3. KANTIN

4.3K 265 10
                                    

"Bau, baunya sih lo pernah terluka karena persahabatan." Celetuk Kevin. "Sampai lo ga percaya lagi sama yang namanya persahabatan." Lanjutnya

"Tepat." Jawab Lea singkat. "Sejak kapan lo jadi cenanyang kak ?" Imbuh Lea.

"Sejak tadi sih." Jawab Kevin polos.

Elang yang mendengar jawaban absurd sahabatnya mengumpatinya dalam hati. Bagaimana bisa ia menjawab dengan jawaban sepolos itu. Elang heran kenapa Kevin itu berubah-ubah seperti bunglon, kadang dia akan bijak kadang dia akan absurd seperti saat ini.

"Le , saran gue ya. Lo tu harus coba percaya sama orang. Ya emang sih kalo percaya orang itu jangan 100% , 80% lah setidaknya. Lo tu kalo milih sahabat yang tulus , yang mau berteman tanpa melihat lo cantik , lo kaya , lo terkenal. Cari yang mau menerima sikap buruk lo juga ." nasehat Kevin

"Entarlah kak gue pikirin lagi." Timpal Lea santai.

Tampak dari arah pintu kantin 2 orang murid laki-laki berjalan kearah bangku Lea.

"Woi lo kok ga ke kelas?" Tanya salah satunya setelah menduduki bangku.

"Siapa yang lo culik Kev ?" Tanyanya lagi melirik Lea.

"Gue tadi kena hukum gara-gara telat. Terus dihukum bareng dia. Dianya dihukum gegara ga ngerjain PR." Jelasnya sambil menunjuk Lea dengan dagunya.

Sahabatnya itu menganggukkan kepala saat mendengarkan penjelasaannya.

"Kenalin gue Yosi." Mengulurkan tangannya.

"Gue Satria." Menyodorkan tangannya juga.

"Gue Allea kak. Panggil aja Lea" Menyambut uluran tangan keduanya bergantian.

"Kelas berapa?" Tanya Satria

"11 IPA 3 kak. Kakak sekelas sama kakak burik ini." Ucap Lea santai sambil melirik Kevin

"Bahahaha." Tawa Satria dan Yosi mengema. Sementara yang ditertawakan merutuki mulut Lea yang ga ada akhlaq.

"Puasin aja ketawanya. Keselek sendok mampus lo." Sebal Kevin yang lainnya malah semakin ngakak kecuali Elang.

"Udah ya kak gue mau ke kelas dulu." Pamit Lea

"Lo yakin kelas lo belum ada gurunya. Mau lo dihukum lagi kalo lo telat. Mending ikut bolos kita aja." Kevin mencuci otak Lea.

Lea berhenti. Ia berhenti sejenak memikirkan kata-kata Kevin. Ada benarnya juga yang dikatakan Kevin. Lea mengurungkan niatnya kembali ke kelas. Ia kembali mendaratkan bokongnya di bangku tadi.

"Kakak pro banget jadi setan." Cicit Lea.

Membuat Kevin sekali lagi memelototkan matanya. Bagaimana bisa ada cewek yang seberani itu padanya. Jika cewek itu bukan Lea sudah pasti akan mendapat pelajaran dari Kevin.

"Pantes banget jadi setan." Timpal Satria

"Bacot lo ya." Kesal Kevin pada sahabatnya.

"Lah kok ngamok." Cicit Satria lagi.

"Serah ." ucap Kevin jengah

"Udah deh bang Ke sama bang Sat diem aja , jangan berantem mulu."

Satria dan Kevin sama-sama menganga saat mendengar panggilan baru Lea pada mereka. Sementara Yosi terkikik geli. Jangan lupakan Elang yang tersenyum. Jika ada yang melihat itu mereka pasti akan histeris.

'Apa tadi Bang Sat'

'Apa tadi Bang Ke'

Dalam hati mereka berdua.

"Nama gue Kevin jangan dipotong."

"Nama gue Satria jangan dipotong."

Kata mereka berdua dengan waktu bersamaan.

"Ah sama aja. Bang Ke sama Bang Kevin terus bang Sat sama Bang Satria. Ejaanya bener kok kak." Jelasnya dengan watados.

"Itu mending lo panggil kakak aja ga usah bang. Serius lo bikin harga diri gue jatuh." Gerutu Kevin

"Enakan Bang tau ga. Ada seni di kata-katanya. Biar lebih akrab gitu" Balas Lea.

"Gue sumpal mau tu mulut. Nyebelin bat." Kata Kevin lagi.

"Bang Ke lagi capek ya kok marah-marah mulu sih atau lagi PMS ?" tanya Lea tanpa rasa berdosa.

"capek , capek ngadepin lo." celetuk Kevin kesal

"Ya udah belakangin aja bang kalo capek ngadepin gue." pura-pura polos

"Astaga dragon. Nenggelemin orang dosa ga sih." ucap Kevin jengah

Lea terkikik melihat raut kesal Kevin.  Sementara Yosi dan Satria menahan tawanya.
Kalau kalian tanya Elang sedang apa, ia fokus dengan makanannya tapi jangan salah telinganya masih menangkap apa saja yang dibicarakan sahabatnya dan dekelnya itu.

"Keren sih lo , berani sama Kevin. Tu liat wajahnya udah kek nahan boker." cicit Yosi

"Sekali lagi ya gue kasih tahu kakel gue yang ganteng-ganteng , gue ga takut sama bangKe-vin ini , kalo sama tu kakak yang mukanya datar banget kek papan tulis gue baru takut." menunjuk Elang dengan dagunya.

"Eh tuh mulut, ejaan kata lo salah Fuah, bang Kevin bukan bangKe vin." ketus Kevin.

"Sama aja bang. Lanjutnya Kevin-Kevin juga." jawab Lea

"Wah tapi cari gara-gara lo sama Elang." kata Satria ya walaupun dia mengacungi jempol keberanian Lea terhadap mereka.

"Ish, kaga bang Sat. Mana berani gue sama kakak itu." Lea menggelengkan kepalanya. Sedangkan Elang sedang menatap Lea yang berada di sebrangnya dengan tatàpan rumit.

"Kaga kaga gue ga mau ya ada masalah sama tu kakak. Serius deh gini aja udah ngeri bang Sat." cicit Lea lagi. Menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali.

Sementara Elang tersenyum miring. Merasa akan menjadi masalah jika ia terus disana Lea segera berpamit dan melarikan diri.

"Bang , gue cabut ya. Makasih traktirannya. Bye." Lea segera melarikan diri.

Kevin dan lainnya cengo melihat kelakuan Lea. Beda dengan Elang yang menatap dengan tatapan sulit diartikan.

"Oh iya , Draka nantangin lo bos." kata Yosi pada Elang. Elang menautkan kedua alisnya.

"Nantang apa ?" tanya Elang

"Balapan. Tapi gue yakin sih Draka bakal bawa banyak anak-anak GLOVA." duga Yosi.

"Gue rasa juga gitu. Ga mungkin Draka cuman bawa beberapa. Draka selalu modal licik." timpal Satria.

Elang menganggukkan kepala.

"Kapan?" tanya Elang singkat.

"Seminggu lagi." jawab Yosi

"Bilang 2 minggu lagi selesai UN." kata Elang datar

"Kalo dia pikir kita ga berani gimana kalo lo undur gitu ?" tanya Kevin

"Gue ga peduli pikiran mereka. Gue mau serius sama UN. Bokap paksa gue buat kuliah ke Jerman." jelas Elang. "Gue harus terusin perusahaan bokap." sambungnya.

"Jadi lo bakal ninggalin kita-kita. Lo ngomongnya dadakan banget." kata Satria

"Bokap gue bilangnya juga mendadak." jelas Elang.

"Ya udah fix ya 2 minggu lagi. Entar gue kabarin si Draka."

Elang berdehem sebagai jawaban.

.

.

.

.

Tbc.
Minta voment-nya guys.
Tq

ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang