56.

2.1K 124 0
                                    

Pagi ini Elang berniat untuk bertanya masalah Lea pada bi Suti. Ia sangat khawatir melihat istrinya yang ketakutan seperti semalam.

"Bi." Panggil Elang saat melihat bi Suti membersihkan meja ruang tamu.

"Ya, ada apa mas Elang ?" Tanya bi Suti. Elang mengedarkan pandangannya takutnya jika Lea sudah selesai mandi. Ia memang sengaja menunggu Lea mandi untuk bertanya masalah ini ke bi Suti. Bi Suti ikut merotasikan matanya mengikuti arah pandang Elang.

"Saya mau tanya, tolong bibi jawab dengan jujur." Ucap Elang membuat yang ditanya gugup. Bi Suti takut jika Elang bertanya pasal Allea.

"A.. Ada apa mas ?" Tanya bi Suti terbata. Elang mulai curiga saat bi Suti gugup seperti itu.

"Apa yang terjadi sama Allea, kenapa akhir-akhir ini Ale menjadi pendiam dan sering melamun. Apalagi semalam Ale mimpi buruk, jelas sekali kalau Ale sedang ketakutan. Bibi pasti tahukan, saya mohon bibi jangan tutupin apapun." Tanya Elang dengan sedikit mengintimidasi. Jika sudah begitu bi Suti tak bisa mengelak.

"Itu... Anu mas, itu mbak Ale dapat te.. Teror." Jawab bi suti takut-takut.

"Teror, tolong bibi bicara yang jelas." Ucap Elang tegas.

"Hampir 3 bulan ini mbak Ale dapat teror mas. Ada yang kirimin mbak Ale bunga mawar hitam dan ada secarik kertas di dalamnya. Mbak Ale udah dapat 4x kotak itu. Dan yang terakhir mbak Ale terkejut sampai menangis. Kotak terakhir isinya mawar hitam, foto mas Elang, baby Al dan El yang dicoret-coret. Kertasnya juga ada mas. Isinya ancaman ." Jelas bi Suti. Elang mengerutkan keningnya. Ia mulai berfikir bahwa mawar yang ditong sampah tersebut juga kiriman dari orang tersebut.

"Mawar yang di tong sampah ?"

"Ya mas. Itu saya yang buang."

Elang mengepalkan kedua tangannya sampai buku-buku jarinya memutih.

'Siapa yang berani meneror Allea.'

Kilatan amarah mulai berkobar dalam diri Elang membuat bi Suti yang didepannya ketakutan , karena ia tak pernah melihat Elang marah seperti itu. Selama bekerja disana baru kali ini bi Suti melihat Elang marah, dan itu sangat menakutkan menurutnya. Ingatkan dia agar tak membuat majikannya itu mengamuk.

"Kenapa Ale ga bilang saya , bibi juga." Ucap Elang dengan menekan amarahnya.

"Sama mbak Ale ga boleh mas. Mbak Ale ga mau bikin mas Elang khawatir, Mbak Ale ga mau pekerjaan mas Elang terganggu karena teror itu." Jelas bi Suti membuat Elang menghembuskan nafas pelan.

'Kenapa kamu selalu memikirkan orang lain sebelum diri kamu sendiri.'  batin Elang.

Terbuat dari apa hati istrinya itu, kenapa ia sangat baik , selalu mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri. Sungguh Elang merasa beruntung memiliki Allea dan Elang akan selalu mengucapkan itu sepanjang hidupnya.

Elang berlalu begitu saja menuju kekamarnya. Ia harus menemui istrinya. Saat Elang sampai dikamar itu bertepatan dengan Lea yang keluar kamar mandi. Elang langsung merengkuh tubuh istrinya. Membuat Lea mengernyit heran.

"Ada apa ?" Tanya Lea halus.

"Kamu yang ada apa ? Kenapa kamu tutupin semuanya dari kakak?"

Deg !

'Apa kakak sudah tahu.' batin Lea.

"Kakak sudah tahu semuanya. Kenapa kamu ga bilang kalau kamu dapat teror." Cecar Elang.

"Ale ga mau kakak khawatir."

"Bahkan kakak lebih khawatir saat kamu ga bilang ke kakak. Kalau terjadi sesuatu dan kakak ga tahu gimana ? Kamu egois Ale , kamu bahkan pendam semuanya sendiri. Ternyata kamu ga butuh kakak." Kesal Elang , tidak ! Lebih tepatnya Elang kecewa. Elang melepaskan pelukannya tapi tangan Lea masih setia melingkar di perutnya.

ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang