73

52.2K 5.7K 2.1K
                                    

"Rame ya?" Tanya Haechan ketika melihat parkiran markas ramai dengan mobil juga beberapa motor. Matanya juga melirik kearah pintu yang terbuka, sedikit penasaran ada siapa saja di dalam sana.

"Rame, markas mana pernah sepi, ayo masuk."

"Mereka gak risih nanti kamu bawa aku?"

Mark terkekeh, "siapa yang berani gitu ke kamu, Boss mereka itu aku otomatis kamu juga boss mereka lah."

Haechan mendongak, ia melihat kearah Mark yang menggenggam tangannya untuk segera memasuki markas yang berupa rumah besar tersebut.

"Mana bisa gitu."

"Bisalah, apa sih yang gak mungkin bagi seorang Mark Jung di dunia ini? Apalagi buat kamu, bisa semua."

"Halah basi."

Mark kali ini tertawa, "aku serius loh."

"Iyain aja, gak mempan." Kata Haechan, ia mencoba untuk biasa-biasa saja, padahal dalam hati menjerit luar biasa. Mereka masuk setelah Mark mendorong pintu untuk membukanya lebih lebar lagi. Kalo engga nanti istrinya nyangkut, kan gak lucu!

"Oii brooo." Sapa Lucas yang sedang bermain game bersama dengan Jeno. Mereka sedang serius tapi Lucas masih sempat-sempatnya menegur boss mereka yang datang berkunjung.

"Mabar kuy boss, sini-sini seru banget." Kata Hendry, ia menggeser tempat duduknya agar Mark kebagian duduk di sana, berkumpul dengan mereka bertiga.

Mark mengangguk, ia lalu menoleh kearah Haechan, syarat meminta izin pada istrinya itu. Ketika Haechan mengangguk, Mark lantas segera bergabung bersama ketiganya.

"Loh Haechan?"

Haechan yang baru saja duduk di sofa panjang tak jauh dari Mark lantas tersenyum ketika Dejun menegurnya.

"Haii Jun." Sapa Haechan dengan ramah, ia ingin kembali berdiri tapi Dejun segera melarangnya.

"Udah Chan duduk aja, baru aja duduk susah banget Lo mau bangun lagi." Kekeh Dejun sambil menghampiri Haechan.

"Tumben ikut Chan, gue dah lama gak ketemu Lo."

"Iya, gak mau sendiri dirumah, takut ih nanti ada apa-apa. Susah Jun sekarang hamil gede gini." Haechan terkekeh, ia mengusap perutnya dengan pelan.

"Lo apa kabar?" Tanya Haechan selanjutnya.

"Baik sih, gini-gini aja gue mah. Eh ngomong-ngomong udah berapa bulan?"

"Tujuh, 2 bulan lagi mau keluar nih si dedek." Lagi-lagi Haechan terkekeh. Berbicara dengan Dejun ini memang seru, Haechan juga nyambung berbincang dengan kekasih dari Hendry ini tapi ya itu, ada sedikit rasa canggung sebab mereka memang jarang sekali bertemu.

Beberapa menit berlalu kini keduanya sudah nampak akrab, obrolan juga makin panjang sekali. Entah membahas apa saja, tapi rasanya topik obrolan mereka tidak akan pernah habis.

"Eh iya, tadi gue buat puding. Mau gak?"

"Puding? Lo pinter masak?"

Dejun terkekeh, "puding doang elah, tunggu bentar ya gue ambil dulu." Kata Dejun, bertepatan dengan Haechan mengangguk Dejun berdiri untuk ke dapur.

Selagi menunggu Dejun kembali Haechan membuka handphone miliknya. Beberapa notif pesan masuk di handphone miliknya itu. Yang paling ramai adalah grub kelasnya juga grubnya dengan ketiga sahabatnya.

"Mark?"

Mendengar suara yang lumayan ia kenal Haechan lantas mendongak, kedua alisnya terangkat ketika melihat perempuan yang kemarin sempat menjadi perkara rumah tangga dengan Mark. Haechan pikir perempuan itu sudah pergi taunya masih betah di sini..

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang