1

232K 12.2K 2.3K
                                    

"Mah, serius aja Mama sama Papa jodohin aku sama dia?", Haechan menatap Ten, laki-laki cantik yang duduk dihadapannya.

Ten hanya mengangguk menanggapi pertanyaan sang anak, "emang kenapa? Dia ganteng kok, udah kerja juga"

"Bukan selera akuu maaah~", rengek sang anak dengan wajah pura-pura bersedihnya yang mana malah mendapat satu geplakan di kepala oleh yang dipanggil Mama.

"Kamu belum ketemu orangnya kok udah gitu sih, ketemu dulu baru bilang bukan selera kamu.. belagu amat pakek selera segala dikira indomie apa", Ten tertawa diujung kalimatnya yang mana berhasil membuat Haechan memberutkan bibirnya, menoleh menatap Johnny sang Papa yang berada disampingnya.

"Pah, masa tega anaknya yang imut dan manis gini dijodohin sama orang culun gini"

Johnny hanya tertawa, lalu menggusak rambut Haechan dengan pelan. "dengerin omongan Mama yaa sayang, kamu tahu sendiri kan selera kalian gak ada bedanya"

"Kalo gitu Mama aja yang nikah!"

Mendengar hal itu Johnny tentu saja membelakkan mata, "terus Papa? Duda gitu? Enak aja, mulut kamu nih ya nakal banget", Johnny menepak pelan mulut si anak.

"Ahhh tapi kaan, yaudah deh terserah kalian aja", finishnya, laki-laki manis yang bernama Haechan itu lantas berdiri dari duduknya dengan langkah yang dihentak hentakkan. Menandakan bahwa dirinya sedang kesal.

"Tenie kamu serius bakal jodohin dia sama anak temen kamu itu?"

"Anak temen kamu juga"

Johnny mengangguk, "iya temenku juga, tapi bener anaknya Jef itu keliatan culun banget"

Ten malah tertawa menanggapi ucapan sang suami, "kamu belum tau dia aja, kalian belum tau anak itu kayak gimana"

Johnny menaikkan kedua alisnya, lalu mengangguk, percaya saja dengan keputusan yang istri cantiknya ini buat. Menarik Ten kedalam pelukannya, "buat adik untuk Haechan mau gak?"

Ten mendelikkan matanya, "kita harusnya udah punya cucu"

Johnny mengeluarkan tawa khasnya, "iya kamu bener, tapi Echan kita masih bayi dimata aku, masa dia udah mau punya bayi sih", Johnny menatap sendu kearah meja dihadapannya, membayangkan bagaimana anaknya nanti mengandung, melahirkan dan mempunyai bayinya sendiri. Johnny masih belum rela.

🔹🔹🔹

Dikediaman keluarga Jung kini berbanding terbalik, suasana hening melingkupi ruang makan yang besar. Disana terdapat tiga orang yang sedang menikmati santapan masing-masing. Beberapa menit kemudian makan malam keluarga Jung telah usai, meninggalkan sisa-sisa kecanggungan yang mampu membuat siapa saja rasanya enggan berada lama-lama disana.

Begitu pula dengan putra bungsu mereka, pemuda yang memiliki surai hitam itu hendak bangkit dari duduknya, namun niatnya terhenti ketika sang kepala keluarga memanggil namanya. Si anak menoleh, melihat kearah sang ayah dengan tatapan bertanya.

"Kamu kapan nikah?"

"Nikah?"

Jaehyun, selaku kepala keluarga mengangguk. "Iya, gak mau nikah apa?"

Mark, sang anak mengernyitkan alisnya. "Ya mau lah Pi, tapi gak sekarang. Aku masih muda, umurku baru 22 tahun"

"Nunggu apa lagi? Karirmu udah bagus, rumah udah punya kan?", Jaehyun menatap Mark dengan tatapan tenang miliknya.

Mark terdiam, melirik kearah sang Ibu yang malah terlihat tersenyum sambil mengedikan kedua matanya.

"Suruh Bram aja, dia anak pertama umurnya juga udah cukup buat menikah", Mark tau kemana penambahan topik mereka kali ini. Dia belum mau menikah, urusan nikah bisa nanti.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang