61.

2.7K 119 0
                                    

Pagi hari , di atas bangsal jari-jari lentik Lea mulai bergerak , Lea mulai membuka matanya secara perlahan guna menyesuaikan cahaya yang memaksa masuk ke penglihatannya. Lea mulai merotasikan matanya menatap sekitar ruangan yang memiliki  nuansa putih dengan aroma obat-obatan yang menguar di penciumannya. Lea yakin saat ini ia tengah berada dirumah sakit.

Lalu matanya terpaku pada sosok yang tertidur sambil duduk di kursi di samping bangsalnya. Sosok itu adalah Elang. Lea perlahan duduk dan mulai menitikan air matanya ia mengingat saat Draka memaksa menciumnya, ia merasa mengkhianati suaminya. Elang yang tertidur mulai terbangun saat mendengar isakkan yang tertahan.

Elang mulai panik saat mengetahui bahwa Lealah yang menangis. Elang langsung saja memeluk Lea.

"Kenapa menangis ? Mana yang sakit bilang sama aku ." Ucap Elang khawatir.

"Ale ga pantes jadi istri kakak hiks , Ale sudah berdosa hiks sama kakak hiks." Jelas Lea disela tangisnya.

"Sttt... Kenapa bilang gitu. Ale ga salah yang salah aku , gara-gara aku kamu jadi dalam masalah ." Ucap Elang menunduk menyesal. Seharusnya ia bisa menjaga istrinya dengan baik. Lea menggeleng mendengar penyesalan Elang.

"Draka sentuh kamu dimana hmm ?" Tanya Elang pelan. Lea menangis sambil menunjuk bibirnya. Diam-diam Elang mengepalkan tangannya. Lea yang menyadari tangan yang berada di balik punggungnya mengepal segera membenamkan kepalanya didada Elang. Ia tak ingin di tinggalkan oleh Elang karena ia tak bisa menjaga dirinya dengan baik.

Elang melepaskan pelukannya lalu mencium bibir Lea. Lea sedikit terkejut sampai ia tak sadar telah berhenti menangis, Elang terus melumat bibir Lea dengan kasar agar jejak Draka benar-benar hilang dari bibir istrinya. Lea meringis merasakan sudut bibirnya yang sobek mulai berdarah kembali. Elang segera melepaskan ciumannya saat rasa besi menguar di mulutnya.

"Maaf." Ucap Elang mengusap sudut Lea lembut. Lea menggeleng. Rasa sakit di sudut bibirnya tak sebanding dengan rasa sakit di dalam hatinya.

"Terimakasih." Ucap Lea.

"Mulai detik ini tidak ada lagi teman, sahabat , atau mantan kamu yang bernama Drak.. Em, Alvaro. Mulai detik ini dia hanya orang asing buat kamu, buat seakan tak pernah ada orang bernama Alvaro. Tak ada lagi yang bernama Alvaro. Ale paham ?" Tanya Elang. Lea mengangguk kecil sebagai jawabannya. "Sekarang kita lupain yang berhubungan dengan Alvaro. Saat ini yang ada hanya Elang , Allea , Elena dan Aleno." Imbuh Elang, lagi-lagi Lea mengangguk.

Ceklek.

Mendengar pintu terbuka , Elang dan Lea menengok ke arah pintu.

"Assalamualaikum." Ucap mama Novi dan bunda Lina. Mereka berdua masuk dengan tergesa-gesa meninggalkan para suami di belakangnya.

"Assalamualaikum." Ucap papa Aditama dan Ayah Dito.

"Waalaikumusalam." Jawab Lea dan Elang serempak.

"Minggir." Mama Novi menarik lengan Elang menjauh dari menantu cantiknya.

"Mama." Kesal Elang.

"Apa ?" Tanya mama Novi tak nyelow. Jangan lupakan matanya yang melotot. Melihat mamanya seperti itu Elang hanya menggeleng pasrah.

"Gimana keadaannya sayang ?" Tanya bunda Lina.

"Alhamdulillah udah baikan kok bun." Jawab Lea dengan suara lemahnya.

"Jangan duduk gitu sayang, tiduran dulu." Ucap mama Novi dituruti oleh Lea.

"Siapa yang ngelakuin ini ?" Tanya papa Aditama datar. Ia sangat marah mendengar menantunya diculik hingga berakhir di rumah sakit.

ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang