Sekitar pukul setengah 8 pagi Mark sudah bangun. Ia menatapi sang anak yang terlihat mengerjapkan mata sipitnya. Mulut bayi mungil itu terbuka-buka yang mana membuat Mark menjadi terkekeh gemas.
"Loh udah bangun."
Mark merentangkan tubuhnya, mengulet sehabis bangun tidur memang benar-benar nikmat luar biasa.
"Astaga kamu ngapain?"
Haechan jelas mengernyit, "ngapain aku? Gak ada lah."
"Pakek baju begitu?"
"Gitu gimana?"
"Kamu mau bikin adek buat Chenle ya? Ngaku kamu."
"Apaan sih? Ngigau kamu nih pagi-pagi."
Mark kini sudah terduduk, melihat kearah Haechan yang hanya mengenakan kaos kebesaran juga celana pendek yang hampir tertutupi oleh baju tersebut. "Ya habisnya kamu pagi-pagi dah bikin pikiran orang kotor."
Haechan jelas saja mendengus, "makanya cucilah otak mu wahai bapak Jung."
"Bapak Jaehyun dong." Mark tertawa di ujung kalimatnya. Sedangkan Haechan hanya menggelengkan kepala, pagi-pagi sudah receh saja Mark Jung ini. Haechan lalu Mendekat kearah Chenle, membuka baju anaknya itu satu persatu.
"Mau kemana?"
"Kebawah."
"Ngapain?" Tanya Mark dengan wajah penasaran miliknya, melihat Haechan yang sudah menggendong anak mereka.
"Berjemur."
"Biar apa?"
Haechan menatap sinis kearah Mark, bapak satu anak ini banyak sekali tanyanya.
"Biar anak kamu item."
"Mark jelas saja terkejut, "loh jangan dong, kasian, panas kan?"
Haechan jelas saja memutar bola matanya malas, "sejak kapan kamu bego sih Mark? Emang matahari jam segini udah panas?"
Mark yang masih belum konek otaknya mencoba mencerna perkataan Haechan, beberapa detik kemudian Mark mengangguk, menyusul Haechan yang sudah lebih dulu berlalu dari kamar mereka. Ia baru saja mendapatkan pencerahan kalau matahari jam segini memang bagus untuk kesehatan, apalagi untuk tulang.
"Biar aku aja sini." Ujar Mark yang baru saja menemukan Haechan yang ternyata duduk di bagian samping kanan rumah mereka, di depan kolam renang dengan Chenle yang berada di pangkuannya.
Haechan sendiri mendongak untuk melihat Mark yang sudah membuka bajunya juga, siap menerima Chenle dari gendongan istrinya. Haechan lantas berdiri, ia menyuruh Mark untuk bersandar sepertinya tadi. Setelah posisi Mark pas Haechan meletakkan Chenle diatas pangkuan Mark sendiri.
"Sangga kepalanya yang bener ya."
Mark mengangguk dengan kaku, kalau di ingatkan begini ia jadi parno sendiri, soalnya kepala Chenle masih lembut sekali.
"Biasa aja mukanya." Haechan terkekeh, sedikit menyugar rambut Mark yang turun menutupi matanya. Beberapa saat setelahnya Haechan berlalu ke dalam untuk membuatkan Mark sarapan.
Beberapa menit berlalu Haechan kini sudah kembali, terkejut manakala Chenle sudah berubah posisi menjadi telungkup diatas dada milik Mark.
"Kok udah berubah?" Tanyanya sembari mendudukan diri di samping Mark. Menyuapkan satu suap roti untuk suaminya itu.
"Iya aku pindahin nya tadi hati-hati banget. Untung berhasil, mana anaknya anteng aja lagi." Ujar Mark sembari mengelus surai sang anak.
Haechan hanya menanggapinya dengan sebuah anggukan, menyuapkan satu potong roti kedalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
أدب الهواةYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...