Kita loncati waktu lagi yaa hehe..
.
."Abuu rrr bwaa bwaa.."
Haechan terkekeh kecil ketika mendengar suara ocehan tersebut berasal Chenle. Anak itu baru saja habis mandi dan sekarang sedang bermain dengan selimut miliknya.
"Baaa.." ujarnya ketika selimut tersebut berhasil memperlihatkan wajahnya lagi yang tadi sempat tertutup.
Haechan sendiri yang sedang menyiapkan baju malah jadi gemas sendiri, berjalan mendekat untuk bergabung bersama anaknya itu. Haechan dekatkan wajahnya pada perut gendut milik anaknya, mengusalkan wajahnya pada perut tersebut yang mana berhasil membuat Chenle tergelak karena ulah Mama nya itu.
"Pakek baju dulu ya, nanti main lagi." Ujar Haechan dengan pelan. Hal yang berhasil membuat Chenle berhenti bergerak-gerak, rupanya anak itu mengerti dengan ucapan yang Haechan katakan.
"Baba pulang!"
Suara tersebut berhasil membuat Chenle kembali menggerak-gerakkan tubuhnya dengan semangat, Haechan lagi-lagi tertawa di buatnya.
"Duh semangat banget Baba nya pulang ya?" Kata Haechan menahan gemasnya, anaknya ini menggemaskan sekali sih, mau Haechan gigit saja pipi gembul milik Chenle ini.
"Ih abis mandi ya? Mana yang habis mandi sini Baba cium dulu, muaah.. harumnyaa." Mark tersenyum sembari mengajak Chenle untuk berbicara yang mana hanya di tanggapi Chenle dengan sebuah senyum juga tubuhnya yang bergerak-gerak dengan semangat.
"Gimana? Udah selesai persiapannya Ba?" Tanya Haechan pada Mark, suaminya itu memang baru saja pulang dari tempat Jeno, membantu temannya itu untuk mempersiapkan pernikahannya yang akan di selenggarakan minggu depan.
"Udah." Jawab Mark, ia masih sibuk menciumi pipi gembul sang anak yang juga tertawa karena ulahnya.
"Jangan diciumi terus, bedaknya abis ih."
"Tinggal tambah lagi." Mark terkekeh, ia menggendong Chenle untuk ia bawa di atas dada nya. Hal yang membuat Haechan menghembuskan napas panjangnya. Membereskan kembali barang-barang Chenle dan menyimpannya di tempat semula.
"Aku mandi dulu ya." Ujar Haechan sembari merapihkan rambut Chenle yang sedikit tak tertata. Setelah mendapatkan anggukan dari Mark, Haechan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
"Di tinggal Mama nih, dadaah Mamaa." Mark menahan senyumnya ketika melihat wajah Chenle yang langsung tertuju pada Haechan yang sudah siap dengan handuk di ditangannya.
"Mama mau pergi tuh, ayoo Chenle di tinggal Mama huuu." Kata Mark sekali lagi. Wajah Mark berubah jadi senang ketika Chenle sudah mencebikkan bibirnya, siap akan menangis dengan sangat nyaring sekali. Tinggal menunggu hitungan detik saja maka suara melengking sang anak akan segera terdengar.
Tak lama pintu kamar mandi terbuka, Haechan dengan wajah bengisnya menatap kearah Mark yang sudah tertawa sembari mendiamkan Chenle.
"ANAKNYA DI APAIN?" Teriaknya dengan langkah lebar menuju kearah Mark, wajahnya melunak ketika melihat Chenle yang menangis, wajah bayi berumur 4 bulan itu memerah sepenuhnya.
Haechan memelototi Mark, mengambil Chenle dari gendongan Baba nya itu. Menenangkan sang anak agar berhenti menangis nya, baru saja sudah mandi kok jadi jelek lagi.
"Kamu apain sampe nangis kejer begini?"
Mark menggeleng-gelengkan kepala, "gak ada kok, dia nangis dia kamu masuk kamar mandi, katanya mau di tinggal kali."
Haechan mencebikkan bibirnya, "Halah bilang aja kamu kan yang ngusilinnya?"
Mark lagi-lagi menggeleng, dalam hati padahal mengatakan tidak salah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
FanfictionYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...