50

67.5K 6K 478
                                    

"SAYANGGG... BABE!"

Haechan mengernyit manakala mendengar teriakan melengking tersebut terdengar memasuki gendang telinganya. Ia baru saja beberapa menit meninggalkan calon ayah itu dan lihat! Sekarang laki-laki itu sudah kembali rusuh karena kehilangan guling nya.

"DAPUR."

Setelah mengatakan hal itu, Haechan tak mendapatkan kembali jawaban, yang ia dapati adalah Mark dengan wajah baru bangun tidurnya tanpa atasan. Haechan terkekeh, ia kemudian bertanya, "kenapa? Guling kamu ilang?"

Mark mengangguk, ia mengusap matanya yang masih agak sedikit buram. "Cuci muka sana." Dan lagi tanpa mendapatkan jawaban Mark sudah melenggang untuk pergi ke kamar mandi. Sedangkan Haechan sudah membuka kulkas untuk mengambil bahan-bahan untuknya membuat sarapan, hanya nasi goreng biasa ala dirinya.

"MARK! Ngagetin!" Haechan mengelus dadanya, ia melihat kearah belakang yang mana Mark sudah kembali, suaminya sedang memeluknya dari belakang dengan wajahnya yang terlihat sedikit lebih segar.

"Mau masak apa?"

"Nasi goreng, mau kan?"

"Gak usah masak."

Mendengar itu Haechan kembali menegakkan tubuhnya, ia melihat kearah Mark. "Kenapa? Kamu yang mau masak" Pertanyaan tersebut tentu saja Mark jawab dengan sebuah gelengan, mana bisa ia masak. Yang ada dapur mereka akan gosong karena ulahnya.

"Aku mau nasi goreng sea food buatan Mami." Lalu katanya dengan wajah sedih luar biasa, hal yang tentu saja membuat Haechan mengernyitkan alisnya.

"Kok mau mewek, dih kamu kenapa sih?"

"Apanya? Aku cuma mau nasi goreng buatan Mami aja."

"Kamu kangen Mami ya?" Tanya Haechan, dibalik pertanyaannya Haechan menunjukkan wajah mengejeknya, mau bagaimanapun Mark tetaplah si bungsu keluarga Jung.

"Engga!"

"Ihh bilang aja iya, ya kan? Ciee kangen Mami nyaa ciee." Dengan senang hati Haechan tertawa, menggoda Mark dipagi hari begini seru juga ya ternyata.

"By! C'mon. Ayo mandi biar bisa pergi udahnya."

Haechan terkekeh, "uluu yang udah gak sabaran mau ketemu Mami, mana coba liat dulu muka gantengnya anak Mami."

"Haechan!"

Haechan terbahak, sumpah baru kali ini ia melihat Mark merengek layaknya bocah yang ingin meminta dibelikan mainan sekarang juga. Haechan heran tapi juga mau tertawa. Mark dengan rengekannya adalah hal yang luar biasa Haechan sukai, menggemaskan. Ya walaupun Haechan lebih suka ketika Mark menatapnya dengan menggoda ketika mereka melakukan kegiatan panas diatas ranjang atau bagaimana romantisnya seorang Mark ketika memperlakukannya saat mereka bercinta. Ups..

"Kamu ngapain? Ayo."

"Hah?"

"Ayo mandi."

"Bareng?"

Mark mengangguk, sedangkan Haechan masih dengan wajah bingungnya mengangguk pula lalu mengikuti Mark. Pagi ini sepasang suami-istri dan calon orang tua itu terlihat absurd sekali, pagi yang cukup aneh untuk keduanya bukan?

🔹🔹🔹

"Loh Haechan."

Teguran tersebut berasal dari Jaehyun, laki-laki tampan yang Haechan syukuri diturunkan pada suaminya itu baru saja membuka pintu utama rumah mereka yang megah. Sudah siap dengan pakaian formalnya hendak pergi bekerja untuk mengais rupiah demi istri tercinta, gak! Haechan bercanda, mana ada sang mertua mengais rupiah yang ada Kakek Jung Jaehyun yang terhormat ini hanya ongkang-ongkang kaki setiap menit bahkan detiknya uang mengalir dengan sendirinya. 

Duh enaknya jadi orang kaya!

"Sama siapa Chan?"

