Ting... Tong... Bel rumah berbunyi.
"Biar kakak yang buka." Ucap Elang. Lea menyetujui ucapan Elang. Beberapa saat kemudian Elang kembali bersama kedua orang tua dan juga mertuanya.
"Minggir." Ucap mama Novi kepada Elang saat Elang hendak duduk di samping istrinya. Sementara Elang hanya mendengus kesal , mau tak mau harus minggir menuruti ucapan mamanya Kini disamping kanan dan kiri Lea sudah ada bunda dan mamanya.
"Sayang kamu beneran mau kasih mama cucu?" Tanya mama Novi antusias pasalnya ia masih tak percaya diberikan cucu secepat ini. Tapi dia sangat bahagia
"Iya ma. Udah masuk ke 4 minggu dan Alhamdulillah kata dokter kembar." Jelas Lea.
"Kembar ?" Seketika semuanya melotot kecuali Elang dan Lea. Sungguh kebahagiaan mereka menjadi berlipat ganda.
"Baik-baik nanti matanya copot kalo melotot-melotot gitu." Cibir Elang .
"Dasar anak nakal. Kami hanya terkejut mendapat kado kaya gini. Tidak hanya mendapat 1 cucu tapi 2 cucu sekaligus." Ucap papa Aditama tak terima.
"Kaya kakak ga aja. Tadi siapa yang nangis waktu cek ke dokter ?" Sindir Lea membuat Elang menyengir menampilkan deretan giginya serta menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"El nangis ?" Tanya ayah Dito tak percaya.
"Iya yah tadi waktu di rumah sakit kakak nangis." Jelas Lea lagi.
"Ck. Gayanya sok kuat ternyata nangis-nangis juga." Cibir papanya.
"Gapapa. Itu tangis bahagia." Bela Bunda Lina. Kini Elang tersenyum bangga saat di bela oleh mertuanya.
"Ck. Makanya ga usah sok tengil kalo masih bisa nangis." Decak Papanya dan lagi-lagi menjatuhkan kebahagiaannya.
Yang lain terkikik melihat raut wajah Elang yang segera berubah, dari bahagia karena dibela menjadi sedih karena dicibir.
Mereka semua berbincang sampai memasuki waktu makan malam.
"Ayo pa, ma , ayah sama bunda makan dulu." Ajak Lea.
"Ale masak ? jangan sampai kecapekan lo sayang." Tanya Mama Novi.
"Iya ma. Tapi tadi dibantu sama kakak kok." Semua langsung melirik Elang membuat Elang membusung bangga.
"Elang masak ? Beneran ?" Tanya mama Novi sama sekali tak percaya.
"Iya ma. Tadi kakak bantuin masak."
"Ada apa hari ini, mungkinkan matahari terbit dari barat ?" Ucap papa Aditama dibuat sedramatis mungkin.
"Jangan Alay deh pah jijik." Ucap Elang.
"Kurang ajar kamu ya." Ucap papa Aditama pura-pura kesal. Semua yang disana hanya terkekeh melihat pasangan anak dan papa yang tak pernah akur itu. Elang dan Lea memimpin menuju ke meja makan. Kemudian Lea menata piring dan sendok garpu didepan orang tua dan mertuanya. Lea sangat telaten dalam mengurus semuanya membuat mertuanya tersenyum. Mereka yakin bahwa Lea dapat mengurus Elang lebih baik dari mereka.
Seperti biasa Lea hanya akan mengambil makanan di satu piring. Ia akan tetap menjalankan rutinitasnya seperti biasa yaitu menyuapi Elang sambil makan. Walaupun Elang tak sedang bermain gamepun , sekarang Elang selalu minta disuapi. Jika tidak, Elang hanya akan makan sedikit dengan alasan malas makan jadi mau tak mau Lea memilih menyuapi Elang daripada Elang hanya makan sedikit.
Elang mulai menscroll sosial medianya. Mulutnya terbuka meminta suapan makan pada istrinya. Lea dengan sigap menangkap maksud suaminya, ia mulai menyuapkan nasi kemulut Elang. Papa Aditama yang melihat itu menggelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta (END)
Novela Juvenil𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙜𝙪𝙮𝙨 ! Dia ALLEA KANIA FAJIRA seorang gadis barbar , periang , pemberani dan supel. Yang sehari-hari dipanggil Ale. Berubah seketika saat sesuatu yang tak pernah terbayangkan terjadi menimpanya. Ia mem...