88

48.5K 4.5K 395
                                    

"Haechan?"

Mendengar namanya di panggil Haechan kini membuka kedua matanya, menatap kearah Mark yang berada diatasnya.

"Eungh" Jawabnya disertai dengan desahan halus yang membuat Mark tersenyum.

"Kamu gapapa kalo Chenle udah punya adik?"

Haechan menggeleng dengan heboh di ceruk leher milik Mark. Menyuarakan kalau ia belum bisa untuk hal itu. Bukannya apa, Chenle masih kecil, bahkan umurnya saja belum ada 1 tahun dan Mark sudah memintanya untuk mengandung lagi? Haechan sudah pasti menolaknya mentah-mentah.

"Gak engh sekarang Mark.. Lele masih kecil, nanti kalo dia udah 3 atau ehmm ahh Mark." Haechan mengeratkan pelukannya. Menyuarakan lebih banyak lagi desahan erotis yang mampu membuat Mark makin semangat menggerakan pinggulnya di bawah sana.

"Aku mau.." kata-kata Haechan terhenti, ia sudah mengaitkan rapat-rapat kaki jenjangnya pada pinggang kokoh milik Mark yang terus menghujamnya tiada henti.

"Hmm, sedikit lagi." Mark lalu mempercepat gerakannya hingga tepat pada tumbukannya yang ketiga mereka melepaskannya secara bersamaan.

Haechan di bawah Mark terengah, wajahnya banjir akan keringat, bibir merah bengkaknya sedikit terbuka, mengatur napas miliknya. Beberapa menit mereka sama-sama diam hingga Haechan kembali teringat akan sesuatu.

Plak

"Bodoh!"

Mark sendiri yang hampir terlelap mendongak, melihat kearah Haechan yang sudah menatapnya dengan tajam.

"Kenapa?" Mark menatap aneh Haechan, sudah di kasih enak malah marah-marah, kan aneh!

"Kenapa di keluarin di dalem?" Sungut Haechan, wajahnya sudah memberut sebagai bentuk protesan terhadap suaminya itu.

Dan Mark sendiri hanya tersenyum bodoh menanggapinya dan tentu saja hal itu mendapatkan sebuah geplakan cinta dari seorang Haechan. Setelah itu Haechan berdiri, ia akan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Niat Haechan memang terealisasikan sebab Mark memang membawanya menuju kamar mandi, tapi bukan untuk membersihkan diri melainkan melakukan kegiatan yang lainnya.

Haechan sudah menungging, memamerkan bongkahan sintal miliknya yang sudah memerah sebab baru saja Mark tampar. Mark tersenyum ketika mendengar sebuah desahan yang Haechan keluarkan.

"Mark! Kita mau jemput Chenle enghh." Haechan menundukkan kepalanya juga memejamkan matanya ketika merasakan milik sang suami kembali memasuki lubang basah miliknya. Memaju mundurkan pinggul tersebut sampai terdengar bunyi tabrakan kulit antar kulit itu dengan nyaring.

"Ughh Markhh."

"Apa sayang?" Mark mendongak, melihat Haechan yang kini mendongakkan kepalanya, sedang sebelah tangannya memegangi salah satu lengan milik Mark yang bertengger di pinggang ramping miliknya. Lalu tak lama senyum simpul terbit di bibir tipis milik Mark, sudah lama mereka tidak melakukan ini pasca Haechan melahirkan dan ternyata rasanya masih senikmat ini.

Mark gemas, ia meremas cukup kuat bongkahan sintal milik Haechan, lalu menunduk dan menciumi serata ia gigiti kecil bahu sempit tersebut. Yang mana membuat Haechan sendiri menoleh, melihat Mark yang ternyata juga menatapnya dengan tatapan sayu. Mark makin mempercepat gerakannya, wajah Haechan yang terlihat keenakan membuatnya semakin semangat untuk mengejar pelepasannya.

Membiarkan sang istri lebih ribut lagi dalam menyuarakan desahan-desahan erotis yang menggema keseluruh penjuru kamar mandi mereka ini.

"Markk.. Markh." Racau Haechan ketika ia akan segera sampai lagi kali ini.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang