10 tahun kemudian.
"Abang , El turun dulu. Makan." suara Lea menggema di seluruh ruangan.
"Iya mom." jawab Elena lalu segera turun.
"Abang mana ?" tanya Lea.
"Ga tahu mom."
"Panggilin abang dulu sayang lalu makan siang bareng." ucap Elang.
"Iya dad." Elena segera kembali keatas menuju ke kamar Aleno.
Tok... Tok... Tok...
Tak ada jawaban.
"Bang." Elena membuka pintu
"Abang." teriak Elena sedikit keras.
"Hmm." terdengar jawaban dari kamar mandi.
"Abang cepetan. Ditungguin buat makan siang bareng." teriak Elena takut Aleno tidak mendengar ucapannya.
"Ga udah teriak-teriak El, abang dengar. Tunggu 5 menit. Abang turun." jelas Aleno.
"Ya. Kalau gitu El turun dulu." pamit Elena dan hanya mendapat deheman dari Aleno.
Elena segera turun dan menuju meja makan lalu duduk dibangkunya.
"Gimana?" tanya Elang.
"Abang mandi. Katanya 5 menit lagi turun dad." jelas Elana.
"Oke."
5 menit menunggu akhirnya Aleno turun dari kamarnya.
"Ini piringnya abang." ucap Lea.
"Makasih mom." Lea mengangguk kecil.
Mereka segera makan siang dengan hikmat. Setelah itu seperti biasa , rutinitas setelah makan adalah berbincang sebentar.
"Besok mulai MOS kan ?" tanya Lea.
"Iya mom" jawab Elena.
"Semua sudah disiapkan ?" tanya Lea.
"Sudah" jawab Aleno.
"Belum." jawab Elena.
"Belum ?" ucap Elang.
"Ada yang belum dad. Rencananya mau minta abang temenin ke toko alat tulis. Mau kan bang ?" tanya Elena menatap Aleno.
"Ga" jawab Aleno acuh tak acuh. Lea dan Elang saling pandang dengan pikiran yang sama-sama rumit.
"Ya udah nanti El naik motor sendiri." ucap Elena santai.
"Ga." ucap Aleno menatap tajam Elena. Elena mulai menyunggingkan senyumnya. Ia tahu bahwa Aleno tak akan pernah mengizinkannya naik motor sendiri.
"Apa sih bang ?" ucap Elena pura-pura tak paham.
"Abang anter." ucap Aleno membuat Elena senyum penuh kemenangan. Sedangkan Lea dan Elang tersenyum melihat kelakuan anaknya.
Sore hari sesuai kesepakatan antara Aleno dan Elena. Aleno kini tengah menunggu Elena untuk turun dari kamarnya. Beberapa saat kemudian Elena sudah turun menghampiri Aleno. Aleno mengerutkan dahinya melihat penampilan Elena.
"Tumben pakai celana ?" tanya Aleno.
"Masak harus pakai rok atau gamis , abang kan pakai motor , kan ga lucu. Apalagi motor abang tinggi , ribet kalau pakai rok atau gamis bang." jelas Elena.
"Terserah." ucap Aleno lalu berjalan terlebih dahulu.
"Mom, dad, Aleno pergi dulu. Assalamualaikum." Aleno menyalamin Elang dan Lea yang berada di sofa depan tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT AFTER DARKNESS : Takdir Cinta (END)
Roman pour Adolescents𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙜𝙪𝙮𝙨 ! Dia ALLEA KANIA FAJIRA seorang gadis barbar , periang , pemberani dan supel. Yang sehari-hari dipanggil Ale. Berubah seketika saat sesuatu yang tak pernah terbayangkan terjadi menimpanya. Ia mem...