry lagi dengan nada judesnya
"Ga nanya lo suketi." Balas Lea berjalan kearah bangkunya. Sementara yang dibalas sudah merah padam menahan amarah.
"Eh udah ngerjain PR mate belom Le?" Tanya Abel teman sebangkunya.
"Heh ? Sejak kapan mate ada PR ?" Tanya Lea dengan mata melotot
"Tolong dikondisikan ya matanya, baek-baek kalo copot." Celetuk Abel
"Hehe sorry abisnya akoe terkejoet." Balas Lea dengan nada alay. "Gue nyalin dong Bel." Pinta Lea
"Gue aja masih dapet separuh mana tinggal 10 menit lagi bel masuknya. Noh ayuk nyalin punya Zahra."
"Whaatttt ? Ayukk cus ke bangku Zahra." Iya memutar tubuhnya lalu berjalan menuju bangku Zahra. Bangku zahra berada di baris depan.
Zahra adalah seorang murid berhijab, lembut dan yang paling rajin. Iya selalu menjadi yang pertama di kelasnya. Sifatnya yang lemah lembut dan baik menjadikan teman-temannya menyukainya.
Beda dengan Lea yang memilih duduk dipojok belakang agar terhindar dari pandangan guru.
"Woi pada minggir napa, gue mau nyalin nih." Katanya Lea berharap temannya minggir tetapi yang didapat temannya sama sekali tak peduli.
"Elah semua juga mau nyalin kali Le." Celetuk salah satu temannya. Lea mendengus kesal.
"Le. Duduk sini biar aku yang minggir dulu." Kata Zahra tiba-tiba.
Senyum Lea berangsur mengembang. Lea mengangguk mengiyakan.
"Thanks ya Zah." Kata Lea. Zahra mengangguk
Zahra memang selalu baik pada Lea. Karena menurutnya Lea adalah gadis yang baik walaupun dengan cara yang berbeda. Walaupun Lea sosok yang sedikit kasar tapi itu tak melunturkan sikap baiknya.
Lea selalu menjadi penolong terdepan saat temannya ada dalam masalah.
10 menit kemudian.
Tet... Tet... Tet
"Mampus, baru dapet setengah lagi." Gerutu Lea. Lea melihat kesamping dan depannya tampak temannya sudah menyelesaikan PRnya.
"Selamat dihukum ria." Celetuk Cerry tersenyum sinis.
"Lo..." Belum sempat Lea membalas.
Tangannya terlebih dahulu di cekal Zahra."Istigfar Le. Sabar." Ucap Zahra lembut. Leapun mengangguk dan beristigfar dalam hati. Entah karena apa Lea selalu menuruti nasehat Zahra.
Mungkin menurut Lea , Zahra adalah sosok yang bisa menjadi penenang saat dia dalam mode marah. Tutur katanya yang lembut seolah memiliki sihir untuk menenangkannya.
Tak lama kemudian Bu Luluk, sang guru matematika datang.
"Assalamualaikum, pagi anak-anak."
"Waalaikumusalam. Pagi bu." Sahut murid kelas 11 IPA 3. Kelas Lea.

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta (END)
Teen Fiction𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙜𝙪𝙮𝙨 ! Dia ALLEA KANIA FAJIRA seorang gadis barbar , periang , pemberani dan supel. Yang sehari-hari dipanggil Ale. Berubah seketika saat sesuatu yang tak pernah terbayangkan terjadi menimpanya. Ia mem...