49.

2.4K 121 0
                                    

Anak Ambaraka mengernyit bingung ada apa lagi dengan leadernya itu. Elang sendari tadi hanya duduk diam tapi tatapan matanya sangat tajam dan dingin membuat anak Ambaraka menggigil ketakutan.

"Lo mau bikin anak-anak mati ketakutan ?" Sinis Kevin.

"Bangsat." Umpat Elang dan tiba-tiba bangkit dari duduknya.

"Kok lo ngumpatin gue sih El." Ucap Kevin kesal.

"Siapa yang ngumpatin lo , emang gue natap lo." Ucap Elang tak kalah sinis.

"Ya ga sih." Ucap Kevin. Memang benar  mata Elang sama sekali tak mengarah kepadanya. "Terus lo ngumpatin siapa ?" Tanya Kevin bingung.

"Cerry. Gue mau bikin perhitungan sama dia, gue harus menghitung akun sama dia. Gue ga peduli mau dia cewek atau cowok , kalau dia udah menyentuh dasar gue dia harus tanggung akibatnya." Ucap Elang dingin dengan mata tajam mengarah kedepan membuat siapa saja bergidik ngeri, celakalah yang bernama Cerry jika Elang sudah seperti ini.

"Kenapa lagi si medusa ?" Tanya Satria.

"Lo tanya Edo." Jawab Elang. Edo sangat terkejut saat namanya disebutkan. Satria menatap Edo seakan bertanya "Kenapa".

Edo takut-takut saat akan cerita, Edo menelan salivanya susah payah, ia melirik ke Elang sebentar, jika ia salah berbicara bisa-bisa rumah sakit tujuan akhirnya.

" Itu... Anu... Disekolah foto-foto kak Allea di tempel di mading sekolah." Ucap Edo bingung bagaimana harus menjelaskannya.

"Foto apa ?" Yosi mengangkat sebelah alisnya.

"Itu." Edo melirik Elang lagi. "Foto kak Allea boncengan sama bang El , foto kak Allea masuk ke apart bang El sama waktu kak Allea sama bang El ke dokter kandungan. Sebagian besar murid jadi mikir kalau kak Allea cewek yang ga bener." Jelas Edo lagi dengan kalimat terakhir yang semakin pelan.

"Bangsat si medusa." Umpat Kevin.

"Biar kita yang bikin perhitungan. Inget Allea lagi hamil masa lo mau celakain orang." Ucap Satria. Elang berfikir sejenak lalu mengangguk setuju.

"Bikin dia tahu bagaimana akhir bermain-main dengan Elang. Kalo gitu gue pamit dulu. Thank bro. Dan kalian semua jangan ada yang pulang dulu, gue udah pesenin makan buat kalian semua. Sorry gue ga bermaksud bikin kalian semua takut." Ucap Elang panjang tapi dengan nada datar, hanya saat berterimakasih dan meminta maaf yang memiliki nada yang tulus. Semua yang disana sudah terbiasa dengan nada bicara Elang seperti itu tapi mereka tahu bahwa dibalik itu semua Elang adalah sosok yang paling peduli diantara yang lainnya.

"Thanks bang." Ucap mereka serempak dibalas deheman oleh Elang. Elang keluar ruangan untuk pulang. Ia sudah lama meninggalkan istrinya apalagi dia belum mengecek apakah orang-orang yang papanya panggil untuk membantu dia pindahan sudah datang atau belum. Ia akan mengeceknya nanti.

***

"Assalamualaikum." Elang mengucapkan salam. Lalu masuk dengan 2 kantong plastik ditangannya.

"Waalaikumusalam." Lea berdiri untuk menyambut suaminya. "Kakak bawa apa ?" Tanya Lea ketika melihat 2 kantong plastik ditangan suaminya.

"Makan siang , buat Abel sama Zahra juga." Jelas Elang lalu Lea mengambil alih kantong plastiknya. Lea kemudian menuju dapur untuk mengambil 4 buah piring dan sendok garpu. Sementara Elang menuju ke atas ke sebuah kamar yang akan menjadi kamar tidurnya nanti.

"Makan dulu Zah, Bel. Ini kak Elang bawa makanan." Ucap Lea sambil memberikan piring berisi makanan dan jus buah.

"Tadi ngerepotin kamu sekarang ngerepotin kak Elang." Ucap Abel tak enak kepada sahabatnya itu.

ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang