Haechan memejamkan matanya erat-erat, mulutnya sedikit terbuka hanya untuk menyuarakan desahan-desahan halusnya karena Mark yang menghujam dirinya dari arah belakang. Mereka belum pindah, masih ditempat yang sama dengan Haechan yang menumpukan tangannya pada punggung sofa serta Mark yang berdiri dibelakangnya. Menghujam miliknya dengan tempo teratur, tidak lambat juga tidak terlalu cepat.
Haechan sendiri juga tidak protes, ia hanya menerima dan menikmati apa yang suaminya itu berikan padanya, menunduk, Haechan tidak kuat lagi dengan semua kenikmatan yang telah Mark berikan. Mau menangis saja rasanya sangking enaknya, menoleh, ia melihat bagaimana wajah Mark yang juga tak beda jauh darinya. Suaminya itu terlihat merasakan kenikmatan akibat miliknya yang terbenam di lubang Haechan dengan sempurna.
"Kenapa?" Tanya Mark disela geramannya, ia tak bohong Haechan sangat menggairahkan malam ini.
"En..ahh enakk Markhh!" Jawabnya di sela-sela desahan yang tak bisa ia tahan. Tak lama Haechan menunduk kembali, ia sudah lelah sekali tapi ia enggan untuk mengakhiri kenikmatan yang melingkupi.
"Enghh Ya Tuhan.. ahh Markkhh nghh." Haechan mendongakkan kepala, ia menggigit bibirnya sendiri sangking nikmatnya pelepasan yang baru saja ia dapatkan. Tak lama setelahnya Mark juga menyusul, suaminya itu menggeram serta mendesah halus saat ia mencapai titik putihnya.
Tenang, Mark mengeluarkannya di luar kok!
Mark mendudukan dirinya di sebelah Haechan yang masih menenangkan diri, istrinya itu sedang mengatur nafas miliknya. Mark diam memperhatikan, Haechan ini menggemaskan sekali ya, wajahnya manis juga imut begitu. Haechan memang curang, sepertinya istri dari Mark Jung ini ketika pembagian wajah datang paling awal, makanya diborong semua, tampan, cantik, manis, bahkan imut juga diborongnya.
Ya Mark sih tidak masalah, sebab Haechan ini milik dirinya selamanya.
"Sini duduk." Kata Mark, ia menepuk-nepuk pahanya. Menyuruh Haechan untuk duduk di pangkuannya. Haechan sendiri hanya menurut, ia duduk dipangkuan Mark, yang mana membuat laki-laki itu menahan geramannya.
"Capek." Gumam Haechan, ia menyandarkan kepalanya di dada bidang milik sang suami. Mark langsung saja pasang badan, tangannya terulur untuk menyisir rambut Haechan ke belakang, peluh masih tersisa di sana.
"Iya udah gapapa sekali aja."
Dengan lemas Haechan menjawab, "emang kamu cukup sekali aja?"
"Ya engga sih, kamu mau aku sodok lagi."
Pluk
"Sodok-sodok, lambe mu sodok." Haechan mencomot bibir Mark, setelahnya mengecup bibir tipis itu sekilas.
"Bentar, aku nafas dulu, capek." Lanjut Haechan setelahnya.
"Gak usah di paksain, takutnya malah bahaya sama anak kita." Kata Mark, ia mengusap punggung Haechan dengan pelan. Mengatakan pada istrinya itu untuk tidak perlu memaksakan keadaan jika Haechan memang bener-bener sudah lelah. Kalo kata artikel yang Mark baca, ibu hamil tidak boleh sampai kelelahan jadi Mark tidak mau ambil risiko nantinya.
Tapi selanjutnya hal yang membuat Mark menatap Haechan tidak percaya adalah, istrinya itu sudah mengubah posisi duduknya menjadi menghadap kearahnya. Mengambil milik Mark sebenarnya sudah hampir tertidur, dengan berani Haechan menggenggam benda tersebut, mengocoknya agar benda itu kembali mengacung dengan sempurna, Mark memejamkan matanya, ia hanya bisa pasrah, sambil memejamkan mata Mark mendesah pelan.
"Sayang, pindah kasur aja ya. Di sini sempit."
Haechan mengangguk, ia segera berdiri di susul dengan Mark juga. Sesampainya di ranjang, mereka sudah pada posisi masing-masing. . Haechan mengarahkan kejantanan milik suaminya itu untuk masuk kedalam holenya. Ketika telah masuk dengan sempurna Haechan menggerakkan tubuhnya, kedua tangannya bertumpu pada perut Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
FanficYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...