"MINHYUNG", Teriak Haechan ketika melihat seniornya itu berjalan dengan santai tak jauh dari tempatnya sekarang berdiri. Sedangkan yang dipanggil menghentikan langkahnya, menoleh karena suara teriakan Haechan yang menggelegar.
"Kamu gak bisa ya manggil saya santai aja?", Tanya Minhyung pada Haechan, jujur saja ia heran kenapa Haechan selalu berteriak saat memanggil dirinya, terlihat tidak ada sopan santun sekali, padahal dirinya adalah orang yang lebih dua dari Haechan sendiri.
"Gak bisa, lo jauh kalo gue gak teriak lo gak akan denger", bela Haechan.
Minhyung memutar bola matanya malas, soal berdebat dengan Haechan memang selalu seperti ini, padahal kalau Haechan ingin menegurnya baik-baik pemuda itu bisa saja mengejarnya tanpa harus berteriak segala.
"Kenapa? Saya buru-buru kalo gak penting lebih baik jangan buang waktu saya"
Haechan mendengus, "sok sibuk banget sih", gumamnya yang dapat didengar oleh Minhyung, tapi pemuda itu tak mempermasalahkan hal tersebut, toh dirinya memang sibuk sungghun dan bukan berpura-pura saja.
"Gue mau ngomongin soal perjodohan itu, Mama gue bilang kita baka nikah Minggu depan"
Minhyung mengangguk, ia tahu soal itu kemarin dari Taeyong, Maminya, "iya saya udah tahu, emangnya kenapa?"
Haechan memasang raut tak habis pikiranya, masih bertanya kenapa? Jelas-jelas Haechan tidak setuju dengan hal itu, "apa-apaan sih, lo gak bilang mau batalin perjodohan ini?"
Minhyung terlihat menghembuskan nafasnya pelan, mencoba sabar dengan tingkah Haechan, "saya udah bilang kan, sulit bagi saya buat nolak permintaan Mami saya, kamu aja gak bisa apalagi saya, jadi maaf saya gak bisa nurutin permintaan kamu"
Minyung melihat jam yang bertengger dipergelangan tangan kirinya, pemuda itu kemudian melihat kearah Haechan, "saya harus buru-buru, kalo mau bahas hal ini lagi bisa nanti, saya gak punya banyak waktu", setelahnya Minhyung benar-benar pergi meninggalkan Haechan dengan segala kekesalan yang ada.
Kaki pemuda manis itu menghentak, melampiaskan kekesalannya pada lantai marmer yang tak bersalah, "Minhyung sialan, bajingan arghhh kesel banget gueee", rutuknya lalu berjalan diliputi dengan aura menyeramkan.
🔹🔹🔹
"Itu muka sehari aja gak ditekuk kenapa sih Chan", tanya Renjun melihat kearah Haechan yang baru saja datang dengan wajah tak enak dipandang.
"Gue jadi nikah", rutuknya sambil mengambil kotak susu entah punya siapa.
"HEH, PUNYA GUE!", Yangyang menatap sengit Haechan yang kini masih asik meminum susu kotaknya yang seperti akan segera tandas. Haechan itu memang tidak kira-kira kalau sedang kesal, asal comot makanan orang hingga habis tak tersisa tanpa rasa bersalah.
"Lo gak bisa nolak? Udah jantuh cinta lo sama culun itu?"
Brak
"Sialan, diem mulut lo Na, ihhh gue kan masih mau bebas, bayangin! umur gue baru 21 tahun"
"Ngapain dibayangin, umur lo udah 21 tahun kan sekarang", kata Yangyang yang berhasil mendapatkan satu geplakan cinta dari Haechan.
"Gue lagi serius Yang, jangan bacot dulu deh"
Yangyang mengangguk, "okee beb", jawabnya yang membuat Haechan berhasil memutar bola matanya malas.
"Yaudah sih, penampilan bisa diubah Chan, lagian Minhyung juga ganteng kok, lo tinggal remake aja dia dikit sesuai sama selera lo, selesai deh"
Haechan mecebik ketika Jaemin mengatakan hal tersebut, "tapi kan dia bukan type gue bangeet, gue aja bawaannya kalo liat dia emosi kok, gimana hidup gue setelah menikah nanti? Kasian juga sih sama dia kena marah terus, tapi dia juga ngeselin kalo gue marah dia jawabannya bukannya malah bikin gue gak kesel lagi malah nambah bikin gedeg"
"Lo belum coba bilang sama Mama lo?"
"Udah, tapi Mama bilang coba aja dulu, soalnya gue belum tahu Minhyung tu gimana, terus juga Mami nya Minhyuny gue gak kuat banget mau nolaknya"
"Emang kenapa sama nyokapnya Minhyung?", Tanya Renjun tidak mengerti.
Haechan yang awalnya menyandarkan punggungnya pada punggung kursi kantin langsung membenarkan duduknya, "astagaa, gue gak tau kenapa modelan Minhyung bisa begitu sedangkan Maminya gemesin banget, sumpah gue gak bohong, dia natep gue kek bayi woyy, lo pada tau kenapa gue gak bisa nolak perjodohan ini di depan orang tua Mark kenapa? Itu karena Maminya emang gak bisa ditolak, dia natep gue pakek jurus andalan yang sialnya gue lemah banget"
"Apaan?", Tanyw Yangyang.
"Puppy Eyes?", Tebak Jaemin sembari menatap Haechan.
Sontak saja Haechan menjentikkan jarinya, "BETUL BANGET, bayangin cuyy gue gak bisa banget kalo orang udah pakek jurus begituan, lemah gue.. lemaah", kata Haechan sambil mengelus dadanya.
"Nih gue tunjukkin fotonya", Haechan mengotak atik ponselnya hingga ia menemukan foto ibu dari Minhyung tersebut.
"ANJIIR IYAA KEK BAYI", Kata Yangyang setelah melihat foto yang berada di layar handphone Haechan, sedangkan Renjun, pemuda itu hanya mengangguk dengan bibir sedikit terbuka, Jaemin, pemuda itu menunjukkan ekspresi yang seadanya.
"Berarti emang udah nasib lo Chan sama itu orang, nikmatin ajalah, jangan aja lo berubah jadi culun juga nanti"
"Sialan lo", sengit Haechan pada Yangyang yang mengatakan hal tersebut. Memang benar, tidak ada gunanya bercerita pada sahabat-sahabatnya ini, tidak ada masukan sama sekali. Terkadang Haechan selalu berpikir kenapa ia bisa mendapatkan ketiga orang macem Renjun, Jaemin sama Yangyang sebagai sahabat baiknya.
"Malem nanti kayak biasa yuk?", Renjun menatap ketiganya secara bergantian, senyum pemuda asal Jilin itu tersematkan, alisnya juga ia mainkan.
Sedangkan yang lainnya masih saling tatap hingga terdengar kata 'DEAL' setelahnya. Keempatnya tertawa bersama, memang terkadang ketiga sahabat Haechan itu tidak ada gunanya, tapi bagaimanapun caranya merekalah yang selalu ada saat Haechan membutuhkan, mereka saling melengkapi satu sama lain.
🔹🔹🔹
"Tenie apa semuanya sudah siap? Baju pernikahan mereka? Gedungnya? Undangan? Berapa banyak kita akan mengundang orang-orang?", Taeyong bertanya disela kegiatannya melihat-lihat dekorasi yang akan dipakai di acara pernikahan anak mereka nanti.
"Sudah semua kamu tenang aja, soal berapa banyak yang aku undang itu aku lupa, yang pasti rekan bisnis suami kita kan?, soal temen Mark sama Haechan itu nanti kita tanyain sama mereka aja", Jawab Ten seadanya, acara pernikahan kedua anak mereka memang akan dilaksanakan 1 Minggu lagi. Si pengantin malah tak mengurusi apapun dan yang sibuk malah para orang tua.
"Aku udah gak sabar mau punya cucu", ucap Taeyong dengan teriakan yang tertahan.
"Pasti nanti anak mereka gemesin banget kan?", Tanya Taeyong kembali.
Ten mengangguk, "iyalah pasti, Opa sma Oma nya aja ganteng begini kok"
"Oh ya, si Bram kapan mau nikah?"
Mendengar nama anak sulungnya disebut Taeyong memberut, "gak tau deh, padahal calonnya udah ada, kalo tahun depan belum nikah juga palingan nanti paksain nikah aja", Taeyong terkekeh menyadari ucapannya sendiri.
Kemudian kedua laki-laki cantik itu berdiri setelah menemukan dekorasi yang mereka inginkan, Ten tertawa disamping Taeyong.
"Padahal yang nikah anak-anak kita, kenapa jadi kita yang ngatur semuanya ya"
Taeyong juga terkekeh, "gapapalah, mereka juga cuek bebek gitu"
Ten lagi mengangguk, membenarkan ucapan calon besannya ini. Setelah beberapa menit berbincang mengenai dekorasi, keduanya keluar dari tempat tersebut, mereka akan melanjutkan perjalanan mereka ke sebuah butik terkenal untuk mengecek apakah pakaian yang akan digunakan Mark juga Haechan sudah selesai atau belum.
🔹🔹🔹
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
Fiksi PenggemarYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...