11. JALAN

2.5K 162 5
                                    

Elang dkk kini sudah berada di markas. Mereka memang tak langsung pulang menuju rumah masing-masing melainkan ke markas terlebih dahulu.

"Gimana ceritanya Lea bisa kenal sama Draka?" Tanya Kevin sangat ingin tahu.

"Gue juga ga habis pikir sih , apalagi saat Draka lembut banget ke Lea."  Timpal Satria.

"Tapi kalo gue ga salah denger tadi Lea manggil Draka dengan nama Alvaro terus Draka manggil Lea, Ale." Kata Yosi.

"Ya, gue juga denger." Kata Elang membenarkan.

"Atau jangan-jangan cewek yang dimaksud Bayu kemarin...."

"Lea." Kata mereka serempak.

"Ada hubungan apa mereka?" Tanya Kevin.

"Gue ga tahu tapi yang pasti mereka udah kenal lama. Dari cara bicara dan tingkah laku mereka menunjukkan kalo mereka itu udah saling kenal." Analisa Yosi

"Gue sepemikiran sama lo." Kata Satria.

"Cari tahu." Kata Elang.

"Oke, Ernan pasti bisa cari informasi tentang mereka." Kata Kevin.

Kevin segera menghubungi seseorang yang bernama Ernan tersebut. Setelah itu mereka masih sibuk dengan dugaan mereka masing-masing.

.

.

.

"Thanks ya Al. Udah mau anterin gue. Mana kena macet lagi kan jadi bikin repot lo." Kata Lea tak enak pada Draka. Lea membuka pintu mobil dan turun.

"Gapapa Ale. Sans, cuman macet doang."

Jelas saja Draka tak keberatan. Dia malah bersyukur dengan mereka terkena macet, Draka jadi mempunyai  kesempatan untuk berduaan dengan Lea lebih lama.

"Nanti malam jalan yuk Le." Ajak Draka

"Kemana Al ? " tanya Lea.

"Nonton. Ada film baru di bioskop." Jelas Draka. Lea tampak berfikir.

"Oke deh." Putus Lea.

"Nanti gue jemput jam 7. Bye Ale." Pamit Draka melambaikan tangannya.

Draka segera melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Lea.

"Assalamualaikum." Lea mengucap salam.

"Waalaikumusalam. Pulang sama siapa Le. Kayanya tadi pak Maman ga jemput deh." Tanya bunda Lina.

"Tadi Ale yang suruh pak Maman ga usah jemput bun. Ale dianterin sama Alvaro." Jelas Lea jujur.

Bunda Lina mengerutkan alisnya mendengar penuturan putrinya. Pasalnya Alvaro yang ia kenal adalah masalalu putrinya.

"Alvaro?" Tanya bundanya memastikan.

"Iya, Alvaro yang itu." Jawab Lea seakan  tahu apa yang dipikirkan ibunya.

"Kok bisa sama Alvaro ?" Tanya Bunda Lina.

"Kemarin pas ke supermarket ga sengaja ketemu bun." Jelas Lea. Bunda lina mengangguk.

"Ya udah ke kamar dulu sayang. Bersih-bersih terus makan baru boleh istirahat." Perintah bunda Lina.

"Iya bun. Ale ke atas dulu." Pamitbya pada sang bunda.

Lea menaiki tangan dengan perasaan gembira. Ia mengingat bahwa nanti malam Draka mengajaknya menonton film di bioskop.

Lea meletakkan tasnya dan berjalan ke arah kamar mandi. Dia memutuskan berendam untuk merilekskan tubuhnya.

Beberapa saat, setelah selesai mandi Lea segera berjalan turun untuk makan siang. Selesai makan siang ia kembali lagi ke kamarnya untuk tidur siang.

Entah karena apa, Lea merasa bahwa hari ini ia merasa sangat lelah. Padahal tidak ada sesuatu yang membuatnya mengeluarkan tenaga ekstra , kecuali saat berdebat dengan Kevin. Saat berdebat dengan Kevin ia harus menyiapkan tenaga, pikiran dan hati dengan ekstra.

Jam di nakas menunjukan pukul 18:15. Lea masih asik bergelung dengan selimutnya.

"Eughh." Lenguhnya saat bangun tidur.

Lea meregangkan ototnya. Sambil membuka mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Diliriknya jam di nakas.

"O. Masih jam 6 lebih seperempat." Lea memejamkan matanya lagi

1 detik

2 detik

3 detik

"What ??? Jam berapa tadi ? Jam 6 lebih seperempat? Astaga dragon gue kan punya janji sama Alvaro." Pekik Lea. Lea segera berlari ke kamar mandi guna memberi hak pada tubuhnya itu.

Tak berapa lama Lea telah keluar dari kamar mandi dan berlalu menuju walk in closetnya. Dipilihnya baju yang sesuai untuk acaranya.

Dipilihnya dress selutut yang terlihat santai tapi elegant berwarna hitam dengan sepatu flatshoes berwarna senada.

Tak lupa Lea memoles wajahnya dengan sedikit bedak ditambah dengan eyeliner dan Liptint menambah ayu wajah Lea.

Menuruni satu persatu anak tangga dengan perasaan gembira. Lea terus menyunggingkan senyumnya.

"Bun Ale izin jalan sama Alvaro ya." Kata Lea.

"Iya boleh,  tapi pulangnya jangan malam-malam ya" nasehat bundanya. Lea menganggukàn kepala.

"Ayah mana bun?" Tanya Lea.

"Diruang kerja. Udah, nanti biar bunda yang pamitin." Kata bundanya

"Makasih ya bun."

"Iya. Alvaro belum datang?." Tanya bunda Lina

Belum sempat menjawab terdengar suara bel berbunyi. Bunda lina membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Assalamualaikum tan."

"Waalaikumusalam. Eh Alvaro. Masuk nak." Suruh bunda Lina.

"Ga usah tan. Al cuman mau izin ajak jalan-jalan Ale sebentar." Izin Draka.

"Iya , tapi pulangnya jangan malem-malem ya nak Al." Pinta bunda Lina.

"Iya tan siap. Kalau gitu saya pamit dulu tan. Assalamualaikum." Salam Draka sambil mencium punggung tangan bunda Lina.

"Ale jalan dulu bun." pamit Lea mencium tangan bundanya.

"Walaikumsalam hati-hati sayang " ucap bunda Lina lembut.

Lea berjalan mengekori Draka menuju mobil. Draka seperti biasa selalu membukakan pintu untuk Lea. Membuat Lea tersenyum malu.

"Thanks Al."

"U r welcome Ale."

Setelahnya Draka memutari mobilnya dan masuk duduk di bangku kemudi. Draka mulai membelah jalanan menuju bioskop.

Lea tak melunturkan senyum dibibirnya sama sekali. Draka yang melihat itu seperti tertular senyum Lea. Draka tersenyum melihat kebahagiaan dimata wanita yang pernah dicintainya. Ralat , wanita yang masih di cintainya.

Ya, Draka memang masih mencintai Lea. Karena kesalahpahaman itulah yang membuat hidupnya berubah. Ia harus kehilangan Alenya karena dia terlalu cemburu yang menyebabkan salah paham. Setelah dia mendapatkan kesempatan sekali lagi ia berjanji tidak akan pernah melakukan hal seperti itu lagi.

.

.

.

.

.

Tbc.
Jangan lupa vote dan commentnya
Tq.

ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang