53.

2.4K 127 0
                                    

Hari semakin petang. Elena dan Aleno sudah tertidur di boxnya. Kevin dan lainnya juga berpamitan untuk pulang. Sementara orang tua dan mertua Elang telah pulang sejak jam 4 sore tadi.

"El gue pulang dulu ya udah mulai petang ni." Pamit Yosi.

"Kita juga pulang sekalian Le, kak Elang." Ucap Abel.

"Ya udah kalian semua hati-hati. Makasih sudah sempetin buat kesini." Ucap Elang pada sahabatnya dan sahabat istrinya. "Dan lo Kev, lo tinggal dulu sebentar." Imbuh Elang melirik Kevin.

"Ada apa ?" Tanya Kevin menautkan kedua alisnya.

"Ada yang perlu gue bicarain." Jawab Elang .

"Kalau gitu kita duluan. Bye El. Allea gue pulang dulu." Ucap Satria.

"Iya. Makasih kak." Ucap Lea dari ranjangnya. Satria dan Yosi mengiyakan ucapan Lea.

"Dada Le aku pulang ya." Abel dan Zahra melambaikan tangan. "Assalamualaikum" Pamitnya.

"Walaikumusalam." Lea membalas lambaian tangan kedua sahabatnya.

"Sayang , kakak mau ngobrol sama Kevin sebentar ya. Kamu gapapa kan kak tinggal ?" Tanya Elang sambil berpamitan.

"Iya gapapa kak. Ale juga mau istirahat sebentar." Jawab Lea.

"Ya udah kamu istirahat dulu, kakak cuman sebentar. Assalamualaikum." Pamit Elang diakhiri satu kecupan yang mendarat di kening istrinya.

"Walaikumusalam." Lea tersenyum manis. Elang lalu mengajak Kevin menuju ke sebuah taman yang berada di rumah sakit tersebut.

"Kenapa El ?" Tanya Kevin pada sahabatnya yang telah duduk di sebelahnya.

"Lo suka sama siapa ?" Tanya Elang membuat Kevin mengernyit heran.

"Maksudnya?" Tanya Kevin tak paham.

"Abel atau Zahra ?" Kevin terkejut dengan pertanyaan Elang. Bagaimana Elang bisa tahu padahal dirinya tak pernah memberi tahu Elang. Kevin diam saja , ia benar masih terkejut.

"Lo pikir gue ga tahu ? Gue sahabatan sama lo ga sehari dua hari , tahunan Kev, dari kita masih kecil." Ucap Elang.

"Lo beneran tahu?"

"Ya." Jawab Elang singkat. "Kenapa lo ga cerita sama gue?" Tanya Elang.

"Gue pikir ga penting lo tahu El." Jawab Kevin.

"Lo ga anggep gue saudara lo, jangan saudara deh , sahabat lo ?" Tanya Elang serius. "Bahkan gue cerita semua ke lo bahkan saat gue hancur , saat gue berada di titik terbawah gue." Imbuh Elang.

"Ga gitu El. Gue hanya belum yakin. Gue aja masih ragu apa gue pantes buat dia." Jelas Kevin.

"Lo bodoh." Sarkas Elang . "Lo bahagia ga kalo lo liat dia, deket dia ?" Tanya Elang kemudian.

"Sangat."

"Lo cinta ga ?" Tanya Elang lagi.

"Gue ga pernah secinta ini."

"Lo sanggup berjuang ga?"

"Ya , gue sanggup."

"Terus masalahnya apa ? Kenapa lo ga yakin ?" Tanya Elang tegas.

"Karena gue dan dia jauh berbeda El. Gue cowok berandalan yang mengharap cinta cewek baik-baik." Ucap Kevin frustasi.

"Lo pikir itu sebuah alasan. Jujur gue kecewa sama lo karena lo ga jujur sama gue kalo lo suka salah satu sahabat istri gue."

"Gue ga tau El. Gue juga ga bermaksud nutupin semuanya."

"Gue ga bermaksud buat ikut campur urusan lo Kev. Tapi kalo lo suka tapi belum yakin sama apa pilihan lo , lo butuh bantuan ,lo bisa minta bantuan dan pendapat gue , Satria atau Yosi. Oke , lo boleh ga cerita sama mereka tapi setidaknya lo cerita sama gue Kev. Gue udah anggap lo lebih dari sekedar sahabat , saudara gue Kev tapi ternyata lo ga pernah anggap gue saudara lo. Cih gue ternyata terlalu naif." Kesal Elang.

ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang