6. DIA...

3.5K 223 4
                                    

"Assalamualaikum bunda." Teriak Lea saat memasuki rumah.

"Waalaikumusalam." Sahut bundanya dari arah dapur.

"Bundaaa." Lea memeluk bundanya.

"Ada apa hmm?" tanya bundanya lembut.

"Lea sayang bunda." kata Lea dengan manja.

"Tumben kok gini. Ada apa, cerita sama bunda." Tanya bundanya mengajak putri semata wayangnya itu duduk. Seakan tahu ada yang mengganjal hati putrinya

"Sekarang cerita sama bunda." Titah bunda Lina bunda Lea.

"Ale kan punya teman yang satu kelas bun , dia tu baik banget , lembut banget anaknya. Tadi kan pas jam istirahat dia itu ga kekantin tapi malah asik belajar. Terus Ale samperin , Ale tanyain kenapa ga ke kantin dan kenapa sibuk belajar. Bunda tahu jawabannya apa?" Tanya Lea seperti memberi teka-teki. Tapi bundanya hanya menggeleng pelan.

"Dia jawab dia lagi puasa bun terus dia belajar biar dia bisa dapet beasiswa ke mesir bun biar ga teralu bebanin kedua orang tuannya. Hebat ya? Sedangkan Ale malah kadang kurang bersyukur sama apa yang dikasih bunda sama ayah. Sholat aja masih suka bolong. Ale cuman bisa nyusahin ayah sama bunda." Jelas Lea yang tadinya semangat menjadi sendu.

"Sayang dengerin bunda. Setiap orang tua itu ga bakal merasa terbebani ataupun merasa susah karena anak-anaknya. Temen kamu itu benar tapi kamu ga harus kaya dia. Kamu adalah kamu. Dia adalah dia. Jadi kamu ga perlu berkecil hati. Kamu masih bisa perbaiki semuanya. Bikin ayah sama bunda bangga itu mudah, Ale belajar yang rajin raih cita-cita Ale. Itu udah bikin bangga lo. Kalo masalah sholat berhubung itu wajib Lea harus berusaha dong buat lebih tertib tanpa harus bunda ingetin." Nasehat bunda Lina sambil mengusap rambut Lea lembut

"Iya bun Ale akan berusaha buat ayah dan bunda bangga. Ale juga bakal lebih tertib sholat." Jawab Lea semangat.

"Ale , kalo ada temen yang kaya gitu Ale harus bisa berteman baik sama dia. Dia itu positif lo. Bisa bikin Ale menjadi lebih baik. Kalo perlu jadiin sahabat biar bisa saling ngingetin kalo ada yang salah." Nasehat bunda Lina lagi.

"Bunnn..."

"Ale , ga semua orang kaya sahabat kamu yang dulu. Jangan mengkotak-kotakkan seseorang hanya karena kelihatannya. Jangan terjebak sesuatu yang udah jadi masalalu. Jika dia nyakitin kamu berarti dia bukan sahabat sejati kamu. Kalau sahabat sejati itu yang ngingetin saat kamu salah , menopang saat kamu jatuh , saling bercerita tanpa menutupi apapun karena sahabat sejati itu lebih dari sekedar sahabat. Mereka akan menjadi seperti saudara." Jelas bunda Lina seakan tahu apa yang akan diucapkan anaknya itu.

"Iya bun, tapi saat ini Ale masih takut mempercayai seseorang." Jawab Ale

"Ale ga perlu takut , Ale cukup rasain sikap seseorang kepada Ale. Kalo Ale rasa itu tulus Ale bisa percaya tapi kalo Ale rasa dia baik karena sesuatu cukup Ale hindari." Kata bunda Lina lagi. Lea mengangguk mengiyakan.

"Yaudah keatas ganti baju terus turun makan." Perintah bunda Lina.

"Iya bun. Kalau gitu Ale keatas dulu." Pamitnya sambil mencium pipi bundanya. Bunda Lina mengangguk mengiyakan.

Lea berjalan menaiki satu persatu anak tangga. Dibukanya pintu berwarna peach itu.

Tampak warna kamar Lea yang didominasi warna peach dan Abu muda. Ya keduanya adalah warna favorit Lea.

Lea meletakkan ranselnya di meja belajarnya dia menuju kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan diri.

Setelah menyelesaikan urusan di kamar mandi Lea berjalan ke walk in closet. Dipilihnya kaos v neck berwarna sky blue dan celana pendek berwarna hitam.

ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang