40

74.7K 7K 1.3K
                                    

Malam ini rasanya begitu indah, Mark menatap kearah langit, dimana banyak sekali bintang yang bertaburan. Ah, tapi menurutnya bintang yang paling indah nan terang sedang berada didalam pelukannya. Seo Haechan, istri mungilnya.

Tak mereka hiraukan suara rusuh dari arah para orang tua, mereka fokus pada diri mereka sendiri, melihat bintang yang berkilau di langit yang membentang luas.

"Mark.. kamu bahagia gak?"

"Bahagia, banget."

Haechan mendongak, ia tersenyum lucu kearah sang suami. "Yang aku takutin, gak terjadi dan aku bersyukur sama hal itu." Haechan kembali menatap kearah langit.

"Apa? Kamu takut soal apa?"

"Aku yang gak seistimewa Mama sama Mami. Tapi ternyata Tuhan baik sama aku, buktinya Dia ngasih satu nyawa di dalem perut aku." Haechan tersenyum tipis.

"Iya, Tuhan memang baik. Gimana bisa gak baik sama makhluk semanis kamu." Mark mengecupi dengan gemas kening Haechan, entahlah rasanya makin hari Haechan ini makin menggemaskan dimatanya.

"Kamu mau anak cowok apa cewek?" Tanya Haechan, mulutnya lalu menyuap satu potong daging yang tadi Ten berikan.

"Cowok sih kalo bisa, biar bisa jaga adik-adiknya nanti. Tapi juga cewek gak masalah dia juga masih bisa jaga adik-adiknya nanti, bisa bantu kamu juga."

Haechan hanya mengangguk, ia menyamakan kepalanya di pundak lebar milik Mark. Dasar muda-mudi tidak tahu sopan santun, yang kerja para orang tua, jangan di contoh yang seperti ini ya!

"MAMAAA, MANA LAGI DAGINGNYA MAU DONG!"

"KESINI! JANGAN DUDUK TERUS, BANYAK GERAK, NANTI KAMU BISA-BISA JADI SUMO HABIS NGELAHIRIN."

Haechan membelak, ia menoleh kearah Mark yang sudah tertawa geli, "gak mau.. Mark? Nanti kalo aku udah gak imut lagi, gak indah kayak yang kamu bilang, kamu masih cinta aku gak?"

Mark kembali tertawa, padahal tawanya baru saja reda, "enggaklah, aku cari istri baru aja yang lebih cantik."

Haechan memberut, wajahnya nampak ingin marah tapi malah wajah sedih yang menggemaskan yang Haechan tunjukan, "Jahat banget ya, dari sekarang aja kita cerai kalo gitu."

Skak mat anda Mark Jung!

"LOH GAK GITU BY, AKU BERCANDA DOANG KOK GAK SERIUS." Teriak Mark, sebab Haechan sudah melangkah menuju para orang tua.

"BODO AMAT! Papa ayo kita bakar Mark disini."

"Loh kenapa? Masa kamu jadi janda kembang nanti." Johnny menatap Haechan bingung, tak lama mulut Johnny mendapatkan tepukan hangat dari sang istri.

"Mulutnya tuh ya gak bisa dijaga!"

Johnny memberut, ia memegangi mulutnya yang habis di tepuk. "hobi banget main kekerasan sih Ma, main lembut dong, Papa aja gak pernah main kasar sama Mama."

"Ya iyalah! Kamu main kasar? Aku masukin kamu ke kandang buaya, biar jadi santapan Sandra." Ujar Ten sambil menatap tajam kearah Johnny. Johnny sendiri hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar.

Johnny lebih baik pasrah kalau sudah bawa-bawa buaya yang namanya Sandra itu, sebab Sandra adalah buaya paling besar yang Ten punya. Sehari bisa menghabiskan daging sebanyak 5kg. Sudah bertelur ribuan kali, dirawat macam anak sendiri.

Haechan yang niatnya mengadu ternyata diabaikan, ia beralih kearah Taeyong yang sedang memotong motong beef.

"Mami kata Mark, Mark mau selingkuh. Mau cari bini baru kalo nanti Haechan udah ngelahirin badannya gak kayak sekarang."

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang