"Mark?"
"Hm?"
"Mau kumpul dong, udah lama engga." Kata Haechan dengan wajah yang ia buat semanis mungkin.
"Boleh, mau yang dimana?" Tanya Mark, ia mengecupi pucuk kepala Haechan yang masih dilapisi handuk putih.
"Tempat aku biasa suka ngumpul, tapi maunya ada Sungchan sama Soobin nya." Haechan menyengir, ia mendongak untuk melihat kearah sang suami.
Mark sendiri yang mendengar itu lantas langsung saja menghentikan gerakan tangannya, ia menunduk untuk melihat kearah sang istri.
"HAH MAKSUDNYA APAAN? GAK-GAK?!" Ujar Mark dengan nada perotesan yang amat kentara sekali.
"Ihh kan tadi udah janji jangan marah!"
Mark terdiam, ia menunggu Haechan untuk melanjutkan kata-katanya lagi.
"Gak tau, lagi mau ketemu aja sama mereka," Haechan menundukkan kepala, ia memeluk Mark dengan manja. "Boleh ya Baba?" Ujar Haechan kembali dengan nada manja.
Mark mengembuskan nafasnya berat, baru tadi ia tidak suka jika Haechan membahas soal mantan, dan sekarang apa ini? Istrinya malah mau bertemu dengan manusia yang sudah Mark blacklist untuk berdekatan dengan sang istri.
"Kamu jangan aneh-aneh dong By."
Haechan menggeleng, "engga, mana ada kan cuma mau itu aja. 'gak tau nanti sih'." Haechan mengedipkan matanya, tentu saja kata-kata terkahir ia suarakan hanya dalam hati.
"Hm, yaudah. Awas aja tapi kamu nanti mau yang aneh-aneh." Ujar Mark, ia menciumi pipi Haechan dengan gemas.
"Tapi kamu yang nelpon mereka buat kesana ya."
Mark membelak, ia langsung menarik Haechan kedalam pelukannya, atau malah ia yang masuk kedalam pelukan sang istri.
"Gak ah, kamu mah. Lagian juga mereka pasti ada di sana," Rengek Mark, bukannya apa mereka ini kan beda circle jadi ya Mark agak canggung kalau tiba-tiba menelpon dan mengajak untuk nongkrong bersama. Iya kan? Tolong bantu Mark menjawabnya, sekarang!
"Buat yang ini engga ya By, okay? Suruh temen kamu aja lah Jaemin kek apa siapa kek jangan aku, please." Mark memelas, ia menatap Haechan dengan wajah merengek miliknya. Yang mana berhasil membuat Haechan terkekeh, ia mengangguk juga akhirnya, membuat Mark tersenyum sumringah setelahnya. Tidak tahu saja kalau nanti malam mungkin senyum Mark akan hilang dibuat oleh Haechan.
Jadi sebelum itu mari membuat Mark bahagia terlebih dahulu. "Mau main game gak?"
"Apa?"
"Gunting batu kertas aja, yang kalah harus cium yang menang."
Mark tersenyum mendengarnya, "kalo yang menang?"
"Boleh minta apa aja sama yang salah." Kata Haechan sambil tersenyum kecil, senyum yang berhasil membuat seorang Mark Jung gemas bukan main. Kalo ini mah sudah pasti Mark suka, dia menang banyak soalnya.
"Ayo main.."
Haechan mengangguk, ia sudah siap mengeluarkan batu miliknya dengan semangat. Mereka melihat satu sama lain, Haechan mengeluarkan batu sedangkan Mark mengeluarkan gunting, otomatis Haechan yang menang. Laki-laki manis itu bersorak ia sudah menatap Mark dengan wajah mengejek miliknya.
Kalau Mark sih tidak masalah, mau menang mau kalah dia tetap akan untung nantinya.
"Siapa dulu nih yang kena?" Tanya Mark.
"Kamu lah, kan aku yang menang."
"Yaudah apaan?"
"Telpon Lucas dong, bilangin kalo kamu mau jadi pacar dia." Dengan entengnya Haechan berkata, Mark sendiri yang mendengarnya tersedak Saliva nya sendiri. Istrinya ini benar-benar yaa. Gak jadi enak semua kalo begini ceritanya, bahaya kalo Haechan yang menang!
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
FanfictionYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...