15

75.7K 7.8K 1.2K
                                    

"Chan dengerin gue dulu"

Haechan terkekeh, melepaskan genggaman tangan Mark pada pergelangan tangan miliknya.

"Iya, apa? Gue dengerin. Buru tapi gue mau pergi" Haechan melihat Mark dengan wajah datar miliknya.

Sekarang pukul 8 malam, tadi sore-sore ada perempuan datang dengan pakaian minim miliknya ke apartemen mereka. Haechan yang saat itu habis mandi melihat kearah perempuan itu dengan tatapan aneh. Sebab yang tahu apartemen mereka ini setau Haechan hanya dirinya juga Mark dan juga orang tua mereka tentu saja, Haechan tidak memberitahukan alamat apartemen pada siapa saja termasuk teman-teman baiknya.

"Dia itu junior gue di SHS"

Haechan mengangguk, toh dia tidak perduli dengan itu semua, lagi pula kenapa Mark harus menjelaskan itu padanya?

"Ya terus kenapa? Gue gak perduli, udah kan?" Setelah itu Haechan berlalu. Meninggalkan Mark yang menatap punggung Haechan dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Sedangkan Haechan, laki-laki manis itu mendengus disetiap langkahnya, dia bilang sih tidak perduli tapi sebenarnya Haechan sangat-sangat amat perduli tentang siapa perempuan itu dan kenapa dia bisa mengetahui alamat apartemen mereka.

Tapi yaitu Haechan gengsinya sangat besar, sangat besar sekali.

"Gila gak dikejer dong gue" Haechan terkekeh, memasuki mobilnya dengan perasaan dongkol bukan main.

"Anjing kek anak gadis mau dikejar-kejar, bukan lo banget Chan.. Chan!" Melajukan mobil miliknya Haechan akan menuju rumah Jaemin, menjemput sahabatnya itu untuk sekedar nongki ala anak remaja.

🔹🔹🔹

Kini keempat laki-laki yang fashionable itu sedang duduk disebuah cafetaria yang biasa mereka kunjungi diwaktu senggang. Renjun yang sibuk ingin menyumbangkan sebuah lagu bersama dengan Yangyang juga Jaemin juga Haechan yang asik dengan dunia game mereka.

"Chan, belakang lu bego"

"Mana-mana?"

"Akhhu sakit sekali epribadihhh," dengan dramatis Haechan memegang dada miliknya, ia baru saja mati terkena tembakan dari musuh.

"Yaah Chan teganya dikau meninggalkan ku seorang diri," begitu pula kedramatisan seorang Na Jaemin ia keluarkan.

"Hai teman-teman malam ini saya akan menyumbangkan sebuah lagu, tapi belum tahu sih lagunya lagu apa, ada yang mau request?" Suara milik Renjun terdengar menggema diseluruh cafetaria.

"Know Me To Well aja"

Haechan yang mendengar seseorang mengucapkan judul lagu tersebut lantas menoleh, "kenapa sih orang-orang pada galau malam ini?"

"Okee, Yang lagu Know Me Too Well tau kan?"

Yangyang mengangguk, memetik gitar yang berada dipangkuannya. Siap menunjukkan bakat lihainya dalam memainkan benda yang dimainkan dengan cara dipetik tersebut.

Suara lembut Renjun diiringi petikan gitar dari Yangyang mengalun dengan indahnya di Cafetaria, membuat siapa saja yang mendengarkannya tanpa sadar tersenyum tipis. Berbeda hal dengan Haechan, tiba-tiba ia menjadi teringat tentang ia juga Mark yang tadi sempat bertengkar.

Ah apakah bisa dikatakan mereka sedang bertengkar? Bisakan? Atau mari sebut saja pertengkaran rumah tangga.

Mendengus ketika melihat Jeno, kekasih dari seorang Na Jaemin menghampiri laki-laki pemilik senyum menawan itu. Mungkin setelah ini ia akan menjadi nyamuk diantara keduanya. Alhasil ia kembali sok sibuk dengan handphone miliknya, membuka galeri yang sialnya disana terlihatlah sebuh foto pernikahan dirinya dan juga Mark.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang