Disinilah Haechan sekarang, duduk saling berhadapan dengan Minhyung disebuah Cafeteria yang terletak tak jauh dari kampus mereka. Mereka akan membicarakan hal yang tak lain juga tak bukan adalah soal perjodohan mereka.
"Oke, jadi karena kita sama-sama gak tau gimana caranya nolak perjodohan ini, gue.."
Haechan menatap Minhyung sekilas, tiba-tiba saja Haechan merasa gugup ketika Minhyung juga menatapnya dengan tatapan datar, padahal Minhyung tidak pernah menunjukkan tatapan sedatar itu, yang Haechan tahu Minhyung banyak menatap seseorang dengan tatapan polos miliknya.
"L-lo kenapa natep gue gitu banget?", Tanya Haechan, matanya bahkan enggan untuk melihat kembali tepat ke manik mata milik Minhyung, Haechan bergetar dibawah sana.
Minhyung yang menyadari Haechan mulai tidak nyaman merubah tatapan datarnya, "maaf saya gak bermaksud begitu"
Haechan berdehem, lalu mengangguk, "gue lanjutin, gue nerima perjodohan ini tapi dengan adanya syarat"
Minhyung mengernyitkan alis camarnya, "syarat apa?"
Haechan kembali berdehem guna menetralkan suaranya, "nanti setelah kita nikah gue gak mau di kekang, gue mau jalanin hidup gue kayak biasanya, gue gak mau orang-orang tau kalo gue udah nikah sama lo, jangan urusin urusan gue begitu juga sebaliknya, gue gak akan ngurisin masalah lo"
Minhyung mengangguk, "boleh, tapi kalo sekiranya saya harus dan berhak ikut campur urusan kamu saya akan turun tangan, karena kamu udah jadi istri saya dan tanggung jawab saya, saya gak mau nanti Papa kamu cap saya sebagai suami yang buruk karena gak bisa jagain kamu dan nuntun kamu kejalan yang baik dan benar"
Haechan memutar bola matanya malas, "iya iya terserah lo deh, kata Mama gue kita nikahnya minggu depan"
"Iya saya udah tau dari Mami saya"
"Bagus deh kalo gitu, dah gue duluan"
Mark mengangguk, membiarkan Haechan berdiri dan meninggalkannya di Cafeteria seorang diri. Perlahan senyum tipis Minhyung sunggingkan.
'buat dia diem ternyata begitu caranya'
Batin pemuda itu lalu menyandarkan bahunya pada punggung kursi.
🔹🔹🔹
Seperti apa yang mereka janjikan sekarang Haechan juga yang lainnya sudah berada disalah satu Bar terkenal yang berada di tengah kota. Sedang menikmati minuman masing-masing.
"Chan jadi lo nikah minggu depan?", Tanya Renjun, pemuda itu mengernyit ketika merasakan tenggorokannya panas karena barusan saja menenggak minumannya sekaligus.
"Jangan bahas itu dulu deh, gue pusing banget", Haechan mengibaskan tangannya didepan wajah, malas membahas soal pernikahan dirinya juga Minhyung yang akan diselenggarakan pada hari minggu nanti.
"Nanti kalo lo udah nikah masih bisa kayak gini lagi kan kita?", Kini Yangyang bertanya.
"Masih dong, gue udah bilang sama si culun buat gak ngekang gue, gue juga bilang jangan urusin urusan gue begitu juga sebaliknya"
Yang lain hanya mengangguk ketika mendengar penjelasan dari Haechan. Baguslah kalau begitu, tongkrongan mereka tidak jadi sepi hanya karena Haechan sudah menikah nanti.
Mereka memang remaja yang memiliki jiwa biasa-biasa saja, masih dalam batas wajar, mereka juga hanya pergi ke club jika ingin, ketika mereka bosan di cafeteria dan ingin mencari suasana baru barulah mereka akan club langganan mereka.
"Gue mau turun, kalian ikut gak?", Tanya Jaemin, pemuda itu bahkan sudah lebih dulu berlalu kearah dance floor.
"Gue ikut", Renjun menoleh, menyusul Jaemin yang terlihat sudah meliukkan tubuhnya tanpa beban disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
Fiksi PenggemarYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...