"Mark Pi, tuh lagi meratapi nasib." Haechan mengarahkan dagunya kepada Mark yang sedang melihat burung-burung peliharaan sang Mami yang berada disamping rumah mereka. Sangkarnya sudah seperti hutan sungguhan, mungkin luasnya lebih besar dari luas rumah ini sendiri, entah Haechan tidak yakin tapi sepertinya iya.

Jaehyun lantas mengangguk, "ada Mami di dalem, Papi mau pergi kerja dulu ya." Kata Jaehyun sembari menggusak kepala sang menantu. Jujur saja Jaehyun memang suka gemas sendiri dengan anak dari Jhonny Seo ini. Setelahnya ayah 2 anak itu memanggil Mark untuk mengatakan bahwa ia akan segera pergi. Mark mengangguk sedangkan Haechan sudah lebih dulu masuk untuk menemui Ibu mertuanya.

"Loh Echaan, sama siapa sayang?" Taeyong yang baru saja menutup pintu kulkas terkejut melihat kehadiran sang menantu. Melangkahkan kaki mendekat Taeyong memeluk Haechan dengan pelan, pelukan terlepas Taeyong melihat kearah Haechan yang wajahnya makin manis juga berisi. Menantunya menggemaskan sekali.

"Sama Mark Mi, itu lagi di luar liatin burung."

Mendapat jawaban dari Haechan, Taeyong hanya ber-oh-ria ia mengajak Haechan untuk duduk. "Mami apa kabar?"

"Baik, gini-gini aja.. nungguin Bram gak nikah-nikah, duh pusing Mami tuh."

Haechan tertawa, "emang Bang Bram kenapa belum mau nikah?"

"Biasa kencan sama buku mulu, padahal  pacarnya udah fine fine aja kalo diajak nikah."

"Bentar lagi mau wisuda kan Mi?"

Taeyong mengangguk, membenarkan apa yang Haechan katakan, tak lama si bungsu masuk. "Kenapa kamu?" Tanyanya dengan nada tidak santai. Mark jadi bingung di sini, siapa sih sebenarnya anak dari Lee Taeyong ini? Kenapa dirinya jadi di anak tirikan, dasar ibu yang tidak berperikeanakkan!

Mark sakit hati hati kawan-kawan..

"Chan udah sarapan belum?"

Haechan menggeleng, "baru udah minum susu Mi, justru itu pagi-pagi mau kesini karena anak Mami tuh mau nasi goreng seafood buatan Mami."

Taeyong terkejut, ia menatap sang anak dengan wajah bertanya, sedangkan Mark hanya tersenyum sebagai jawabannya."Masakin ya Mi, pengen banget."

"Lah bukannya gak suka seafood?"

Haechan yang mendengar sang mertua bertanya seperti itu sontak saja terkejut. Ia baru ingat kalau Mark memang tidak menyukai makanan laut tersebut. "Lah iya bukan nya kamu gak suka seafood?"

Mark terdiam, wajahnya membuat Haechan ingin menggambarnya sekarang juga, "iya ya, gak tau tapi mau aja. Mi ayo buatin, laper ini belum sarapan."

Taeyong mendengus, ia melirik kearah Haechan, terkikik geli karena permintaan Mark, "ngidam dia?"

Haechan menggeleng, ia tidak mengerti dengan ini semua, "padahal masa ngidam aku udah jarang banget loh Mi, gak kayak trisemester pertama kemarin yang mau ini mau itu." Haechan terkekeh di ujung kalimatnya. Keduanya berdiri untuk menuju dapur, sedangkan Mark, laki-laki itu entah sudah kemana.

"Kalian gak kuliah Chan?"

"Kuliah Mi, nanti jam setengah 10."

Taeyong mengangguk, mereka selanjutnya sibuk kembali pada tugas masing-masing. Sesekali juga obrolan diantara mereka berlanjut, banyak membahas tentang apapun, yang penting dan tidak penting sekalipun. Indahnya hubungan kedua menantu dan mertua ini.

▫️▫️▫️

Haiii, monn maap yaa kalo gak seruu ><

Ketemu nanti malem lagii yaa 😗 mabok diggty anak dream.. apalagi si adek ASTAGHFIRULLAH BANGET NGUCAP NGUCAP 😭

Jangan lupa Vote sama Komennya 😉

See youuuu 💚💚💚

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang