"ahh Mark, gue gak punya yang kayak cewek, ngapain lo semangat banget nyedotnya sihh", Haechan melihat Mark yang kini sibuk menyedot nipplenya, sudah seperti bayi yang sangat kelaparan saja.
Mark tak menjawab melainkan menambah rangsangan pada salah satu dada Haechan, Mark memilin nipple tersebut dengan sangat lihai, Haechan akui Mark memang sangat pandai dalam melakukan adegan ranjang, berbanding terbalik dengan coverannya jika sedang berada dikampus. Terlihat seperti anak polos juga lugu.
"Eunghhh Markkhh", Haechan menggeleng ketika Mark dengan tak terduka melingkupi daerah selatannya, Mark memasukan kejantanan Haechan kedalam mulut baiknya. Mark sendiri nampak masih tenang, mengulum milik Haechan yang mungil, memanjakan benda tersebut di dalam mulutnya.
Haechan? Jangan ditanya, laki-laki itu sudah terbaring pasrah dengan kepala mendongak, kedua tangan mencengram sisi bantal tidak tahan dengan segala kenikmatan yang Mark berikan.
"Sial, ahh kenap-ahh enaakk bangeett", racau Haechan ditengah-tengah desahan ribut miliknya, Mark terkekeh disela kegiatannya. Menatap laki-laki yang berstatus sebagai istrinya itu dengan senyuman miring miliknya.
"Makanya jangan liat orang dari coveranya aja", Mark kini sudah berpindah, tangannya sekarang yang bekerja sedangkan ia sendiri berada diatas Haechan, menatapi wajah manis yang berpeluh. Merah, dengan bibir bengkak yang menggoda.
"Eunghhh iyaah, l-loo eumhhhh Markkhh", Haechan menatap Mark dengan tatapan sayu miliknya, mengatakan bahwa permainan tangan Mark dibawah sana sangat gila menurutnya, Haechan sampai tidak bisa untuk berbicara.
"Apa hm?"
"Nantiihh, gimana gue mau ngom-monghh kalo lo gerakkh teruusshhh", jawab Haechan frustasi, Mark malah tertawa masih sempat ingin menjawab dalam keadaan seperti ini. Haechan memang benar-benar luar biasa. Akhirnya Mark sedikit memelankan gerakan tangannya, membiarkan Haechan untuk berbicara sebentar saja.
"Iya, kayak lo luaran aja gitu tapi taunya lihat banget AHH SIALAN", Haecan mengumpat diakhir sebab Mark mengocok miliknya dengan cepat.
"Lo gak tau gue, nanti pelan-pelan lo bakal tau aslinya gue kayak gimana", Mark menyambar mulut Haechan untuk ia lumat.
'gini aja gue udah syok, gimana kedepannya', batin Haechan.
Beberapa menit setelah Haechan mengeluarkan cairannya entah untuk yang keberapa kali, tubuhnya sudah lemas sekali. Mereka bermain entah berapa jam lamanya, seperti binatang dimasa kawin. Mereka seberingas itu untuk pasangan yang menikah karena perjodohan.
"Lagi?"
Haechan menggeleng kuat, ia benar-benar sudah lelah, bahkan tubuhnya serasa tidak sanggup hanya untuk bergerak barang sesenti pun. Dan Mark meminta lagi? Haechan akan pingsan kalau begitu ceritanya.
Tapi hayalan Haechan untuk tidur nampaknua hanyalah hayalan berlaka karena Mark kini sudah memposisikan miliknya di hadapan hole Haechan yang memang masih basah.
Ronde ke 5
Atau berapa?
Entahlah Haechan sudah tidak ingat lagi tentang itu, yang ia bisa hanya mendesah pasrah dibawah kukungan Mark saja.
🔹🔹🔹
"Mau kemana lo?", Haechan yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya terbangun karena suara benda terjatuh, menatap sinis kearah Mark yang penampilannya berubah kembali menjadi Minhyung.
"Kuliah"
Melirik jam yang terletak di dinding di hadapannya Haechan membelak, "gilaa lo gak bangunin gue?!", Hardik Haechan menatap Mark dengan sengit, menyibak selimut yang ia gunakan yang mana membuat Mark menaikkan sebelah alisnya.
"Shhh, sakit banget", ringisan tertahan dari Haechan terdengar membuat Mark melirik istrinya itu.
"Mau kuliah? Emang bisa jalan?"
Wajah yang Mark tunjukkan rasanya membuat Haechan ingin memberikan bogem cuma-cuma, tapi apalah daya bergerak saja ia kesusahan begini.
"Gara-gara lo anjing"
"Mulutnya lemes banget"
"Dih, kek lo gak pernah aja"
Mark mengedikkan bahu, lalu berjalan kearah luar kamar hotel, Haechan tentu saja membelak, jadi sungguhan dia akan ditinggalkan? Dihotel dan sendirian? Waah Mark Jung memang benar-benar bajingan.
"Kau meninggalkanku?"
Mendengar perkataan Haechan, Mark tentu saja menoleh, "kenapa? Gak usah manja. Bukan cewek kan?"
What? Astaga Haechan rasanya benar-benar ingin menerjang wajah tampan suaminya itu. Iya dia memang bukan perempuan, tapi!!! Apakah Mark sialan Jung itu tidak sadar apa yang dia lakukan semalaman pada Haechan? Disetebuhi hingga hampir pingsan, dibuat tidak bisa berjalan dan sekaran? Ia ditelantarkan!
Bagus, bagus sekali memang keturunan Tuan Jung yang terhormat itu. Dengan wajah menahan kesal juga sakit Haechan mencoba bangun, membawa serta selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
Dengan tertatih berjalan menuju kamar mandi, ia perlu mandi, tidak mau hanya terbaring dengan bau percintaan dimana-mana, menurutnya hal itu sangat-sangat menjijikan.
Belum hilang rasa kesal di hati kini Haechan dibuat terkejut karena tubuhnya sudah melayang, mendongak melihat siapa gerangan yang mengangkatnya tiba-tiba begini.
Bodoh, siapa lagi kalau bukan Mark Jung kan? Suami sialannya itu.
"Jangan pasang muka kaya gitu, udah bagus ditolongin"
"Tsk, kalo gak ikhlas gak usah, gue bisa sendiri"
"Dan sayangnya gue gak percaya", Mark mendudukan Haechan diatas closet duduk yang ada di sana, membuka lilitan selimut yang menutupi tubuh polos Haechan. Mau bagaimanapun galaknya Haechan, ia masih tetep malu.
Dengan gugup menatap Mark yang berdiri dihadapannya, "gu-gue bisa sendiri, gak usah dimandiin"
"Panggil gue kalo udah selesai"
"Lo gak jadi ke kampus?"
Mark menggeleng, "gak, bahaya kalo lo gak ada yang manjain nanti", setelah itu Mark benar-benar keluar dari kamar mandi, meninggalkan Haechan yang menatap daun pintu tempat Mark telah menghilang dengan tatapan speechless.
Beberapa menit berlalu Haechan sudah selesai, tubuhnya sudah bersih dan juga wangi. Baru hendak berdiri tiba-tiba ketoka dari balik pintu mengintruksi dirinya. Hampir saja terjatuh kalau Haechan tidak sigap menahan tubuhnya sendiri.
"Udah belum?"
"Udah"
"Gue masuk?"
"Hmm"
Tak lama pintu terbuka, memperlihatkan Mark dengan pakaian santainya, tidak seperti tadi yang rapih juga yaa seperti Minhyung pokoknya.
Dalam satu gerakan Haechan sudah berada di dalam gendongan Mark. Laki-laki tampan itu membawa Haechan untuk duduk di atas tempat tidur, mengambil hairdryer untuk mengeringkan rambut Haechan.
"Kenapa?"
"Apa?"
"Perhatian? Lo mau buat gue baper yaa?"
Mark terkekeh, menjentik dahi Haechan hingga sang empunya mengadu, "enak aja, gue emang gini. Gak usah baper"
Haechan mencebiikan bibirnya, lalu diam membiarkan Mark bermain dengan rambut basah miliknya. Entah diam atau melamun yang hanya dapat Haechan lakukan sekarang.
Sebenarnya ia sedikit memikirkan tentang ia yang memulai semuanya lebih dulu, dan lihatlah sekarang?! Ia yang malah tunduk dibawah kuasa Mark karena permainan yang coba ia buat sendiri.
🔹🔹🔹
Sampaiii jumpaaaa di part selanjutnya yaaaa
Kalo mauu cepet-cepet di update lagiii ayoook makanya komennn ihihi
Babaiiii 💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
FanficYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...