25

70.9K 7.2K 912
                                    

Haechan menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri, merenggangkan otot-otot lehernya yang pegal luar biasa, ini sudah jam 8 lewat sekian menit dan ia baru saja pulang dari kedai di dekat kampus. Masih ingat kan tentang janjinya dengan Sungchan untuk membantu membuat proposal, nah tadi mereka mengerjakan itu bersama-sama. Haechan sih hanya duduk sambil makan-makanan yang ia pesan, lebih seperti menemani sang kekasih yang sedang mengerjakan tugas. Hanya membantu ketika Sungchan tidak mengerti di bagian-bagian tertentu.

Mereka merampungkannya hari itu juga, Haechan yang meminta dengan alasan tidak tahu kapan akan ada waktu lagi. Padahal sih nyatanya kerjaan Haechan hanya nongkrong bersama ketiga sahabatnya. Punya suami tidak bisa diajak nongkrong, nanti stylenya malah ditertawakan teman-teman tongkrongan Haechan kan tidak lucu, padahal nyatanya teman-teman tongkrongan Haechan adalah teman Mark semua. Hust diem aja, Haechan gak tau soal itu. Jadi bisa lah ya kerja samanya.

Tujuan utama seorang Seo Haechan atau menantu dari keluarga Jung itu sedang menuju kearah kamar mandi, ia akan membersihkan diri baru setelahnya pulang. Masa bodo tentang Mark yang tidak terlihat batang hidungnya, palingan juga ngelayap sama temen-temennya, Haechan hanya butuh mandi dan segera tidur setelahnya.

Sekitar 30 menit lamanya Haechan baru saja keluar dengan wajah mengantuk miliknya, ia hanya menggunakan jubah mandi untuk menutupi tubuhnya. Yang seharusnya mandi hanya sekitar 10 menit Haechan bablas 20 menit lamanya karena ia tertidur di bathtub, sangking mengantuknya ia.

Mendengus ketika mendengar dering handphone miliknya berbunyi dengan sangat bising, "apaan anjiir, Lo ganggu banget sumpah Yang."

"Ngegas amat pak, Lo lagi apa? Simulasi bikin ponakan gue ya?"

Haechan berdecak, ia sangat mengantuk dan Yangyang malah bertanya soal seperti itu. "Gue ngantuk."

"Astaga, Ena Ena terus Lo Chan, istighfar Lo nyet."

"Siapa sih yang ena-ena gue tanya anjing! Gue baru pulang dari kedai depan kampus, nemenin Sungchan ngerjain tugas proposal."

Terdengar nada shock dari sebarang sana, "Lo lagi percobaan buat selingkuh Beb?"

"Yang! Beneran kalo deket aja gue tempeleng kepala Lo setan."

Yangyang sudah mengeluarkan tawanya, "jadi gak mau ikut nongki nih? Lagi promo loh di Cafenya Felix."

"Bodo amat dah, ngantuk banget gue, nanti gue minta jatah promo aja sama itu orang, dah ya gue matiin, mau bobo ganteng dulu.. muachhh." Haechan mematikan panggilannya secara sepihak, meletakkan handphone miliknya di sembarang tempat. Ia mengambil bantal, menyamankan kepalanya diatas batal tersebut, sedangkan kedua tangannya ia selipkan dibawah bantal itu sendiri, jadi Haechan tidur dengan posisi tertelungkup.

🔹🔹🔹

Mark membuka pintu kamar dengan pelan, ia tahu kalau Haechan sudah tidur, karena ia pulang sudah pukul setengah 3 dini hari. Tersenyum tipis melihat kearah Haechan, ia mendekat. Entah kenapa ada rasa nyaman ketika melihat wajah tenang Haechan ketika tidur, istrinya itu nampak seperti anak kecil wajahnya, manis sekali.

Mark mengusap pelan pipi Haechan, rasanya hangat. Ia menatapi Haechan lamat-lamat, mematri wajah manis Haechan di dalam ingatannya. Entah dorongan dari mana Mark memajukan wajahnya. Ia cium kening Haechan yang tertutupi poni.

"Lo tu mau tidur mau bangun mukanya sama-sama manis, heran gue. Tapi kalo mau jujur sih Lo lebih cantik pas tidur. Gemes banget." Mark terkekeh, masih menatapi Haechan.

"Gue mau ngomong kalo sebenernya gue gak suka sama perjodohan ini. Gue gak suka sama Lo, tapi gak benci juga sih, gak kayak Lo yang benci sama gue, dasar aneh, penampilan penampilan siapa yang kesel siapa." Lagi, Mark kembali terkekeh mengingat betapa bencinya Haechan dulu. Tatapan sengit, tajam, juga jengkel selalu istrinya itu layangkan.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang