Sekarang Haechan sedang duduk di sofa dekat jendela, kakinya ia selonjorkan sedangkan matanya fokus melihat kearah handphonenya sendiri. Bahkan Mark yang sudah ikut bergabung laki-laki manis itu abaikan.
"Nonton apa sih kamu?"
Setelah Mark bersuara barulah Haechan menoleh, ia mempause video dari YT yang ia tonton. Menunjukkan layar handphonenya pada Mark lalu kembali mem play video tersebut.
"Apaan tuh?"
Haechan berdecak, "tonton aja sih Mark, nanti juga tau sendiri."
Mark memberut, ia menyamankan kepalanya di dada milik Haechan, mengikuti sang istri yang fokus menonton video yang belum ia mengerti, ia hanya melihat seorang wanita yang terbaring di ranjang dengan perut besar miliknya.
"Kamu nonton video detik-detik mau melahirkan ya By?"
Haechan hanya mengangguk sebagai jawabannya, tak lama ia meringis, "sakit banget kek nya ya. Tadi aku nonton ada yang ngelahirin di dalem air loh Mark."
"Emang iya?"
Haechan mengangguk, "iya beneran, katanya bagus loh."
"Mau kamu?"
Haechan nampak menggeleng pelan, ia belum tahu, belum memikirkan hal-hal yang semacam itu. Yang ia pikirkan adalah bagaimana anaknya yang sedang berada di dalam kandungan sehat sampai ia lahir di dunia nanti, juga soal melahirkan mau normal atau caesar sekalipun ia tak masalah asal buah hatinya bisa hadir di dunia.
"By, kok melamun?"
Haechan terkesiap, ia melirik ke bawah hanya untuk melihat suaminya itu, "aku lagi bayangin gimana rasanya melahirkan nanti Mark, itu liat deh, mereka kuat banget, aku gak yakin aku bisa."
"Husst, kamu apa sih By pikirannya, gak bagus banget." Mark menatap Haechan dengan wajah protesnya, ia segera mengambil handphone yang berada di genggaman Haechan untuk ia ambil. Yang mana mendapati protesan dari si empunya.
"Apa? Gak usah nonton beginian kalo kamu pikirannya jadi jelek gitu, sini!" Mark menyembunyikan handphone tersebut, menarik Haechan kedalam pelukannya. Beberapa menit mereka terdiam hingga akhirnya Haechan teringat akan sesuatu.
"Chicken aku mana?" Katanya sambil mendongak, menagih janji Mark yang akan membawakannya Chicken yang banyak. Kalau soal makanan harus di ingat!
Mark yang tadi sibuk mengelus pinggang Haechan kini terhenti, dia melupakan tentang itu. Menunduk, Mark melihat raut wajah Haechan yang sudah masam. Wah sepertinya Mark membangunkan singa yang sedang bunting.
"Lupa By, maaf."
Haechan mendengus, ia hanya mengangguk, terlalu malas untuk menanggapinya, ia lebih memilih untuk memeluk tubuh Mark dengan erat, mendusalkan wajahnya di ceruk leher sang suami. Mengernyit ketika mencium Bau parfum yang terasa asing di penciumannya.
Ini bukan parfum milik Mark, Haechan yakin ia tahu betul bagaimana wangi dari suaminya sendiri. Memang masih ada bau Mark yang tertinggal namun bau nya sudah tercampur dengan bau parfum lainnya. Haechan memilih untuk tidak bertanya, karena ia takut akan jawaban yang akan ia dapatkan nanti.
Jadi sebaiknya ia tidak perlu mengetahui apa yang tidak seharusnya ia ketahui bukan? Memang adakalanya kita harus bersikap demikian, bersikap tidak perduli untuk menguatkan hati sendiri.
🔹🔹🔹
Mungkin di suatu hubungan memang sudah biasa jika mengalami sebuah guncangan, retakan atau pun bumbu-bumbu masalah yang lainnya. Jangankan di rumah tangga, masalah apapun bisa terjadi saat kita sedang di tahap pacaran. Masalah bisa kapan saja singgah tidak tahu tempat maupun waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
FanfictionYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...