64

52K 5.9K 2K
                                    

Terkejut adalah hal yang pertama kali Haechan rasakan ketika saat menoleh sang Mama juga suaminya itu- ah mungkin calon mantan suaminya itu sudah tidak ada di belakangnya lagi. Haechan menatap horor kearah Johnny yang ongkang-ongkang kaki sambil mengemil kacang yang ada di ruang tamu.

"Papa?! Suami aku mana?"

"Dibawa Mama." Kata Johnny dengan santai, ia saat ini sedang melambungkan kacang tersebut lalu membuka mulutnya agar kacangnya mendarat dengan mulus di dalam mulut. Dan dengan mudah pula kacang tersebut masuk.

"Kemana Pah?"

"Kandang Jaguar."

"Hah?" Sontak saja Haechan bertambah kaget, Jaguar? Kenapa Haechan bisa lupa soal Jaguar ya, ya ampun Haechan sudah tahu pasti Mama nya itu sedang asik bermain, membuat sirkus kecil-kecilan bersama dengan Jaguar juga Kiara.

Tok tok tok

Haechan beserta yang lainnya serentak menoleh kearah pintu, raut wajah mereka menunjukkan seolah mereka bertanya satu sama lain siapa yang datang malam-malam begini. Jam sudah menunjukkan pukul 7, Haechan ternyata lambat juga ya menyadari bahwa Mama juga Mark sudah pergi sejak 2 jam yang lalu. Menoleh kearah sang Papa, Johnny meletakkan toples kacang yang ada di pangkuannya. Ia mengarah ke pintu untuk melihat siapa gerangan yang bertamu. Cukup lama Johnny mempersilahkan tamu tersebut masuk hingga saat mereka masuk Taeyong, Jaehyun juga Haechan serentak langsung menoleh.

"Jeno?" Panggil Haechan, Jeno sendiri hanya meresponnya dengan senyuman canggung, soalnya ada para orang tua dan ia membawa seseorang yang menjadi biang masalah. Ini semua salah Mark! Kalau saja Mark mengangkat telpon dari Jeno mungkin ia tidak akan berkumpul di sini sekarang, tidak tahu saja Jeno kalau kawan baiknya itu sedang menjalani eksekusi dengan para harimau kesayangan Ten.

"Koeun?" Gumam Haechan ketika perempuan itu tak lama memasuki rumah, dengan wajah polos dan terlihat kebingungan. Haechan yang melihat kehadiran keduanya lantas berjalan kearah Jeno juga Koeun.

"Kenapa?"

"Ada Mark nya?"

Jeno memejamkan matanya ketika Koeun langsung saja bertanya tanpa melihat keadaan, Koeun mengundang perang para istri vs selingkuhan kalau begini ceritanya.

"Mau apa?"

Koeun masih dengan wajah tanpa dosa mengatakan tujuannya datang kemari, "mau ketemu aja, soalnya dari kemarin Mark gak dateng ke markas, gue khawatir, gue pikir dia sakit."

Haechan mengangkat alisnya, baru akan hendak menjawab perkataannya di potong oleh sang mertua.

"Ohh ini ya yang namanya Koeun?" Taeyong tersenyum ramah, ia menatap Koeun dengan wajah ramah miliknya, sorot matanya tenang sekali. Sedangkan Koeun hanya diam sebagai responnya, ia tidak tahu siapa laki-laki yang sedang berbicara padanya ini.

"Nyariin siapa sayang?"

"Mark, dia ada?"

Taeyong mengangguk, senyumnya masih belum pudar, "ada, tapi gak sibuk ngurusin orang lain dulu dianya, emang lagi sibuk.. sibuk bertaruh nyawa karena nyelingkuhin istrinya."

Koeun mengeryit ketika mendengar Taeyong berkata demikian, ia tidak mengerti maksudnya.

"Jeno kenapa kamu bawa dia kesini?"

Jeno terkesiap ketika namanya disebut, dengan gugup ia menjawab, "dia maksa Mih, katanya mau banget ketemu Bang Mark." Jeno melirik Koeun sekilas ketika ia selesai berbicara. Seolah mengatakan lewat lirikan matanya kalau Jeno juga yang lainnya sudah melarang tapi Koeun ini tetap ngotot. Apalagi Dejun, ia sudah memaki habis-habisan Koeun ini, tidak perduli Koeun tengah mengandung sekarang.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang