94

74.2K 4.6K 857
                                    

GADA LANJUTAN DARI PART sebelumnya MENG:)

Kalo mau adegan selanjutnya nonton aja sendiri dah, di PS tuh banyak wkwwkwkk 🌚

Jangan teror Jee yaa bund, mood Jee lagi blesek banget gara-gara sakit gigi hueeee 😭

Yaudahlah yuk cusss!!!

.
.

Haechan saat ini sedang duduk di dekat jendela, pikirannya melayang pada buah hatinya yang tak pernah menghubungi, padahal sudah terhitung 4 hari mereka berpisah.

"Heii kenapa?"

Haechan tak menoleh, memejamkan matanya dengan wajah lelah, mereka memang habis melakukan hubungan intim lagi, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Sayang?"

Haechan yang sudah menyandarkan kepalanya menggeleng, "gapapa." Katanya lalu menarik Mark untuk memasukkan diri ke dalam pelukannya. Memejamkan mata kembali lalu menarik napas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan.

Haechan sedang berpikir apakah dirinya ini menjadi orang tua yang buruk bagi Chenle? Apakah keluarga kecil Jeno lebih nyaman di banding keluarganya sendiri bagi Chenle. Haechan merasa menjadi orang tua yang buruk untuk anaknya itu.

Dan Mark sendiri yang tahu bahwa suasana hati Haechan memang sedang tidak baik-baik saja hanya diam, tidak untuk sekarang kalau ingin menanyakan hal lebih jauh lagi.

Lama mereka berpelukan sampai akhirnya sebuah isak tangis terdengar begitu lirih, Mark mengelus punggung tersebut dengan pelan, ia tidak tahu apa yang membuat Haechan tiba-tiba menangis seperti ini.

"Aku mama yang buruk buat Lele, Mark." Katanya disela isak tangisnya, memeluk Mark dengan erat sedangkan wajahnya ia sembunyikan di dada bidang sang suami.

"Kenapa ngomong gitu?"

"Chenle keliatan gak perduli sama aku, sama kita. Dia bahkan gak ribut buat nelpon kita Mark, hiks."

"Sayang.."

"Dia gak mau punya Mama kayak aku ya? Dia lebih nyaman sama Jaemin daripada sama Mama nya sendiri, apa kasih sayang aku kurang buat dia ya Mark? Apa kalo aku marah itu suka keterlaluan? Makanya dia jadi gak suka-

- jangan berpikiran buruk dulu, kan aku udah bilang kalo dia masih anak-anak. Di rumah Jaemin ada Jisung, temennya Chenle. Dia tau nya cuma main terus, jadi wajar aja." Kata Mark, berusaha menenangkan sang istri dan membuat Haechan tetap berpikir positif.

"Yaudah besok kita pulang ya?"

"Kerjaan kamu?"

"Gapapa, nanti aku suruh anak buah aja. Lagian juga udah selesai kok."

Bukannya lebih tenang, Haechan malah kembali menangis, memindahkan posisinya diatas pangkuan Mark. "Maafin aku yaa, gara-gara aku overthingking begini kerjaan kamu jadi ke tunda."

Mark terkekeh, menepuk-nepuk bokong Haechan dengan pelan, "gak lah, kan emang udah selesai. Kamu kangen sama Lele kan?"

Haechan mengangguk lemah, sekarang Haechan sudah terlihat seperti anak kecil ketimbang istri yang habis di gagahi oleh suaminya ini.

"Mau telpon Jeno atau Jaemin gak?"

Haechan menggeleng, "gak usah, besok aja biar jadi kejutan."

Mark mengangguk, lalu mengusap daerah punggung Haechan untuk menenangkan sang istri. Tanpa tahu bahwa usapan tersebut ternyata berhasil membuat Haechan terlelap di pangkuannya. Dan Mark hanya tersenyum, mengecup pelan kening Haechan dengan sayang.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang