44

60.8K 6.6K 871
                                    

Hari ini mungkin adalah hari terberat untuk Mark dan hari tergalau untuk seorang Lucas, sebab laki-laki bongsor itu terlihat menekuk wajahnya. Menatap kosong kearah depan, seolah hidupnya sedang dibebani begitu banyak cobaan.  Oleh karena itu Mark merasa harinya berat karena melihat Lucas galau seperti itu, sedikit mengerikan soalnya.

"Lo kenapa sih? Ngeri gue ngeliat Lo kek ayam ke telen karet gitu." Ujar Hendry, laki-laki itu bertanya ketika sudah tidak tahan dengan diam nya Lucas hari ini.

"Iya, gak sawan kan lu? Ngeri juga nih." Sang kekasih dari Hendry ikut menimpali. Wajahnya menunjukkan bahwa ia kesal namun juga terselip rasa khawatir di dalam sana.

"Beneran aja ini mah, harus di mandiin kembang tujuh rupa biar setannya ilang. Cas? Buset Lo kenapa sih?" Hendry bertanya dengan frustasi, ia bahkan sudah menutup laptop miliknya, memasukkan benda yang sangat berharga itu kedalam tas laptop itu sendiri.

"Cas, rokok." Mark memberikan sebatang rokoknya pada Lucas, yang mana laki-laki itu langsung terima. Tatapannya kembali terisi hanya sekedar untuk mematik api ke ujung rokok miliknya.

"Kalo ada masalah ya cerita, siapa tau kita bisa bantu." Kata Mark, kemudian ia juga mengambil satu batang, melakukan hal yang sama seperti Lucas, tak ada salahnya menemani sang teman di sepanjang ceritanya nanti bukan?

"Gue bingung." Lucas menghembuskan asap rokok miliknya, wajah dari laki-laki bermarga Wong itu terlihat sekali bahwa ia sedang mengalami galau yang teramat berat.

"Kenapa? Cinta?"

Lucas mengangguk, membenarkan pertanyaan yang Mark lontarkan, "kenapa ya kisah cinta gue tuh gini amat, gue suka sama Renjun et dapet kabar kalo dia udah jadian sama Guanlin, nyesek banget."

"Emang iya, tau dari siapa Lo?" Dejun bertanya, ia tidak percaya kalau apa yang dikatakan Lucas itu adalah sebuah kebenaran, sebab Lucas adalah tipikal orang yang hanya tahu dari satu sisi saja. Padahal sebenarnya belum tentu hal itu adalah sebuah kebenaran.

"Kabarnya sih gitu."

"Kabarnya! Lo sih gak gantle, kalo emang suka ya bener-bener dong deketinnya." Kali ini sebuah toyoran Lucas dapatkan dari Dejun.

"Udehh yaa Inem, mau sebener apa lagi gue deketin dia, dianya aja emang gak suka sama gue." Lucas mengacak rambut tertata miliknya. Sudah tidak perduli lagi jika hal itu mengurangi ketampanannya, biasanya sih laki-laki yang dijuluki kingkong oleh Renjun itu berkata seperti itu.

"Jadi? Mau nyerah Lo?"

"Terus gue mau gimana?" Tanyanya dengan wajah melas, ia bergelendot manja dibahu milik Mark, Mark sendiri langsung saja mendorong tubuh bongsor teman seperjuangan itu.

"Lo berat setan!"

Lucas hanya dapat medengus ketika mendapati Mark memelototinya. "Gue lagi galau nih bro, hibur kek apa kek. Laknat semua dah Lo pada jadi temen." Rengeknya, ia lalu menyandarkan punggungnya pada punggung sofa.

Ternyata pasal mencintai itu sangat sulit ya, apalagi mencintai orang yang jelas-jelas tidak menyukai kita, apalagi orang itu sampai menunjukkan sekali rasa tidak sukanya tersebut. Lucas berpikir betapa beruntungnya orang-orang yang perjalanan cintanya sangat mulus, contohnya sahabat-sahabatnya sendiri. Saling mencintai satu sama lain, tanpa ada yang pihak yang tersakiti.

🔹🔹🔹

"Yang, gue mau tanya deh ama lu." Haechan sudah menatap Yangyang dengan kedua mata menyipit. Kali ini mereka sedang menunggu Miss Tif yang sebentar lagi jam pelajarannya akan segera di mulai.

"Apaan sih beb? Ngeri amat ekspresi muka Lo." Yangyang menoyor wajah Haechan.

"Duda'an Lo tu kerjanya apa?"

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang